Bab 34

774 183 42
                                    

Sangat yakin bahwa Jennifer mengencani Yunho, Bora semakin marah. Kali kedua ia melihat mobil pria itu terparkir di area parkir mansion. Selain menyebalkan dan membuat Yeena sial, Jennifer pun membuat ia sial juga. Ia benar-benar harus mencari cara agar Jennifer pun tidak bisa bersama dengan Yunho.

Memasuki kamarnya di paviliun, Bora harus merencanakan sesuatu. Apa di pesta pernikahan Hyunbin, ia harus mencari ulah? Tidak, itu tidak sehat baginya. Ia bisa saja diusir dari sini, sementara orang tuanya tidak jelas berada dimana. Ia juga tidak bisa meminta Yeena mencari ide cemerlang karena wanita itu sedang putus cinta dengan kekasihnya. Entah, karena apa mereka putus. Menurutnya memang Kiyong bukan pilihan tepat untuk Yeena. Pria itu terlalu dingin kepada sepupunya.

Bora keluar, ia menemukan Chaerim ada di area ruang tengah sedang menikmati kudapan seperti biasa. Semenjak Yeena tidak diperbolehkan memasuki mansion, memang Chaerim sering berada di sini. Satu-satunya orang yang bisa dengan bebas masuk mansion hanya Chaerim, itu karena mungkin bibinya masih dianggap sebagai nyonya rumah atau entahlah.

Ia pun melihat hubungan Chaerim dan Namgil tidak sehat. Dan tentu saja hal itu membuat ia sendiri bingung namun tidak ingin ikut campur.

Bora memasang wajah sedihnya, ia mendatangi Chaerim dan duduk di seberang wanita itu. Tentu saja kedatangannya menarik atensi Chaerim.

"Kau kenapa Bora?"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari Chaerim, keinginan Bora menarik atensi sang bibi berhasil.

"Bi, aku baru mengetahui bahwa yang merebut kekasihku adalah Jennifer! Bibi tahu kan, pria yang tempo lalu—"

"Apaaa?!" Chaerim meradang mendengar penuturan Bora. Pria yang digadang-gadang Namgil calon menantunya itu adalah kekasih Bora, dan Jennifer merebutnya? Memang dasar menurut Chaerim, Jennifer tidak tahu diri. "Bagaimana bisa?"

"Bi, aku pun tidak tahu! Sungguh wanita itu merebut kekasihku, aku benar-benar sedih!" Bora lebih mendramatisir, ia mengusap wajah dan air matanya. Jennifer harus mendapat balasan setimpal, berani-beraninya wanita itu merebut Yunho dari sisinya.

Chaerim menggenggam erat tangannya. Ia tidak akan tinggal diam. Namgil terlalu memanjakan anaknya itu sehingga keterlaluan dan semaunya seperti sekarang.

———

"Apa kau tahu bahwa putri yang kau manjakan itu merebut kekasih keponakanku?"

Chaerim langsung menyambangi Namgil dengan pertanyaan sinis yang kental menyindir.

Namgil menoleh ke arah sofa ruang tamu. Keningnya mengernyit dan menatap Chaerim tidak senang, bisa-bisanya Chaerim menuduh Jaejoongie demikian. "Apa maksudmu? Jelas-jelas Jaejoongie berkencan dengan Yunho, calon menantuku!"

"Oh ya? Hahaha, kau kira anakmu itu polos? Yunho itu adalah kekasih keponakanku! Dia merebut dari keponakanku dan—"

"Jangan sembarangan tuduh Chaerim, sekarang kurasa Yunho ada di kamar Jaejoongie, kau ingin kita tanyakan langsung kepadanya?" Namgil masih melihat mobil calon menantunya itu masih ada di area parkir. Chaerim membuat ia geram saja dengan tuduhan palsu seperti itu.

"Silahkan saja, apa aku perlu panggil Bora kemari? Biar semuanya jelas!" Chaerim menantang, ia ingin sekali membuat wajah Namgil berang dan malu karena ulah anaknya.

"Silahkan! Aku akan meminta Jaejoongie dan Yunho turun ke bawah!" Namgil bergegas naik ke atas dan ia akan pastikan bahwa tuduhan Chaerim pada putri tersayangnya salah. Apa lagi Yunho, pria itu tidak akan mengencani wanita sekelas Bora, iya kan? Maksudnya, ia kenal dengan Woosung dan juga istrinya yang dikenal sosialita kelas atas, tentu saja wanita demikian tidak akan membiarkan anaknya dengan wanita sembarangan.

Melihat Seulgi dan Yeri duduk di sofa, Namgil hendak terkekeh saat kedua asisten yang mengurus kebutuhan anaknya itu langsung berdiri. Ia jelas tidak memarahi mereka untuk duduk dimana saja di mansion ini. Keduanya langsung menghampirinya dan menunduk dengan ramah. "Apakah Jaejoongie ada di dalam dengan Yunho?"

"Iya Tuan, Nona berada di dalam," sahut Seulgi dengan ramah.

Mengangguk, Namgil lantas mengetuk pintu kamar sang anak. Ia kemudian membuka pintunya dan melihat Jennifer sedang duduk di sofa tepat di sebelah Yunho.

"Papa!" seru Jennifer tatkala melihat sosok sang ayah. Ia langsung berdiri dan mendatangi Namgil untuk mengecup pipinya.

"Kau nampaknya senang sekali," Namgil tersenyum, melihat Jennifer kembali ceria membuat ia senang.

"Oppa membawakan bubur dan beberapa cake dari Mama JiAh," dengan malu-malu ia mengatakan hal ini kepada sang ayah.

"Benarkah? Wah calon mertuamu sangat perhatian, Sayang," Namgil mengusap lembut rambut Jennifer, ia tahu JiAh pasti akan memperlakukan anaknya dengan baik. "Sekarang bisa kau turun sebentar dengan Yunho, Nak? Ada yang mencari perkara mengatakan bahwa kau merebut kekasih orang lain!"

Kembali geram, Namgil benar-benar tidak terima jika Jennifer di pojokan seperti ini. Ia akan membuktikan bahwa tuduhan kepada anaknya sama sekali tidak benar.

"Me-merebut bagaimana?" Jennifer terbelalak, ia sedikit gemetar. Entah apa ia bisa dikategorikan merebut, ia tidak tahu.

"Ayo kita turun ke bawah saja, Je," Yunho dengan tenang menanggapi hal ini. Ia tahu mungkin Bora berulah, toh ia ingat wanita itu tinggal di paviliun, ia sendiri tidak gentar karena baginya Jennifer sama sekali tidak merebutnya dari sesiapapun.

Jennifer menatap Yunho, pria itu menggenggam tangannya dan ia sedikit grogi. Bukan karena dipegang Yunho, melainkan apa yang akan dikatakan Yunho serta Bora. Ya, yakin sekali membuat onar kali ini adalah Bora. Wanita itu benar-benar bak Yeena versi dua.

Namgil memandu untuk melangkah lebih dahulu, Jennifer menyusul dibelakang bersama Yunho. Ia menoleh menatap Yunho, dan pria itu mengangguk, agar Jennifer tidak perlu grogi menghadapi apa yang nanti dikatakan oleh orang di luar sana.

Tiba di lantai bawah, Namgil duduk di single sofa ruang tengah yang luas dan megah. Ia mengisyaratkan agar Yunho dan Jennifer duduk di sofa panjang, dan mereka menunggu sosok orang itu muncul.

Chaerim tiba bersama dengan Bora. Wajah Bora kental terlihat sangat kesal, melihat Jennifer memeluk lengan Yunho dengan erat membuat ia ingin menjambak rambut Jennifer dan menghajar wanita itu. Sungguh Jennifer bak wanita penggoda yang dibayar.

"Jadi dia yang mengatakan bahwa Jaejoongie merebut aku darinya?" Yunho terkekeh, ia menggeleng pelan dan menatap Bora dengan pandangan dingin.

"Kau memang berselingkuh dariku dengan—"

"Tidak ada yang berselingkuh, aku mengakhiri hubungan denganmu sebelum mengencani Jeje, jadi tidak ada yang merebutku dari siapapun, lagi pula kau harusnya tahu diri, dengan berbohong kau kira semua akan baik-baik saja?" Yunho menyela, ia tidak akan membiarkan Bora membela dirinya sekecil mungkin.

Namgil menatap Bora dan Chaerim, tidak bibi dan keponakan sama saja. Ia tidak akan percaya jika Jennifer merebut Yunho dari wanita lain sejak awal.

"Aku tidak merebut Yunho Oppa darimu, Bora. Sungguh, aku sama sekali tidak tahu, Oppa berkata dia single saat kutanya tentang kekasih."

Jennifer mulai mendrama, ia jelas tahu Yunho berkencan dengan Bora kala itu, tapi ia tidak akan mengatakan apapun. Lagi pula Yunho sudah tahu fakta tenang itu kan?

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Rules 35 komentar.

.
.
.

The SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang