L I M A D U A

Mulai dari awal
                                    

“Ga usah banyak bacot! Buruan!”

“Dimana cewek gue!?”

“Lauren gak masuk!” Geo yang menjawab.

Alendra menatap bingung, beberapa detik kemudian ia mengerti. Alendra tersenyum. “Oke, gue pergi dulu,”

Kepergian Alendra membuat Geo menatap pria itu. Bagaimana bisa Lauren mengenal sosok Alendra, karena yang Geo kenal di lingkungannya, Alendra bukan orang yang bisa di percaya, apalagi pria itu selalu mengedarkan dan membeli barang ilegal.

Tidak ingin ambil pusing, Geo langsung bergabung untuk bermain. Dibagi menjadi dua tim, permainan berlangsung. Ada beberapa siswi yang rela belum pulang hanya untuk melihat mereka bermain bola.

Satu jam berlangsung, tepat jam lima sore permainan di hentikan. Rega merebahkan tubuhnya di pinggir lapangan, mengatur pernafasan. Sesuatu yang dingin menyentuh pipinya membuat Rega membuka mata kaget, ia terduduk. Senyuman cantik milik Marissa membuat Rega berdecih.

“Nih, aku beliin kamu minum,”

“Thank's,” bukan Rega yang mengambil minum tersebut melainkan Erik.

“Ih, Erik! Itu bukan buat Lo tapi buat Rega.” kata Marissa kesal.

“Lagian suruh siapa cuma beli satu doang,” sahut Abi.

Marissa tak memperdulikan apa yang dikatakan oleh Abi, ia duduk di samping Rega.

“Tadi aku lagi ngerjain tugas, pas lihat ke lapangan ternyata kamu lagi main bola.”

Rega hanya mengangguk.

“Lo beliin minum cuma satu doang, Mar? Buat kita mana?”

“Beli aja sendiri,”

“Jadi, cewek jangan pilih kasih,”

Langkah Abi yang hendak berjalan mendekati Marissa terhenti melihat kedatangan Vana sambil berlari. “Sang masa depanku muncul juga, Hai baby!” Abi menyambutnya dengan kedua tangan yang terbuka, Vana langsung bergelayutan manja pada Abi.

“Kamu mau pulang sekarang?” tanya Abi pada Vana. Vana hanya mengangguk kecil.

“Oke, Let's go!” Kedua pasangan tersebut langsung pergi meninggalkan lapangan tanpa memperdulikan orang yang ada disekitarnya.

“Dasar lo bucin!” teriak Chandra pada Abi.

“Ga, aku boleh ngomong sesuatu gak?” tanya Marissa menatap Rega lekat.

Rega hanya mengangguk.

“Aku mau kamu terima perjodohan orang tua kita,”

Suasana mendadak menjadi canggung, Ali, Chandra, Erik, dan Geo saling bertatapan satu sama lain. Entah hubungan apa yang terjadi di antara kedua orang tua mereka tersebut, mereka tidak berani bertanya. Geo yang tadi sedang sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba langsung tertuju pada kedua orang yang ada dihadapannya.

“Aku tunggu jawabannya di rumah, aku pulang dulu.”

Rega hanya mengangguk pelan, kemudian mengacak rambutnya frustasi.

•••

Di dalam mobil Vana terus memperhatikan Abi yang terlihat tidak fokus dalam menyetir. Raut wajah bingung yang ada pada pria itu membuat Vana bertanya-tanya ada apa dengan kekasihnya itu? Tidak biasanya pria itu menjadi diam.

“Bi, hentikan mobilnya!” pinta Vana pada Abi, namun Abi tak mendengarkannya karena ia terus saja melamun.

“Abi!” teriak Vana membuat Abi mengerem secara mendadak.

Vana menarik nafasnya, “Lo kenapa?”

Abi menekuk kedua alisnya, “Aku? Aku emangnya kenapa?” tanyanya sambil menunjuk dirinya.

“Lo kalau lagi ada masalah cerita sama gue, Bi! Jangan sembunyikan masalah Lo dari gue. Jangan-jangan lo selingkuh lagi dari gue, Iya kan?” cerocos Vana.

“Kamu ngomong apa sih, Van? Aku mana mungkin selingkuh dari kamu.” balas Abi sambil mengelus puncak kepala gadis itu.

“Terus kenapa lo diam terus dari tadi?”

“Ga ada apa-apa, aku cuma lagi capek aja.” kata Abi berbohong padahal ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa mengganjal.

“Udah ya, sayang, jangan marah lagi.”

Vana tersenyum kecil, Abi pun ikut tersenyum dan langsung melajukan stir mobilnya kembali.

Bersambung...

Hallo, apa kabar? Selamat menikmati hari liburan kalian.

Next? Spam sebanyak-banyaknya!

Salam The Victor!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang