Bab 15

831 177 51
                                    

Senyuman terkembang di bibir Yunho tatkala menyelesaikan memeriksa dan menandatangani dokumen. Ia merenggangkan sedikit otot punggungnya, dan pandangannya langsung tertuju kepada Jennifer. Kebetulan sekali pandangan mereka saling bertemu dan ia segera berdiri dari kursi. Sial, ia memeriksa dokumen cukup lama. Sehingga membuat pujaan hatinya menunggu terlalu lama. Merasa bersalah, Yunho menghampiri Jennifer.

"Lama sekali ya? Maaf Sayang," ujar Yunho dan duduk di sebelah Jennifer.

Menggeleng, Jennifer tidak akan mungkin berkata lama. Ia memahami bahwa memeriksa dokumen tidak langsung begitu saja. Salah-salah bisa saja bawahan memanfaatkan hal itu atau klien merasa diuntungkan dan dirugikan. Ia pun sejak tadi bermain games dan juga mengobrol dengan teman-temannya di group chat. Tentu, ia tidak mengaku sudah berpacaran dengan Yunho, kecuali Nana seorang yang mengetahuinya.

"Tidak apa-apa, kau pasti lelah, berbalik sebentar," sahut Jennifer dan Yunho terheran-heran, namun pria itu menurut dengan baik. Tangannya segera diletakan di bahu Yunho dan memijit pelan. "Bagaimana? Apa aku harus meningkatkan tenaga, Brownie?"

Yunho terkekeh, ia merasa lucu dengan panggilan Jennifer padanya Brownie? Ia tahu bahwa kerap pasangan memiliki panggilan unik. Tetapi, nama panggilan sayang Jennifer padanya terbilang unik, lucu dan imut. Ia saja sampai bingung untuk memberi panggilan sayang dan mesra apa pada si cantik ini. "Enak sekali, Sayang. Kau ahli dalam memijit hmm?"

Terkekeh, dulu Jennifer sering memijit ayahnya demi sesuatu yang diinginkannya seperti permen, cokelat, dan lainnya. Ah, ia lupa sekarang pun ia masih memijit sang ayah, tapi bukan karena ingin sesuatu, melainkan sebagai bakti anak kepada orang tuanya. Sejak kecil, ia tidak pernah melihat sosok ibunya. Tidak ada photo yang diperlihatkan sang ayah. Lalu, ia pun tidak akan berani memanggil Chaerim dengan panggilan Ibu. Pengasuhnya, ibu dari Jiyeon lah yang ia panggil ibu. Karena alasan itu ia merasa bersaudara dengan Jiyeon.

"Papa selalu membayar jika aku memijitnya," ungkap Jennifer seraya tersenyun mengingat ia kecil yang semangat memijit sang ayah.

"Ah begitu? Jadi aku pun harus membayarmu, Sayangku?"

Tertawa, tangan Jennifer terus memijit Yunho. "Apa yang kau tawarkan padaku untuk dibayarkan?" sungguh ia hanya bercanda. Jennifer bukan wanita matrealistis, toh ketika semuanya bisa ia beli sendiri untuk apa materi yang dimiliki orang lain.

"Sebentar," Yunho tertawa pelan, "Bagaimana jika kuberikan seluruh diriku padamu, agar kau tahu bahwa cintaku padamu saja tidak akan cukup untuk membayar apa yang sudah kau berikan padaku?"

Meleleh! Jennifer mengulum senyum, memang Jung Yunho adalah pakar. Ia sampai berdebar dan menghentikan tangannya. Pria itu segera berbalik dan pandangannya mata mereka bertemu membuat Jennifer semakin malu. "Uungh apakah itu berarti cintamu padamu tidak cukup besar?"

"Salah, Baby. Justru karena cintaku sangat besar dan kuat sehingga aku menyerahkan diriku padamu sebagai tawanan cinta, aku sangat mencintaimu," Yunho memegang tangan Jennifer. Ia mengecup tangan sang kekasih, kemudian kembali menatap ke manik mata Jennifer sebelum ia memeluk wanita itu dengan erat. "Aku tahu, kau mungkin tidak percaya, tapi aku benar-benar secinta itu padamu, kau menyenangkan, kau sangat membuatku tertarik, astaga andai aku bisa memberikan bulan, maka akan kuberikan padamu."

"Kenapa harus bulan? Kau ini," Jennifer tersenyum dengan manis seraya membalas pelukan hangat Yunho. Sekarang, ia tidak perlu merasa bahwa ia agresif karena memeluk kekasih sendiri.

"Agar kau tahu betapa besar niatku untuk membuat kau senang, Luv," sahut Yunho. Perkataannya memang terkesan gombal sekali, tapi percayalah instingnya sebagai player semasa dahulu tidak akan pernah salah. Wanita ini akan semakin lengket padanya.

The SecondHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin