"Long time no see Jaejae."

Sapaan itu diucapkan oleh Kim
Seonho, sang kakak kedua. Pria itu tersenyum hingga menunjukan lesung pipinya yang manis. Ia mengangguk singkat dan menjawab dengan nada santai, "Iya Hyung, kau tidak mampir ke London untuk menjengukku?"

"Aah, sebenarnya aku ingin sekali tapi aku harus mengurus banyak hal, lagi pula tidak ada perjalanan bisnisku ke London."

Bisa Jennifer pahami, memang kedua kakaknya adalah orang sibuk. "Baiklah, kau memang orang sibuk!"

"Bukan begitu Je, kau tanya sendiri dengan Hyung!" Seonho mendesah, dan mengarahkan dagunya kepada kakak tertua mereka.

"Bisnis ke London dikelola Papa sendiri, karena dia ingin bertemu denganmu, jadi bukan kami tidak ingin mengunjungimu, adik kecil," jawaban ini keluar dari bibir Hyunbin, sang kakak tertua yang ada.

"Bisa diterima dengan baik alasannya," sahut Jennifer dan duduk di sisi Seonho. Karena hanya kursi itu yang kosong, selain kursi utama kepala keluarga dan mungkin kursi inu memang disediakan khusus untuknya.

"Kau akan menetap di Seoul?"

Nah, pertanyaan ini diajukan oleh salah satu orang yang membuat Jennifer malas kembali ke Seoul. Ia menoleh dan mengangguk dengan malas. "Benar, ada masalah?"

"Bukankah tinggal di London enak? Kenapa harus kembali?"

"Apa ada yang melarang adikku kembali ke Seoul?" Hyunbin membuka suara, ia menatap kepada wanita yang ada tepat di sebelah Jennifer.

"Aku hanya mengatakan bahwa di London enak, bukan melarangnya untuk kembali," sahut si wanita dengan acuh tak acuh.

"Kau ingin ke London Yeena?" Jennifer tersenyum memamerkan smirk dan menatap mengintimidasi wanita itu.

"Jaejoong hentikan! Kau membuat Yeena takut!" Chaerim menegur dan menatap Jennifer dengan tajam.

"Dia sudah sebesar ini, dia bahkan lebih tua dariku dua tahun. Lucu sekali aku yang paling kecil di sini membuat dia takut!" Jennifer menyahut, ia ingin menunjukan bahwa ia berbeda dengan Kim Jaejoong atau Kin Jennifer yang dahulu. Ia menatap lekat Chaerim dan Seonho menepuk punggung tangannya seraya memamerkan senyumnya.

"Entah mengapa semenjak aku tidak ada ruang makan sepertinya bertambah banyak, Hyunbin Hyung?"

Hyunbin menggeleng pelan, "Tidak Je, dua orang di seberangmu hanya sepupu Yeena, entah bagaimana berhasil menumpang di paviliun. Lalu, Bibi Hanbyul sudah pindah, karena sudah menikah."

Jennifer mengangguk pelan, rupanya nenek sihir ini kembali membawa antek-antek untuk menguasai mansion ayahnya. Herannya entah mengapa sang ayah mempertahankan wanita ini lebih. "Jadi kedua orang itu adalah sepupu Yeena."

"Mereka berdua tidak akan mengganggumu Sayang."

Ucapan itu terdengar nyaring di ruangan. Jennifer menoleh dan sang ayah baru tiba. Ia tersenyum lebar melihat kehadiran ayahnya.

"Aku sengaja mengumpulkan kalian semua dia sini karena ingin mengumumkan sesuatu!" Namgil berucap tanpa basa-basi.

"Tentang Jeje yang akan menetap di Seoul?" Yeena bertanya seraya melirik Jennifer.

"Bukan hanya itu, melainkan ada hal penting lainnya dan kalian dengar baik-baik!"

"Kau memutuskan sesuatu tanpa berunding lebih dahulu denganku?" Chaerim membesarkan matanya, ia merasa tidak dihargai karena Namgil kerap mengambil keputusan sepihak.

"Apa aku harus berunding denganmu? Apa yang bisa kau lakukan untuk anakku selama ini memangnya?" Namgil sedikit membentak, ia menatap Chaerim dengan pandangan mengintimidasi.

Seketika Chaerim diam, ia benar-benar marah dengan kehadiran Jennifer di mansion ini lagi. Mengapa anak itu harus datang lagi ke Seoul?

"Katakan Pa," Hyunbin berucap dengan tenang seperti paham apa yang akan diucapkan oleh sang ayah.

Namgil memandang pada seluruh orang yang ada di sini. Ia tersenyum dengan lebar dan berucap dengan tegas, "Mulai sekarang, Chaerim, Yeena dan sepupunya tidak kuperbolehkan untuk bebas berkeliaran di dalam mansion! Untuk Yeena, aku memindahkan kamarnya ke paviliun bersama sepupu-sepupunya, tidak ada yang boleh melukai anakku Kim Jaejoong apa lagi jika terekam CCTV, mulai sekarang semua staff yang mengatur semua hal di mansion akan kuganti termaksud asisten rumah tangga yang ada. Jika ada protesan tentang ini, silahkan angkat kaki dari sini, aku tidak keberatan!"

.
.
.

Eyd ga beraturan. Typo dimana" no edit.

Pake rules boleh ya. 30 komentar please.

.
.
.

The SecondWhere stories live. Discover now