Bab 19

735 192 55
                                    

Pintu ruangan Yunho terbuka dengan kasar. Pria itu yang duduk dengan nyaman di kursi empuknya nyaris terlonjak. Ia segera mengarahkan seluruh atensi ke depan pintu. Dan keterkejutan lagi-lagi nampak di wajah tampannya. Rahangnya mengeras seketika beserta gemerutuk giginya yang beradu karena geram dengan kehadiran wanita yang tak diundangnya kemari.

Segera berdiri, Yunho menekan tombol interkom ke ruangan dimana Changmin berada. Ia membiarkan interkom menyala sementara ia melangkah menghampiri wanita yang tak tahu malu ini.

"Apa yang kau lakukan ke kantorku?" pertanyaan dengan nada tinggi dan kental akan membentak langsung ditujukan Yunho kepada si wanita.

Yoon Bora menatap sengit Yunho. Sudah beberapa hari ini ia mendatangi kantor pria ini, serta merta menghubungi nomor ponsel Yunho. Tapi tidak ada apa-apa yang didapatinya. Ia tadi kemari dengan merancang rencana bersama Yeena dengan mengatakan ada urusan mendesak dari pihak J-One. Ya, tentu saja harus menggunakan nama besar ayah tiri sepupunya. Ia tidak terima dengan bucket bunga dan cokelat pemberian Yunho tempo lalu. Apa maksud pria itu dengan kartu tidak beradab yang diterimanya.

"Apa-apaan ini Jung Yunho!" Bora melempar kartu yang diterimanya, jika bisa ia ingin membawa bucket serta cokelat yang dikirim pria ini.

Yunho menaikan sebelah alisnya, ia memandang kepada kartu yang dilempar Bora. Entah apa isinya ia pun tidak paham, tetapi ia menduga bahwa ini ada hubungannya dengan permintaannya mengurus Bora kepada Changmin. "Apa lagi memangnya?" dari raut marah Bora, sudah bisa ditebak Yunho bahwa Changmin mengurus dengan cukup baik wanita ini.

"Kau memutuskan hubungan kita? Apa salahku?!" Bora marah sekali, ia ingin meledak-ledak melampiaskan amarahnya, namun ia harus tahu bahwa kekuatan pria bukan tandingannya.

"Kau tidak tahu dimana salahmu? Lucu sekali!" Yunho menyindir dan tertawa dengan puas.

Melihat itu, Bora bagaikan dipermainkan pria ini. Ia menggenggam tangannya, ia benar-benar tidak mengerti dimana salahnya, selama ini mereka baik-baik saja, bukan?

"Yunho aku benar-benar tidak paham, kau menghilang begitu saja lalu tiba-tiba—"

"Itu bukan tiba-tiba, aku sudah memberi kode bahwa ada yang salah dengan hubungan kita yang telah lewat," sela Yunho dengan dingin. Ia sudah mengingatkan bahwa ia tidak suka dibohongi.

Bora terheran, memberi kode agar hubungan mereka seperti ini? Lucu sekali. Ia merasa tidak ada yang salah, maka dari itu ia mengkonfrontasi Yunho atas apa yang pria lakukan kepadanya.

"Huh? Apa yang kau katakan aku tidak menganggap bahwa hubungan kita berakhir!" Bora bersikeras, ia sedikit terkejut mendengar langkah kaki yang menyerbu masuk ke dalam ruangannya. Security. Wajah Bora sangat terkejut, ia tidak akan beranjak dari sini sampai Yunho memberikan kejelasan dan alasan kesalahannya. Karena jelas, ia tidak merasa salah apapun. "Yunho Oppa, aku—"

"Percuma saja Bora, bagaimana juga kau tidak akan bisa menjadi menantu keluarga Jung, kau tidak memenuhi kualifikasi ibuku, sekali pun aku masih cinta, sia-sia saja! Jadi lebih baik disudahi saja karena aku juga tidak suka dengan wanita pembual!" Yunho menegaskan sekali lagi, ia marah sekali. Melihat wajah Bora pun Yunho sama sekali tidak senang. Ia memberi isyarat agar para security membawa wanita itu segera dari hadapannya.

Bora berteriak-teriak tidak jelas, dan Yunho berbalik, kembali menuju ke kursi empuknya dengan perasaan marah tak terkira. Bora menghancurkan mood baiknya untuk bekerja. Ia mengambil ponsel, dan menghubungi sang kekasih dengan cepat, Jennifer bisa menenangkan dirinya yang dalam keadaan yang buruk dengan tingkah lucu dan menggemaskannya.

"Sayangku!" sapa Yunho langsung dan ia seraya tersenyum, semudah itu iya kan?

———

"Kau ingin keluar dan bertemu dengan si Jung itu, Nak?"

Jennifer menghentikan tangannya yang tadi langsung memasukan ponsel ke dalam tas. Ia menoleh dan tersenyum kepada sang ayah. Gotcha! Ia ketahuan, atau kah ayahnya menguping ketika ia bicara dengan Yunho. Tetapi, sedari tadi ia sendiri berada di ruangan tempat ia bekerja di kantor ini. Ayahnya baru saja masuk, dan ia segera berlari menuju Namgil lantas dengan manja memegang tangan pria yang paling mencintainya di seluruh dunia ini.

"Papa, aku izin uumh?" ujar Jennifer dengan suara lembut.

Menggeleng, Namgil menatap Jennifer dengan lekat. "Tidak boleh, Jaejoongie. Kau terlalu sering keluar kantor dengan tujuan bertemu dengannya!"

Nah, mengapa sang ayah tiba-tiba melarang. Padahal sebelumnya restu sudah ia dapat berkencan dengan Yunho. Mencebik, Jennifer menatap lekat Namgil. "Papa..." rengek Jennifer dengan manja.

"Sayang, Papa bukan menghalangi hubunganmu, dengarkan Papa baik-baik," Namgil mengusap lembut rambut Jennifer dan kembali berucap, "Kau keluar minggu ini sering, Oppamu protes karena pekerjaanmu tidak beres.  Maksudnya kau kerjakan pekerjaanmu baru setelahnya keluar. Jika belum selesai dan Yunho ingin mengajak keluar, suruh dia kemari dan membantumu mengurusi pekerjaanmu!"

Menelengkan kepalanya seraya menatap Namgil, Jennifer tidak bisa berkelit bahwa ia sering tidak menyelesaikan pekerjaannya. Lagi pula ia tidak terlalu mengerti dengan pekerjaan yang diberikan kepadanya, sebagian besar pun selesai karena dibantu oleh Namseok. Jadi, ia hanya duduk manis di kantor dan menggunakan tanda tangan sebagai otoriter saja. Ia bahkan tidak tahu dimana pabrik-pabrik mereka sungguh tidak tahu apa saja bisnis yang dimiliki oleh J-One group, setahunya beberapa tahun lalu perusahaan ayahnya membuat brand make up, tapi ia tidak ada membaca dokumen yanh diberikan padanya mengenai itu. Ia hanya diberikan data pabrik. Ayo lah, ia wanita mengapa disuruh mengelola pabrik?

"Uugh tapi Pa, bukannya tidak etis meminta CEO perusahaan lain untuk membereskan—"

"Dia kan pacarmu? Lagi pula, dia bisa melihat sendiri data pabrik yang akan ditinjau denganmu!"

"Papa jahat!" Jennifer merajuk, "Mengapa aku ditugaskan di bagian pabrik? Aku tidak paham sama sekali, aku—"

"Karena kau meminta menangani proyek kerja sama dengan TVXQ Group, maka dari itu kau harus terlihat pandai mengelola pabrik kita, Nak. Papa tahu ini bukan bidangmu, tapi pacarmu itu pasti akan menyelesaikan dengan baik. Sekarang panggil dia kemari untuk menemanimu menyelesaikan pekerjaan sebelum kalian keluar berkencan," Namgil tersenyum puas, ia bisa sedikit memanfaatkan kepintaran CEO TVXQ, dan mengurus semua hal dengan cepat. Berdeham, Namgil mengacak rambut Jennifer dan segera keluar dari ruangan Jennifer yang sengaja ia letakkan berseberangan dengan ruangannya. Ya, ia merenovasi ruangan ini secara khusus untuk Jennifer.

Berdecak, Jennifer menggigit bibir bawahnya, ia mengambil ponsel dan segera mendial nomor baru Yunho.

"Honey, maaf sekali aku dilarang Papa keluar sebelum pekerjaanku selesai, dia bilang jika aku ingin cepat selesai maka kau kemari dan membantuku, uugh maaf aku—"

"Aku akan ke kantormu Sayangku!"

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana", no edit.

Rules 35 komentar.

Sorry bukan sengaja ga mau upd ya, tapi aku ga fit gitu, bapil, sakit tenggorokan sama panas dalam gitu deh, panas dalamnya ga enak banget sih mulut panas badan ga enak sama ga bisa lepas dari air putih hangat. Ini udah mendingan jadi aku upd ^^.

.
.
.

The SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang