D U A T U J U H

2K 169 7
                                    

🔥HAPPY READING🔥

•••

Jam telah menunjukkan pukul 08:15 pagi. Sekolah sudah sepi? Tentu. karena jam masuk sekolah telah berbunyi sedari tadi. Mereka telat? Jangan di tanya.

Namun dengan santainya segerombolan enam pria yang berseragam SMA Lavendra tengah berjalan di koridor.

“Lo serius?! Demi apa kalo si Alendra mantan pacarnya Aure?” Abi membalikan tubuhnya diikuti dengan kedua tangannya memegang bahu Rega sehingga mereka saat ini sedang berhadapan.

Ya, mereka sedari tadi di basecamp mengintrogasi Rega. Tadi mereka terkejut ketika mendengar cerita dari Rega.

“Tapi kok gue gak tau ya?” ujar Chandra.

Rega hanya mengendikan bahunya acuh, dia benar-benar ingin mati sekarang. Entah perasaan apa ini dirinya sangat ingin tahu hubungan gadis itu dengan rivalnya yaitu Alendra Atmaja. Dia tidak suka gadis itu dekat dengan pria itu. Rasanya sekujur tubuhnya akan terasa sangat panas.

“Setau gue Aure sejak SMP memang dekat sama cowok yang namanya Al, dan itu awet banget. Sampai akhirnya cowok itu ninggalin pergi ke luar negri kemudian Aure memutuskan untuk pindah ke Indonesia,” Gumam Chandra.

“Wih seganteng apa tuh cowok sampe tinggalin Aure?”

Rega menatap Abi datar.

“Gue gak tau belum pernah ketemu,” ujar Chandra menggelengkan kepalanya.

Ya, dulu gadis itu sering bercerita tentang sahabat prianya itu. Setahu Chandra, sepupunya itu hanya dekat dengan Al. Sampai akhirnya dia ditinggalkan oleh pria itu.

“Ya ga–”

“HEI KALIAN! KENAPA JAM SEGINI BARU DATANG?!”

Keenam pria yang sedang berjalan di koridor langsung berhenti. Wanita yang sedang membawa penggaris panjang ditangannya menghampiri mereka.
Bu Tika selaku guru BK yang selalu berurusan dengan anggota inti The Victor.

Ketika Bu Tika sudah dekat keenam pria itu melarikan diri dengan cepat membuka Bu Indah menatap Emosi.

“REGA! ABI! ALI! ERIK! GEO! CHANDRA!” teriak Bu Tika.

“MAAF BU KAMI TELAT!” sahut Ali sambil berlalu kencang bersama dengan teman-temannya. Mereka melarikan diri menjauh sebelum terkena hukuman.

“KITA DULUAN YA BU! DADAH IBU!” Erik menyaut sambil tertawa kencang.

Bu Tika sedikit berlari untuk mengejar enam pria yang nakal itu dengan emosi yang meluap. Rega dan teman-temannya berpencar arah untuk mengelabuhi guru BK tersebut.

“JANGAN LARI KALIAN!” Bu Tika berhenti menarik nafasnya.

“Dasar murid kurang ajar!” gumam Bu Tika.

Rega berlari menuju lantai dua ke arah kelas 11 Bahasa 2 yaitu kelasnya sendiri sedangkan yang lain entah kemana mereka lari. Rega berhenti begitu merasa Bu Tika yang sangat galak tidak terlihat. Rega menyenderkan tubuhnya di dinding kelas 11 Bahasa 1 yang sedang tidak ada guru, Rega menarik nafasnya dalam-dalam.

“Lo telat lagi?”

Rega menoleh ketika mendengar suara seorang gadis yang baru saja keluar dari kelasnya. Rega tersenyum tipis membuat Lauren menatap aneh.

“Masuk sana,”

“Ogah!”

“REGA!”

“Biarin aku istirahat dulu,” balas Rega. Lauren sedikit merasa aneh ketika pria yang ada dihadapannya menggunakan Aku-Kamu padahal biasanya pria itu akan menggunakan bahasa Lo-Gue pada dirinya.

“Di kejar Bu Tika?” Lauren menebak membuat Rega mengangguk.

“Lo kok tau?” tanya Rega yang mengubah ucapannya menggunakan Lo-Gue kembali.

“Tadi Bu Tika masuk ke kelas lalu keluar pas dapat panggilan,” kata Lauren.

Rega terkekeh sesekali matanya melirik kesana kemari untuk memastikan guru tersebut sudah tidak mengejar dirinya. “Lo ngapain ke luar dari kelas?” kali ini Rega bertanya.

“Cari angin,”

“Jangan angin terus yang cari, sekali-kali cari gue,” ucap Rega secara tidak sadar.

Lauren menatap Rega Aneh. “Hah, apa?” tanya Lala.

Namun Rega malah memalingkan wajahnya kearah lain lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Enggak.”

Lauren mengangguk. “Ya udah gue masuk kelas dulu,” ujar Lauren. kemudian Rega mengangguk sebagai balasannya.

•••

Lima orang gadis sedang berjalan menuju perpustakaan. Langkah mereka terhenti ketika tiga gadis berpakaian ketat dan bermake-up tebal itu menghadangnya.

“Berani juga lo ya? Jangan mentang-mentang lo ada dalam perlindungan anggota inti The Victor, lo bisa seenaknya dekat-dekat sama cowok gue!”

Lauren mengerinyitkan. “Sorry, maksud lo?!” tanyanya.

“Udah berapa kali gue peringati jangan pernah lo dekat-dekat sama cowok gue!” bentak gadis itu sehingga sekarang mereka menjadi pusat perhatian.

“Din, lo gak ada kapoknya ya? Mentang-mentang Gerald udah jadi alumni, lo seenaknya gitu?” tanya Nara pada Dinda.

“Heh boneka mampang! Cowok yang lo maksud siapa hah?!” sahut Shela.

“Rega!” ucap gadis itu.

Lauren terkekeh. “Gak salah dengar gue? Duh obat lo abis ya?!” ucapnya mengejek.

“Bangsat lo!” gadis itu hendak menampar Lauren namun berhasil Lauren tahan.

“Ih jangan kasar! Lo lihat tuh banyak orang yang lihatin kita. Kalau lo kasar cowok-cowok gak bakal ada yang mau sama lo bahkan monyet aja gak mau sama lo!” Lauren dengan sengaja memancing emosi Dinda.

Ucap Lauren berhasil membuat seluruh murid di sana tertawa ngakak. Bahkan inti The Victor yang melihat perdebatan Lauren dan Dinda pun ikut ngakak.

“Hahaha! Anjing! Bu bos bisa ngelawak juga,” tawa Abi.

Rega pun ikut terkekeh. “Samperin!” katanya lalu mendekat ke arah Lauren.

“Heh, ulet keket! Lo kenapa sih cari gara-gara mulu?!” sinis Ali.

Dinda mendelik ke arah Ali. “Bukan urusan lo!” ketus Dinda. Dia kembali menatap Lauren dengan sinis. “Lo pakai susuk apa sih? Sampe-sampe cowok gue nempelin lo terus.”

“Idih! Cowok lo siapa marpuah!?” Jijik Erik.

“Cowok gue Rega lah!” Dinda mendekati Rega dan memeluk lengan Rega. “Iya kan Baby?!” ucapnya dengan manja.

Hueeekkk

Semua menatap keasal suara itu.

Opsssorry, gue suka mual lihat orang halu kaya lo,” ucap Lauren sambil memang perutnya.
Sontak semua orang yang ada di sana tertawa ngakak.

“Anjing lo!” geram Dinda.

“Gak ngaca lo?!” sahut Vana.

“Van, gak usah di ladenin. Semakin makin lama semakin di ladenin anjing ini semakin menggonggong,” ucap Lauren.

“Savage!” heboh Abi.

Rega tersenyum pada Lauren dan mengedipkan sebelah matanya pada Lauren. Lauren pun membalasnya pada Rega.

Lauren mendekat menarik tangan Rega. “Ayo babe! Kita pergi dari sini,” ucapnya dan meninggalkan Dinda yang menahan emosi.

“Yah kasian!” ledek Vana pada Dinda.

“Udah tau saingannya berat, masih aja di lawan,” Dasar bodoh!" tambah Tasya dan menyusuli teman-temannya yang sudah pergi.

“Damn it!” umpat Dinda. “Cabut!” ucapnya pada kedua antek-anteknya.

Bersambung...

Jangan lupa vote+komentarnya+follow akun ini.

REGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang