Bab 17

729 177 52
                                    

Mendapat kiriman!

Senyuman terkembang penuh di bibir Bora kala seorang security tempatnya bekerja memberitahu bahwa ia mendapat kiriman. Ia melihat bucket bunga dan serta cokelat, tentu hal ini mengejutkan dan sangat tidak terkira. Ketika di tanya siapa yang mengirimkan, security itu hanya menunjuk kepada kartu ucapan yang ada tersemat.

Sebenarnya Bora yakin sekali ini adalah dari Yunho, pria itu sangat susah dihubungi dan mengaku sibuk terus menerus. Ia mencoba berbaik sangka, dan benar saja ia mendapat hal romantis ini.

Di depan kartu tertulis, From JYH. Sudah jelas kan ini dari siapa. Atau tebakannya benar. Ia semakin mengembangkan senyum dan meletakan bucket bunga dan cokelat ke atas meja kerjanya. Perlahan Bora membuka kartu yang ada, senyumannya terkembang lebih dari yang tadi, namun sejurus kemudian langsung padam dengan kerutan kening yang menggantikan pahatan indah senyuman Bora tadi.

"Apa ini?!" ujar Bora, dan ia mengulang-ngulang membaca isinya. Tetap, hal itu tidak berubah. Perasaannya berdebar kencang dan tangannya terkepal dengan meremas kartu tadi erat-erat.

———

"Tidak akan ada wanita lain, aku jamin! Kita bisa menuliskan poin-poin pra-pernikahan, aku ini bukan bajingan yang tidak puas dengan wanitanya," sahut Yunho dengan pasti, ia juga menarik pinggang Jennifer dan tersenyum lebar.

Sekarang pria itu bisa dengan mudah berkata demikian, tapi tidak tahu ke depan seperti apa. Ia sendiri harus mengorek lebih lanjut hubungan terdahulu Yunho dengan Jiyeon. "Oh? Bagus kalau begitu, lalu bagaimana—"

Jennifer terhenti karena tiba-tiba saja tempat ini ramai dan bahunya tidak sengaja ditabrak seseorang. Ia menoleh ke belakang, sial sekali wanita itu bahkan tidak meminta maaf dengannya.

"Mulai ramai, Baby. Bagaimana kalau kita ke restorannya?" Yunho menawarkan untuk mereka segera beranjak dari sini. Ia sendiri risih dengan banyaknya orang kemari secara tiba-tiba.

Mengangguk, Jennifer langsung memeluk lengan Yunho. Ia tidak ingin ditabrak lagi oleh seseorang. Dan Yunho dengan segera membawanya ke dalam, lalu menuju ke lift yang ada. Sebenarnya, ia masih kenyang tapi kemari tidak ke restoran rasanya kurang lengkap. Ia akan memesan dessert saja nanti.

"Apakah hari ini banyak yang berkencan?" gumam Jennifer, dan melirik Yunho.

"Sepertinya begitu ada juga yang tidak berkencan tetapi ingin kemari, kau ingin mengambil photo di sana tadi?"

"Ah benar!" Jennifer berseru, ia mengerucutkan bibir karena memang tidak sempat berphoto. "Kenapa baru mengingatkan?"

"Maaf Sayang, lain kali kita lihat gembok lagi dan—"

"Kita bikin gembok baru, uumh?"

"Okay, asal kau senang, apa saja," sahut Yunho, ia serius mengatakan ini, toh Jennifer adalah tahta nomor satu sekarang.

"Terima kasih Brownie, aku akan memberikanmu hadiah nanti," Jennifer berbisik, ia terkikik setelah mengatakan itu dengan sangat pelan.

"Apa hadiahnya?"

"Coba kau tebak?"

Pintu lift terbuka, mereka tiba di lantai restoran berada. Keluar bersama-sama, Yunho menjawab dengan santai, "Satu cup kopi americano?"

"Salah!"

Menggeleng, ia tidak ada clue untuk menebak hadiah sang kekasih. "Hmm, kemeja?"

"Bukan, Brownie," Jennifer tertawa dan mereka memasuki area restoran, seorang waitress langsung menyambut dan mengikuti mereka. Yunho melangkah menuju ke area pelataran atau terbuka restoran, pria itu mengambil tempat di salah satu meja.

Sang waitress memberikan buku menu, Jennifer memilih salah satu menu dessert, lava cake dan ice cream serta minumannya ia memilih orang juice. Sementara Yunho lebih memilih steak—lagi-lagi, serta air mineral dan lemon tea.

"Jadi apa hadiahku kalau bukan itu?" melanjutkan obrolan tertunda mereka, Yunho tersenyum menggoda kepada Jennifer.

"Tebak-tebak, Brownie!"

"Astaga, Conny Jaejoongie sangat menggemaskan, aku mana tahu Conny, bisa katakan saja?"

"Umh itu, aku sebenarnya takut kau kecewa jika aku katakan apa hadiahnya," menggigit bibir bawahnya Jennifer melirik Yunho.

Tertawa pelan, Yunho ingin sekali mencubit sayang Jennifer, ia menggeleng, menandakan apa saja yang akan diberikan wanita itu tidak akan kecewa. "Katakan lah, aku mana ada kecewa."

"Yakin?"

"Kenapa tidak?"

"Tapi, aku masih tidak tahu bahwa ini bagus atau tidak."

"Jadi apa memangnya?"

"Ciuman!"

Telinga Yunho terjengit mendengar hal itu keluar dari bibir Jennifer. Ia sampai menatap lekat wajah wanita itu dan Jennifer langsung menutup wajahnya.

"Bisa katakan sekali lagi, hmm?"

"Tidak! Kalau tidak mendengar ya susah," jujur Jennifer malu mengatakan lagi, ini terkesan ia bagaikan ingin cepat dicium pria itu dan memancing hal yang tidak-tidak, padahal ia hanya ingin memberikan ciuman di pipi Yunho. Serius hanya ciuman di pipi.

"Ah tidak-tidak, aku mendengarnya!" Yunho jelas tidak akan melewatkan tawaran ini. Hadiah kan tadi Jennifer katakan. Jika hadiahnya begini tentu ia sangat bersemangat sekali.

Mengerucutkan bibirnya dengan manja, Jennifer memajukan duduknya, ia tersenyum jahil setelah menoleh ke arah samping memastikan tidak ada orang yang cukup dekat dengan mereka. "It's not french kiss, Brownie," ucap Jennifer dengan pelan.

Yunho mendengar dengan baik, apa saja itu. Ia akan menjadikan semuanya adalah peluang. "Lalu? Aku ingin french kiss?"

"Ugh, aku mana tahu. Kau kecewa tidak?"

"Harus kujawab?"

Berdecak, Jennifer pura-pura merajuk. "Ya terserah saja mau jawab atau tidak."

"Kau ingin memberi hadiahnya ciuman bagaimana itu terserah kau Baby Conny, memangnya jika aku bilang ingin french kiss, kau mau hmm?"

"Mau!" sambar Jennifer, kemudian tertawa pelan, "Tapi tidak hadiahku kali ini."

"That's point. Itu hadiahmu, jadi terserah padamu."

"Tidak memaksa ingin french kiss?"

"Tidak, aku bukan pemaksa, astaga," Yunho gemas sekali. Ia tahu semua bertahap, tidak mungkin ia langsung tergesa kan.

"Baiklah, terima kasih sudah pengertian Honey," Jennifer mengumbar senyum lebar. Ia teringat kembali tentang Jiyeon dan Yunho, jika mereka sudah menikah maka... Ia segera menatap lekat kepada Yunho dan bertanya dengan serius, "Kau belum pernah menikahi wanita mana pun kan?"

"Memangnya kenapa Baby?"

Nah, bukannya menjawab Yunho malah bertanya kembali kepadanya. Ia sungguh penasaran sekarang. "Kenapa tidak jawab saja uungh?" dengan nada manja Jennifer juga bersikap demikian.

"Astaga, Baby Jaejoongie. Kau kenapa? Mengajukan pertanyaan random—"

"Jawab saja! Sudah pernah menikah atau belum?"

Menggeleng, Yunho tidak paham apa maksud kekasihnya ini. "Jika sudah maka aku akan sibuk dengan istriku sekarang bukan denganmu."

Jawaban Yunho begitu meyakinkan, nada suara pria itu juga terdengar tegas. Ia sedikit takut jika mengulik lebih tentang Jiyeon, lalu Yunho tiba-tiba-tiba marah. "Maaf, Honey. Aku tidak jelas," ucap Jennifer dan menunduk.

Yunho merasa Jennifer sungguh lucu dan sedikit berbeda dari wanita lainnya. Ia menggenggam tangan Jennifer di atas meja dan berucap, "Sayangku, kau tidak percaya bahwa kau adalah cintaku satu-satunya?"

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Rules 35 komentar.

.
.
.

The SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang