Bab 4

934 215 56
                                    

Bersiap untuk ke kantor pertama kalinya, Jennifer mencoba seperti kebanyakan wanita karir lainnya. Ia memakai blouse berwarna biru muda, dan rok span selutut berwarna navy. Tadinya, ia ingin memakai sepatu pantofel, namun lupa bahwa tidak ada sepatu jenis itu yang dibawanya kemari. Ia hanya membawa beberapa high heels kesayangannya, dan mau tidak mau ia memakai itu. Mengambil tas dengan brand Chanel, Jennifer lantas segera keluar dari kamar besar yang ternyata di renovasi sang ayah sesuai dengan seleranya.

Menuruni anak tangga, Jennifer cukup excited untuk masuk ke dalam dunia perkantoran, ia tersenyum lebar dan menuju ke ruang makan yang bersebelahan dengan dapur. Sudah ada kedua kakak dan sang ayah duduk di sana, dan tak lupa ada Chaerim sosok ibu tiri bak nenek lampir bagi Jennifer.

"Morning Princess," sapa Namgil dengan senyuman lebar.

"Morning, Pa," sahut Jennifer dan duduk di sebelah Seonho.

"Kau benar-benar terlihat seperti sekretaris Hyung," Seonho terkekeh dan Jennifer menaikan sebelah alisnya.

"Serius?"

"Rata-rata wanita kantoran memang seperti itu Seonho!"

Pria itu tertawa mendengar ucapan Hyunbin. Memang kebanyakan wanita kantoran memakai blouse dan rok span. Ia mengambil sepotong sandwich dan meletakan ke piring kosongnya. "Kau harus makan yang banyak adik kecil," ucap Seonho dan tersenyum lebar.

"Papa sudah bilang soal itu dengan Hyunbin Hy—Oppa?" tanya Jennifer dan memasang wajah manis meski tepat di kursi seberang Hyunbin seorang wanita memasang wajah masam.

"Sudah, Nak. Kau tenang saja, Papa akan memberitahumu jadwalnya," Namgil menyahut, ingin tertawa karena sepertinya sang anak tidak sabar menunggu bertemu dengan pria bermarga Jung itu.

"Ah baiklah," Jennifer lantas mengambil satu sandwich yang ada di piring saji besar dan meletakan ke atas piringnya. Ia tersenyum lebar, dan mulai memotong potongan sandwich.

"Siang ini Pa, aku baru diberitahu bahwa mereka memajukan jadwal pertemuan karena ada urusan mendesak sang CEO di luar kota," Hyunbin nyaris saja melupakan hal ini, untungnya ia segera ingat bahwa secara mendadak sekretarisnya memberitahu tentang pihak klien memajukan jadwal. Ada baiknya lagi, ayahnya yang akan menemui Yunho sehingga jadwal yang sudah diatur sang sekretaris tidak kacau.

"Benarkah? Kalau begitu teruskan kepada Namseok," Namgil hanya perlu diingatkan Namseok mengenai semua jadwalnya.

"Baik Pa, aku akan segera meminta sekretarisku untuk meneruskan agenda kepada Paman Namseok!"

Jennifer memperhatikan perbincangan kedua orang ini. Bukankah jika begitu berarti ia akan cepat bertemu si pria brengsek itu? Baiklah, ia akan bersiap-siap untuk bertarung. Ah, ia lupa membuka file yang dikirim oleh Jiyeon. Nanti, ia akan membukanya sehingga tahu siapa sebenarnya wanita yang merebut pria itu dari sisi Jiyeon.

———

Jennifer terkejut kala melihat photo yang diberikan Jiyeon dalam file tentang profil si wanita. Ia nyaris tidak percaya, sungguh! Bukankah pria yang ada di photo ini adalah salah satu dari sepupu Yeena, atau kata lain wanita yang menumpang hidup di atas kekayaan orang tuanya. Astaga, ini semakin menarik! Demi apa saja ia merasa adrenalinnya seakan memacu dengan cepat.

Ia bisa membalas perlakuan keluarga itu kepadanya. Meski kala itu si wanita ini tidak banyak bicara, tapi tetap saja mungkin dibelakangnya mereka sedang menjelek-jelekannya terutama Yeena. Dan well, karena ada dirinya mereka tidak akan leluasa seperti dahulu. Ia serius, ini menyenangkan untuk dilakukan meski ia hanya main-main merebut pria itu.

Walau Jennifer mengaku Yunho adalah tipe pria kesukaannya dari segi wajah, namun ia tidak bisa memastikan lebih. Jennifer harus mengenal dengan baik Yunho dan memikat pria itu. Ia tersenyum lebar dan mengirim pesan kepada Jiyeon, bahwa ia akan menyanggupi menjadi sang penggoda. Misi Jennifer adalah membuat keluarga itu tidak merasa senang, dan ia akan mulai dari sini.

The SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang