Bab 36

805 166 31
                                    

Acara pernikahan Hyunbin dan Yeejin di depan mata. Jennifer terlalu sibuk untuk mengurus beberapa hal karena sang kakak sulung akan menikah. Tidak tanggung-tanggung ia juga memesan dua gaun untuk acara tersebut, satu gaun formal, satu lagi gaun non formal nan cantik sekali, tak lupa ada hanbok yang juga akan ia pakai, karena konsep pernikahan Hyunbin. Ya, di awal mereka sekeluarga memakai hanbok, lalu ketika acara umum akan memakai gaun.

Untuk warna gaun, ia sudah sesuaikan dengan stelan yang akan dikenakan Yunho kelak. Ia benar-bener kerja ekstra beberapa minggu ini. Beruntung saja Chaerim dan keluarganya tidak mencari gara-gara. Barangkali mereka sudah diperingati sang ayah. Dan hubungannya dengan Yunho pun tidak ada hambatan. Mengenai Jiyeon, ia sudah melaporkan kelakuan wanita itu kepada ibunya. Dan sungguh ibunya sangat terkejut. Jennifer tidak ingin menyebarkan kejahatan Jiyeon kepada yang lain. Yunho juga melarang hal itu.

Bahkan, karena terlalu sibuk. Ia jadi tidak bisa liburan ke Jeju dengan Yunho, dengan begitu semestinya ia tidak mengkonsumsi pil KB dahulu, toh itu pun tidak terjadi. Namun, Heechul menyuruhnya terus meminum tanpa absen satu hari pun. Sebenarnya, ia takut saja jika ia menikah lantas akan lama memiliki anak akibat efek obat KB yang terus diminumnya sebelum menikah. Namun, lagi-lagi Heechul mengatakan bahwa itu tidak benar. Sebaliknya, ada metode program hamil dengan meminum pil KB beberapa bulan. Dan hal itu dibenarkan oleh dokter kandungan.

Well, ia tidak muluk-muluk, pernikahannya dan Yunho pasti diinginkan kehadiran seorang cucu, terutama dari keluarga Yunho. Ia tidak ingin mengecewakan sebagai seorang menantu, meski ia memiliki keinginan untuk menikmati masa pacaran lebih lama ketika menikah nanti, tapi ia bisa memaklumi, jadi mungkin Jennifer akan mengatut segala perihal dengan Yunho agar semua lebih baik.

Mendengus ketika melihat dokumen yang menurut Jennifer tidak ada habisnya, rasanya ia ingin mengatakan resign saja kepada sang ayah. Ia tahu temannya pun bekerja juga sehingga ia tidak memiliki teman andai menganggur, entah sebenarnya ia mulai suka belajar untuk mengurus pekerjaannya, akan tetapi jika terlalu banyak ia pun tidak suka, seperti sekarang.

Ia menyandarkan punggung ke sandaran kursi empuk. Mengambil ponsel dan mengirimkan pesan kepada yang tercinta.

Brownie Honey ♡

Honey, tolong culik aku dari sini!

Berharap Yunho merespon dengan baik, ia menunggu balasa dari Yunho. Memamg sedikit lebih lama, tapi ia memaklumi karena Yunho adalah type pria yang memberinya perhatian disela kesibukannya. Kala ponselnya berdering notifikasi, Jennifer langsung melihatnya dengan perasaan senang.

Brownie Honey ♡
Tunggu Sayangku, aku sedang ada rapat.

Jeje
Baiklah, semangat! Aku rindu ~

Nah ini yang dimaksud Jennifer, pria itu sedang rapat tapi masih membalas pesannya. Ia merasa sangat senang karena di nomor satukan.

———

Memeriksa dokumen yang sudah setengah diselesaikan, Jennifer terkejut ketika pintu ruangannya terbuka. Ia segera menatap ke ambang pintu, lantas senyum sumringah terkembang dibibir Jennifer. Ia segera berdiri dan berlari pelan ke depan pintu, segera memeluk sang tamu, ia terkekeh pelan karena pelukannya tentu berbalas.

"Masih rindu?" tanya Yunho dengan pelan.

"Masih, kau sibuk sekali umh?" tanya Jennifer dan menatap lekat wajah Yunho. Pria itu langsung membubuhi bibirnya dengan kecupan-kecupan ringan yang bertubi.

"Iya, maaf Baby. Ada beberapa rapat di kantor dan dengan klien," sahut Yunho, lalu ia masuk ke dalam dan menutup pintunya dengan segera. Ia langsung memeluk erat sang kekasih dan mencium tengkuk wanita itu.

Well, ini kali pertama Yunho bertindak sejauh ini. Wajarkan? Mereka sudah nyaris dua bulan pacaran, dan ia belum mencium Jennifer dengan penuh gairah meski gairah dan keinginan itu selalu ada, namun ia selalu mengingat tentang apa yang dikatakan Namgil kepadanya. Sekarang, ia begitu rindu dengan Jennifer, mereka berdua terlalu sibuk hingga intensitas pertemuan mulai merenggang.

Menciumi wangi parfum Jennifer, Yunho suka sekali. Ia merasa kekasihnya ini sangat pas. Hasrat ingin mencumbu wanita ini mulai terbit lagi, Yunho harus bisa menahannya. Ia menyudahi menciun tengkuk Jennifer dan menangkup pipi sang kekasih dengan lembut.

"Ayo kita keluar bersama, aku sudah meminta izin kepada Paman Namgil untuk menculikmu," Yunho terkekeh, ia tidak mau ada kesalahpahaman kelak, dan selalu meminta izin walau lewat pesan kepada calon mertuanya.

"Ayo Honey," Jennifer bergegas, ia menjauh sebentar dari Yunho, dan membereskan barang-barangnya dimeja. Lalu menjinjing tasnya dan menggandeng lengan Yunho dengan segera.

Jujur, Jennifer tidak peduli pria itu mengajaknya kemana, baginya asalkan bersama Yunho saja sudah sangat senang. Jadi, ia akan membiarkan kemana pun kekasihnya ini membawa.

———

Jennifer terkejut tatkala Yunho memasuki area bandara, ia menoleh kepada pria itu dan Yunho hanya tertawa saja. Ia memperhatikan wajah kekasihnya yang masih tersenyum-senyum, ini benar-benar tidak lucu. Mengapa mereka ke bandara?

"Bisa jelaskan kemana kita Mr. Jung?" tanya Jennifer dengan tegas.

"Hmm, apa penculik harus mengatakan kemana kepada yang diculik, bagaimana jika dia—"

"Sayaaaang, kita kemana!" Jennifer merengek, ia menggunakan wajah memelas dan terus memandang kepada sang kekasih.

Yunho menoleh sejenak dan semakin tertawa, ia fokus mengemudi dan menjawab pertanyaan bernada rengekan manja tadi, "Ke Jeju, kau ingin sekali ke sana kan?"

Jennifer terkejut bukan main? Mereka ke Jeju? Ia bahkan tidak mempersiapkan apa-apa. Mengapa Yunho tiba-tiba begini?

"Hon, serius? Kita ke Jeju?"

"Iya Baby, aku sudah membeli tiket, kita akan ke Jeju, kau perlu istirahat sejenak, Paman Namgil pun setuju dengan ini, kau tidak mau kita ke Jeju, hmm?"

Menggeleng, bukan karena tidak mau tapi sebaliknya, Jennifer langsung mengumbar senyum dan menjawab antusias, "Mau Honey, aku mau sekali, tapi kita tidak membawa apa-apa?"

"Kita beli seperlunya di sana, Sayang."

"Uugh bagaimana dengan bikini yang sudah kubeli online, sayang sekali tidak bisa kupakai!" Jennifer menatap lekat Yunho, ia benar-benar kecewa karena tidak bisa memakai bikini yang sudah dibelinya.

Spontan, Yunho terbatuk-batuk. Ia menggeleng pelan dan berucap dengan tegas, "Tidak ada acara pakai bikini, kita tidak akan—"

"Tapi kita di Jeju, Hon. Apa lagi villa keluargaku menghadap ke pantai," menyela, Jennifer menatap penuh terluka.

Belum tiba di Jeju, tapi kekasihnya ini sudah ingin memanipulasi keadaan. Yunho terkekeh pelan lalu menjawab, "Kita ke villa keluargaku, menghadap pantai, tapi aku tidak mau bermain di pantai."

"Lalu untuk apa ke Jeju jika tidak ke pantai?"

"Berduaan denganmu, kenapa tidak boleh?"

Nah, jawaban itu membuat pipi Jennifer memerah seketika dan senyuman malu-malu sedikit terkembang di bibirnya. Ia malu sekaligus senang sekali dengan jawaban Yunho.

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Rules 35 komentar.

.
.
.

The SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang