Bab 42

706 172 42
                                    

Bergegas masuk ke dalam rumah, Woosung langsung mencari sang istri, ia menemukan JiAh ada di ruang tengah bersantai dengan kopi dan kudapan yang ada sembari membaca sebuah majalah. Wajah Woosung mengeras melihat sang istri terlihat begitu santai saja setelah apa yang dilakukannya kepada Jennifer.

"Jadi kau sudah kembali?" pertanyaan itu langsung diajukan Woosung dan menatap lekat JiAh.

JiAh menatap Woosung dengan bingung, dari mana suaminya tahu bahwa ia keluar. Well, ia memang baru kembali dan memutuskan bersantai karena terlalu penat dengan urusan yang seharusnya tidak ia urus. "Kau tahu mana? Apa—"

"Kau meminta Jaejoong untuk mundur dari pernikahannya dengan Yunho?"

Terkejut, JiAh berdiri dan menatap tidak mengerti Woosung. Wanita itu mengadu kepada suaminya? Astaga, benar-benar! Ia tidak menyangka. "Aku hanya mengingatkan agar dia tahu diri, kau tahu dia tidak jelas, asal usulnya maksudku!"

"Tidak jelas bagaimana? Dia sangat jelas putri satu-satunya dari Kim Namgil, apa lagi yang kau permasalahan JiAh?!" Woosung setengah berteriak kepada sang istri, apa wanita ini masih waras bertingkah seperti ini.

"Ibunya, dia bahkan tidak tahu siapa ibunya!" JiAh melawan, ia tidak terima Woosung meneriakinya.

"Lalu kau mengabaikan bahwa hal itu lumrah? Ayahnya jauh lebih penting dari pada ibunya. Kau bahkan tidak tahu bagaimana Namgil? Bisnis kita tidak akan berjalan lancar, perusahaan besar banyak menjalin relasi dengannya, lalu kau kira dengan hanya mempertimbangkan satu kekurangan kau mengabaikan yang lain? Ingat JiAh, Kim Jaejoong adalah kandidat terkuat menjadi menantumu, ah bahkan anakmu berkata bahwa dia tetap akan menikahi Jaejoong!"

JiAh tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Yunho bahkan tahu masalah ini, dasar wanita tukang adu! Ia menjadi marah dengan Jennifer. "Oh jadi dia mengadu kepada Yunho juga?"

"Aku tidak ingin berdebat denganmu, aku hanya menegaskan bahwa jangan menyentuh menantuku!"

"Apa kau mengira Jung Yunho hanya anakmu saja?"

"Apa kau pantas disebut ibu? Kau terlalu menuntutnya, kau bahkan mengatur wanita yang harus menjadi istrinya kelak bagaimana, jika kau terus begini maka anakmu akan membujang selamanya! JiAh, Jaejoong adalah wanita yang paling diinginkan banyak pengusaha, dan mereka tidak akan peduli apakah dia tahu siapa ibunya terpenting berbesan dengan Namgil maka membuka akses bisnis lebih besar! Kau memang tidak pernah ke kantor maka dari itu kau bodoh mengenai bisnis!"

Perkataan Woosung membuat luka JiAh, ia memang tidak pernah ke kantor untuk bekerja bahkan berbisnis. Sejak kecil ia diperlakukan bak tuan putri. Maka dari itu ia tidak kenal dengan dunia bisnis karena orang tuanya tidak menyeretnya untuk terjun ke bisnis dengan kata lain ia tidak menggeluti bisnis namun semua mengalir kepadanya dari hasil bisnis yang berjalan di keluarganya. Ia marah, karena Woosung meremehkannya. "Kau—"

"Hentikan sikapmu ini, dengan restumu atau tidak, Jung Yunho anakku akan kunikahkan dengan Kim Jaejoong. Mulai dari sekarang lebih baik kau urusi dirimu saja, biarkan Yunho melakukan hubungannya. Ah iya, anakmu itu juga mengaku bahwa dia sudah melakukan hubungan suami istri dengan Jaejoong. Aku tidak ingin memancing kemarahan Namgil jika terjadi apa-apa dengan Jaejoong!"

Bagaikan mendengar suara petir menggelegar, JiAh sungguh terkejut mendengar perkataan Woosung. Anaknya sudah melakukan hal sejauh itu? Ia merasa lututnya lemas dan langkahnya termundur ke belakang begitu saja. Benar-benar diluar dugaan, mengapa Yunho melakukan itu? Dengan kata lain anaknya tidak memiliki opsi mundur dari pernikahannya dan ia pun mau tidak mau harus menerima semua ini.

Sungguh, sulit dipercaya JiAh tapi ia masih menolak Jennifer. Tidak ada asal usul jelas siapa ibu wanita itu. Ia hanya tidak ingin kelak calon cucunya diasuh wanita yang salah dan menantunya pun sangat sembrono. Menurutnya bibit yang bagus akan menghasilkan keturunan yang bagus, tapi Jennifer tidak masuk kategori yang pas untuk hal ini.

"A-apakah wanita itu hamil?" JiAh bertanya dengan tangan gemetar.

"Menurutmu bagaimana? Dia jelas bisa hamil. Tapi Yunho tidak membocorkan lebih!"

JiAh tergamam, Yunho sudah terlalu berani ke sana. Ia menggenggam tangannya. Jika wanita itu hamil maka...

"Aku harus —"

"Berhenti! Jangan bertindak apapun lagi! Aku sudah memperingatimu, jika kau tidak ingin perusahaanku mendapat imbas maka lakukan apa yang kukatakan, minta maaf segera kepada Jaejoong!"

Tertohok, JiAh tidak sudi. Ia menggeleng dengan cepat dan duduk dengan segera ke sofa. Bahkan ia tidak menjawab apa-apa ucapan Woosung. Pria itu ingin menghancurkan harga dirinya atau bagaimana.

Melihat sikap JiAh demikian, Woosung paham sekali. Ia harus memperingatkan JiAh lagi agar tidak bersikap seperti ini. "Pernikahan Yunho sudah kuurus kau diam saja, jangan membuat semuanya kacau!"

Woosung berlalu dari ruang tengah, ia rasa JiAh tidak berani bertindak semaunya saja sekarang. Wanita itu tahu bagaimana sebuah harga diri wanita, dan anaknya sudah merebut hal itu dari wanita yang ayahnya sudah sangat jelas seorang yang setara dengan mereka sesuai kemauan JiAh.

———

"Apa yang kau lakukan membawaku ke hotel!"

Jennifer protes saat mobil Yunho terparkir di basement parkiran bawah tanah sebuah hotel berbintang. Ia terkejut sekali, tadi ia hanya menuruti keinginan kekasihnya ini yang berkata lapar. Tapi mengapa harus ke hotel? Banyak restoran bertaburan sepanjang mereka kemari. Apa Yunho ingin macam-macam dengannya? Tidak, jangan sekarang. Ia tidak mood karena ibu dari pacarnya ini.

"Kubilang ingin makan, iya kan?"

"Yunho, aku tidak mau turun!"

"Kau takut aku makan?"

"Eoh, tentu!"

Tertawa Yunho menggeleng pelan, "Apa salahnya?"

"Tidak sekarang!"

"Hmm, kita makan di restoran sini, turunlah, aku tidak akan memakanmu, Baby!"

Menatap skeptis Yunho, Jennifer merasa yakin ketika Yunho mengangguk pelan. Baiklah, ia percaya. Lagi pula jika benar Yunho melakukannya, ia akan berteriak dengan kencang!

"Setelah itu antar aku—"

"Tidak kita harus memilih beberapa barang untuk pernikahan kita, aku tidak ingin nanti tergesa setelah pernikahan Hyunbin Hyung."

Ya, Yunho berencana menculik kekasihnya lagi, ia sudah membatalkan banyak meeting jadi ia rasa jika berduaan saja tanpa melakukan apa-apa maka akan rugi. Ia akan mempersiapkan pernikahan mereka.

"Tapi pekerjaanku ada—"

"Papamu mengizinkan aku menculikmu dengan alasan tadi, dan dia meminta agar kau memesan gaun yang sangat cantik lebih dari milik Yeejin!"

Astaga, Jennifer tidak menyangka, ia lantas terkekeh pelan dan melepas seatbelt, turun dari mobil, Jennifer lantas langsung menggandeng lengan Yunho dengan mesra. "Kita juga harus membicarakan dimana kita akan tinggal kelak setelah menikah!"

Menurut Jennifer, ia tidak akan tinggal dikediaman keluarga Jung. Hal itu jelas karena sikap mertua wanitanya yang berubah-ubah, ia tidak ingin terlalu dekat dengan JiAh lagi seperti sebelumnya, takut jika serangan seperti tadi terjadi. Ia lebih baik tinggal berdua saja dengan Yunho, atau pria itu tinggal di mansion keluarganya, ya itu jauh lebih baik. Namun, mengingat adanya Bora di paviliun, Jennifer rasa tinggal berdua saja dengan Yunho adalah opsi satu-satunya.

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Rules 35 komentar.

Bagi yang mau ikut PO masih bisa ya guys!

.
.
.

The SecondWhere stories live. Discover now