Bab 27

714 165 45
                                    

Senang sekali, Jennifer memandangi cincin yang dibelikan Yunho. Ia dan pria itu langsung memakai cincin couple yang dibeli. Ia juga tersenyum kepada Yunho dan pria itu hanya menggeleng pelan seraya membawakan beberapa paperbag belanjaannya. Sesekali mengerjai anak konglomerat tidak apa-apa, iya kan? Apa lagi itu calon suaminya.

Ugh, rasanya menyenangkan berkali lipat saat mengklaim bahwa Yunho adalah calon suaminya. Ia mundur selangkah dan langsung memeluk lengan Yunho dengan senang hati. "Calon suamiku," gumam Jennifer dengan manja.

Tergamam sejanak, Yunho memandang Jennifer tidak percaya. Wanita itu mengatakan bahwa ia adalah calon suaminya secara terang-terangan sekarang. Yunho senang, jelas sekali terpancar dari senyuman cerah di wajahnya. "Iya istriku Sayang?" sahut Yunho dengan sengaja, apa lagi mengingat belanjaan Jennifer membuat Yunho harus menelan salivanya berulang kali.

Bukan karena ia merasa jengkel dengan harganya. Sama sekali harga bukan masalah, melainkan karena Jennifer menyeretnya dengan paksa menuju ke sebuah toko khusus wanita. Paham kan maksudnya khusus wanita? Yunho sampai harus menutupi wajahnya ketika masuk, ia anti sekali tetapi Jennifer memaksa. Bukan juga karena ia memiliki hal aneh ke tempat itu, pasalnya Jennifer memilih beberapa lingerie dan mempaskan ke tubuhnya. Karena hal itu ia jadi memiliki bayangan tentang kekasihnya ini. Wajar kan, ia pria sehat dan memiliki kebutuhan dan Jennifer mencoba memancingnya.

Lalu, setelah itu kekasihnya ke sebuah butik dan memilih sebuah dress lengan spageti dengan model bodycon di atas lutut. Jennifer mengatakan akan pergi memakai ini saat berkencan malam-malam dengannya. Bagaimana bisa Yunho tidak traveling kesana-kemari. Wanita ini begitu menggodanya dengan hal-hal dewasa. Dan karena hal itu juga, ia jadi melihat ke arah dada sang kekasih. Menyadari sejak awal Jennifer memiliki bentuk tubuh yang bagus, namun kali ini berbeda. Nyaris saja ia turn on andai tidak bisa menahannya.

"Aku suka panggilanku, Sayang. Bagaimana jika kita kencan keluar kota nanti? Seperti ke Jeju? Aaah aku sudah lama tidak ke Jeju dan berenang ke pantai, haruskah aku membeli bikini baru? Aku tidak membawa banyak barang ketika kembali ke Seoul."

Jennifer mengoceh, memang kekasihnya ini hobi sekali mengoceh, tapi itu lah yang disukainya. Ocehan dengan suara manja mendayu-dayu Jennifer bak anak manja. Tetapi, apa tadi pacarnya ini bilang? Bikini? Astaga, apa penyiksaan Jennifer kepadanya belum selesai?

"Uhuuk, bikini?" tanya Yunho dengan mata terbelalak.

"Uuhm, aku tidak memiliki satu pun bikini di sini. Di situ ada toko yang bagus, ayo ke sana paling tidak aku harus membeli dua bikin. Menurutmu two piece, one piece, monokini, microkini atau—"

"Terserah kau saja, Baby. Kau tahu tidak kau menyiksaku?"

"Huh?" Jennifer menoleh kepada Yunho, mengapa ia dikatakan menyiksa pacar tampannya ini. Namun sejurus kemudian, Jennifer paham pria dengan apa yang ada dalam benaknya. Ia terkikik dan menatap Yunho dengan polos. "Kita akan menikah kan? Sudah kubilang bahwa tubuhku pun akan—"

"Tapi tidak sekarang, Baby. Dan kau membuat masalahnya sekarang," Yunho menggeleng pelan.

Jennifer spontan melihat ke area pribadi Yunho dan spontan pula mulutnya bertanya dengan tidak etis. "Apa dia membesar?"

Paham maksud pertanyaan kekasihnya, Yunho tertawa, "Membesar pun kau tidak bisa membantu kan?"

Mencebil, Jennifer kamudian mencubit lengan Yunho. "Aku akan membeli bikini di online saja, aku tidak mau menyiksa pacarku, uugh calon suamiku."

"Nah, pilihan bijak!"

Yunho tertawa setelah mengatakan itu. Ia kemudian menyeret Jennifer menuju pintu keluar. Bukan karena tidak ingin membelanjai kekasihnya ini, hanya takut Jennifer mulai lagi.

"Aku akan memesan tiket untuk dua orang ke Jeju, tidak ada pilihan menolak untukmu maka aku akan mengadu kepada ayah mertua!"

Wah, sekarang Jennifer pun akan mengadu kepada ayahnya. Ia ingin sekali menggigit Jennifer karena gemas. "Tukang adu, hmm?"

"Biar saja, kau tidak mau berduaan denganku di villa yang menghadap ke pantai dengan aku memakai bikini?"

Apa? Apa tadi? Jennifer begitu menggodanya dengan hal-hal dewasa. "Kim Jaejoong, tolong jangan salahkan aku jika kau berteriak namaku dengan keras nanti!"

"Apa?" Jennifer mengulum senyum dan dengan erat memeluk lengan Yunho. Ia sadar sekali bahwa lengan pria itu mengenai dadanya. Entah bagaimana yang dirasakan Yunho.

Sesekali menggoda pria sendiri bukan lah kesalahan. Toh, ia juga paham resikonya bagaimana. Jaminan untuk dinikahi Yunho sudah pasti. Ia kadang bertanya mengapa temannya sering melakukan dengan kekasih mereka, tapi jelas ia tidak pernah. Kadang ia penasaran sekali bagaimana, namun tidak mau mencoba. Ia takut jika di campakan begitu saja, dengan Yunho pun ia masih merasakan hal itu, bagaimana jika Yunho brengsek seperti kata Jiyeon? Namun, selama dengannya Yunho tidak pernah keluar batas. Bahkan tidak berani menciumnya lebih dahulu padahal pria itu memiliki kesempatan banyak untuk menciumnya seperti keinginan Yunho.

"Bukan apa-apa, aku tidak akan melakukan hal apapun jika kau tidak ingin, Sayangku."

Jawaban Yunho kali ini pun menunjukan bahwa pria itu tidak brengsek. Ia akan mencoba untuk menguji Yunho.

———

"Kau akan ke Jeju berduaan dengan Yunho?"

Jennifer menjauhkan teleponnya ketika suara Nana meninggi dari sebelumnya. "Iya, aku akan mengetesnya. Kau tahu kan? Jiyeon mengatakan dia pria brengsek mencampakkan Jiyeon, tapi denganku dia tidak berani macam-macam. Kami belum melakukan first kiss!"

"Bohong sekali!" Nana memekik dan seolah tidak percaya.

"Kapan aku bohong Na?" Jennifer duduk di sofa kamar besarnya dan mengambil juice jeruk yang dimintanya dari asisten pribadinya. "Aku hanya menciumnya di pipi dan bibir hanya kecupan biasa. Dia tidak berani memulai lebih dahulu, kau tahu kami berkencan sudah nyaris sebulan tapi dia benar-benar sopan!"

"Oh? Serius?"

"Sangat serius. Dia memang ada menjurus ke hal dewasa saat bicara dan itu wajar karena aku membeli lingerie dengan sengaja dan mini dress seksi. Aku ingin mengetesnya di Jeju berduaan apa yang akan dilakukannya?"

"Kau harus mempersiapkan pil kb, kondom dan—"

"Kondom tidak perlu, tidak enak berhubungan pertama kali dengan kondom!"

Ucapan Nana disela oleh Heechul. Jennifer yakin sekali itu Heechul suara khas dan sisi kefrontalan sejati seorang Heechul.

"Pil KB?"

"Berjaga-jaga! Siapa tahu kau dan dia terbawa suasana lalu kau bisa langsung meminumnya!"

"Tidak Je, jangan!" Heechul bertolak belakang dengan Nana. "Minum dari sekarang. Kau harus berjaga-jaga dari sekarang, berapa usia sugar daddymu?"

Jennifer meminta akses mengubah panggilan telepon ke video dan Nana menyetujuinya. Ia bisa melihat kedua temannya itu sangat santai. "Sugar daddyku?"

"Iya benar!" sahut Heechul.

"Kira-kira 50 ke atas, kenapa?"

"Bukan usia ayahmu, bodoh!"

Jennifer tertawa, ia tahu sekali maksud Heechul adalah Yunho. Tapi, ia menjawab tentang ayahnya, toh ayahnya adalah sugar daddy baginya. "Hihihi, 35. Sudah dewasa kan?"

"Wah pasti dia gatal sekali selama berkencan denganmu, kasihan! Cepat kau pesan pil KB dari sekarang, pilih pil KB termahal semakin mahal semakin bagus untuk kulitmu!"

Menatap ke layar ponsel, Jennifer bingung. Haruskah ia menuruti saran Heechul? Mengkonsumsi pil KB dari sekarang? Tapi, ia belum menikah!

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Rules 35 komentar.

Bab 25 under rules, so sorry 🤧 .

.
.
.

The SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang