Prolog

3.2K 243 38
                                    

Mengherankan! Itulah salah satu kata yang terlintas bagi Jennifer. Ia menatap seorang wanita yang menangis sesegukan dihadapannya dengan segudang cerita yang baru saja diluncurkan. Jauh-jauh terbang dari Korea ke UK, wanita ini sepertinya memang tengah sangat sakit hatinya. Ia pun merasa kesal dengan cerita yang di dengar, tak pelak jika ia mengambil hati untuk hal ini.

Ia memeluk si wanita dan mengusap punggungnya. Entah, apa yang harus ia katakan, Jennifer tidak memiliki kata bagus untuk menghibur orang dalam posisi seperti ini. Ia hanya terdiam seraya terus memeluk menguatkan. Tak terbayangkan jika ia mengalami hal itu, ia pasti juga merasa bahwa dunianya akan hancur.

"Jaejoongie, aku tidak bisa seperti ini huks, aku tidak bisa melihat dia dan wanita itu bahagia sementara aku dicampakan begitu saja, huhuhu."

Tangisan itu menjadi-jadi dan Jennifer menepuk punggung si wanita. Ia bahkan ingin mengatakan bahwa ia tidak tahu kabar pernikahan wanita ini dan tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan cerita yang awal mula saja ia tidak mengerti. Namun, ia tahu dalam kasus ini Jennifer tidak bisa menyalahkan wanita ini, justru dukungannya yang dicari hingga wanita ini jauh-jauh dari Seoul ke London.

"Kau harus move on Eunni," hanya secercah kata itu yang bisa Jennifer ucapkan saat ini. Jujur saja ia bingung.

"Huhuhu bagaimana aku bisa move on? Pernikahan kami belum setahun dan dan dan..."

"Jika sudah begitu mau bagaimana lagi? Kau dan dia sudah sepakat bercerai, iya kan?" Jennifer hanya menyadarkan bahwa Jiyeon sudah menandatangani berkas cerai yang diajukan oleh sang mantan suami, jadi tidak ada gunanya wanita itu menangis tersedu dan menyesali keadaan.

"Dia memaksaku untuk menandatangani jika tidak dia tidak mau memberiku harta gono gini, huhuhu!"

Mendengar penjelasan demikian, Jennifer memutar bola matanya, benar-benar ada motif tersembunyi. Andai Jiyeon bersikeras dan tidak matrealistis mungkin wanita itu akan menang dipersidangan tapi Jiyeon gegabah sekali, ia pun tidak bisa menyalahkan hal ini, iya kan? Mungkin Jiyeon tidak tahu masalah hukum dan tidak ada pengacara yang mendampinginya.

"Lalu sekarang kau mendapat bagian harta gono gini dan kau terbang kemari untuk menghabiskannya?" Jennifer melepas pelukan pada Jiyeon dan menatap lekat si wanita yang masih sesegukan.

"Tidak Jaejoong-ah, aku menabungnya. Aku harus membeli apartemen yang bagus dan lagi banyak yang harus kubeli setelah berpisah dengannya," Jiyeon menunduk dan menarik tisu yang ada di atas meja. Ia melirik Jennifer dan menatap lekat, "Jaejoongie, aku tidak terima wanita itu mendapatkan mantan suamiku, jika aku tidak bisa maka dia pun tidak bisa. Tolong aku!"

Ucapan Jiyeon mengejutkan Jennifer, ia menatap wanita itu dengan pandangan terkejut yang kental. Suara Jiyeon jelas terdengar menggebu-gebu sekali. "A-apa yang bisa kubantu? Aku tidak —"

"Kembali ke Seoul bersamaku rebut mantan suamiku! Kau harus mengacau hubungan mereka, kau cantik, sangat cantik, kau juga memiliki body yang bagus, ukuran bra 38 B, bokong besar, dan pinggang kecil. Body yang kau miliki adalah impian! Kau harus menggoda pria itu dan buat dia meninggalkan wanita bedebah itu!"

Mulut Jennifer membentuk huruf O dengan lebar. Ia tidak percaya hal aneh ini tercetus dari Jiyeon. Ia diminta menggoda mantan suaminya? Astaga, ini konyol sekali. Bagaimana bisa hal ini ia lakukan? Menggoda seorang pria dan membuat wanita yang diduga adalah penyebab perceraian Jiyeon dicampakkan oleh pria itu. Kedengarannya ini adalah revenger yang bagus, tapi juga terdengar terlalu aneh. Kemungkinan gagal jelas ada. Dan ia cukup malas berurusan dengan pria yang tidak setia.

"Aku—"

"Ayolah Jaejoongie, ayahmu pasti juga akan senang jika kau kembali ke Seoul dan ingat ibu, ibu pasti akan senang sekali jika melihatmu!"

Menatap bingung Jiyeon, Jennifer bingung sekali. Apa lagi Jiyeon menyebut nama ayahnya, ah memang orang tuanya sudah menyuruh ia kembali tapi ia masih terlalu betah untuk tinggal di luar negeri.

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

FF baru huks, iya.

Btw, hari ini aku ultah ya 🥳🥳🥳 .

.
.
.

The SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang