D U A B E L A S

3.9K 398 18
                                    

HAPPY READING

•••

Setelah selesai mengikuti upacara bendera, seluruh murid SMA Lavendra, kembali ke kelasnya masing-masing. Kini Lauren sedang berjalan menuju kelas. Pelajaran pertama adalah Bahasa Inggris yang di ajar oleh Miss Novi, guru dengan segudang cara yang mampu membuat murid-muridnya kesal bukan main. Entah itu dari tugas ataupun dengan materi pembelajaran.

Miss novi memasuki kelas. “Good morning, how are you today?” sapanya dengan membawa buku paket dan meletakan di meja guru.

“Morning to Miss, I'm fine, Thanks. And you?” balas murid serentak.

“I'm fine too, thanks. Sampai materi mana kita belajar kemarin?”

×Kelas hening.

“Ya udah kita lanjut pembasahan yang kemarin ya, keluarkan buku dan alat tulis kalian.”

×Kelas tetap hening. Namun semua murid tetap melakukan apa yang di inginkan oleh guru tersebut dan mereka mulai belajar.

Bel istirahat berbunyi. Lauren langsung menuju ke kantin, namun kali ini ia pergi seorang diri, karena ia ingin menemui Gerald dan anggota inti Archimoruz angkatan ke dua.

“Eh, ada si cantik,” sapa Abi sambil mengedipkan sebelah matanya. Membuat yang lainnya langsung menoleh.

“Sini-sini duduk,” tawar Ali di meja sebelahnya. Namun Lauren memilih duduk di samping Gerald.

“Emang enak loh di tolak,”

“Yeah, asem lo!”

“Duduk samping Rega lah, masa duduk samping Gerald.” goda Erik menampilkan senyuman meledeknya.

Lauren memutar bola matanya malas, tak lama Rega datang membawa 7 botol minuman. Pria itu membagikannya satu persatu, dan kini tersisa 2 botol lagi, satu untuk dirinya, dan untuk siapa?

“Waw, terimakasih sayang,” kata Abi dengan nada alaynya. Rega hanya menatap malas dan menjijikkan.

Lauren tiba-tiba gugup saat melihat Rega duduk di sampingnya.

“Ambil,” Rega memberikan satu minuman tersisa tersebut. Lauren pun langsung mengambilnya dan menyimpannya di atas meja.

“Ekhem,”

“Dek?” Gerald memanggil Lauren membuat Lauren menoleh padanya.

“Lo kenal Alendra?” pertanyaan itu mampu membuat Lauren membeku di tempat. Mereka semua yang ada di meja menatap Lauren menunggu jawaban.

Gerald menepuk pelan pundak lengan Lauren, gadis itu tersadar dari keterkejutannya dan langsung meminum air yang di berikan oleh Rega tadi.

Ali yang paham dengan bahasa tubuh yang di berikan oleh Lauren, ia langsung mengalihkan pembicaraan.

“Eh, Re! Tapi akting lo semalam itu bagus lhoo,” ujar Ali dengan nada jahil. Lauren salah tingkah, pipinya bersemu. Bersemu? iya Lauren malu. Tapi, bukan karena ia jadi partner balap Rega, tapi karena ia habis melepaskan ciumannya dengan Rega.

“Yeah, ini bocah malah malu-malu kucing,” Gerald mengolok adiknya yang sedang malu-malu kucing itu.

Rega melirik Lauren sekilas, benar saja wajah gadis itu semakin memerah.

Gerald menatap Lauren, “Pantas lah si Ale minta lo buat jadi partner balap lo,” Rega melirik Gerald dan mengendika bahunya acuh.

“Sampai totalitas gitu, ‘Sayang jangan ke bawa emosi buat hal yang gak penting ini.’ Hahaha” kata Abi sambil menirukan ucapan Lauren pada malam itu.

REGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang