Bab 16

854 184 59
                                    

Astaga, Jennifer bagaikan menguji kesabarannya sebagai kekasih yang baik dan tidak ingin tergesa. Whipe cream yang ada di bibir wanita itu ingin sekali ia jilat, namun alih-alih melakukan itu, Yunho memilih bersabar dan mengelap bibir Jennifer lagi. Ia tertawa pelan dan meletakan tisu kotor ke dekat rem tangan.

"Jangan seperti ini, Baby," ujar Yunho, dan ia mulai memegang setir.

Memajukan bibirnya, Jennifer gagal memberikan umpan. Atau sebenarnya ia berhasil tapi Yunho lebih hebat menahan godaannya. Bisa saja memang begitu kan? Ia tersenyum dan menutup cup lalu menyedot tiramissunya dengan santai. "Seperti itu bagaimaana?" Jennifer menyahut sedikit terlambat. Ia melirik Yunho dan tersenyum manis.

"Kau tidak mengerti?"

"Apa memang?"

"Bibirmu yang belepotan whipe cream itu."

"Iya, sudah kau bersihkan."

"Hendak kubersihkan dengan bibirku tadi."

Tersedak air liurnya, Jennifer buru-buru meminum kopinya. Pandangannya tertuju kepada Yunho sementara pria itu fokus mengemudi. "Apa tadi? Katakan sekali lagi!"

"Hmm?"

"Tadi kau bilang apa, Brownie?"

"Tidak apa-apa."

"Uugh bohong."

"Jangan memancing di air keruh, Sayangku," Yunho menoleh sekilas dan terkekeh seraya menggeleng.

Got it! Jennifer sekarang tahu bahwa Yunho memang sengaja tidak menciumnya tadi. Ia bersikap seperti biasa dan menjawab, "Lalu apa aku harus memancing di air jernih yang sudah bisa dilihat ada atau tidak ikannya?"

"Kau ingin memancing?"

"Tidak, biar Papa saja yang suka memancing di kolam air belakang rumah!"

Mereka berdua tertawa, lalu saling pandang beberapa saat. "Kau ingin kemana?"

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya ke Namsan tower menyenangkan!"

"Ingin menggembok namamu dan namaku? Wah," sebenarnya Yunho merasa ini kekanak-kanakan sekali. Selama ini ia tidak pernah melakukan itu, meski mantan kekasihnya merengek. Baginya, ke sana tidak menguntungkan. Namun, berbeda dengan Jennifer, seperti kelas VVIP, wanita ini ia layani sepenuh hati.

Keinginan Jennifer tidak akan ia lewatkan. Bukan karena ia menjadi budak cinta yang permanen, hanya saja membuat wanita bertekuk lutut ia harus memberikan segala yang bisa ia berikan. Alasan lainnya lagi, karena Jennifer adalah level berbeda dengan wanita yang sudah-sudah. Ketika ia membawa wanita itu ke hadapan ibunya, meski Jennifer hanya memakai jeans belel sekalipun, jika ia katakan bahwa wanita ini adalah putri satu-satunya dari presiden direktur J-One Group, restu mengalir dengan sendirinya.

Ya, begitu lah kekuatan dari harta, tahta dan kelas sosial.

"Kau bisa menebaknya dengan baik, sepertinya itu menyenangkan, bak di drama-drama Korea," sahut Jennifer, ya terkadang ia ingin melakukan apa yang dilihat pada drama di negerinya. Bukan berarti ia tinggal di luar negeri maka ia mengikuti serial di negeri yang ditinggalinya. Salah sekali, ia mengikuti perkembangan industri hiburan di negeri asalnya.

Ia juga memiliki selera musik yang berbeda dengan teman-temannya pengagum K-Pop. Jika mereka menyukai boyband keluaran terbaru, seperti generasi 3 atau 4, ia malah masih suka mendengar musik dari boy band generasi 1 dan 2. Faktor kedua kakaknya mungkin. Ia suka mendengar lagu dari H.O.T, Shinhwa, lalu Rain, dan DBSK. Idolanya adalah U-Know. Kadang di drama-drama lawas dahulu, sering ia temukan adegan Namsan Tower.

The SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang