D U A E N A M

2K 177 6
                                    

HAPPY READING

•••

Siang telah berganti malam. Kini Lauren sedang berada di dalam kamarnya sambil menonton film drama kesukaannya.

Ceklek..

Pandangan Lauren saat itu juga langsung ke arah pintu kamarnya.

“Rega nunggu lo di luar. Cepat siap-siap dia mau ngajak lo pergi,” ucap Chandra dari ambang pintu.

Lauren mendengus setelah mendengar ucapan Chandra yang memberitahu bahwa Rega sudah berada di depan rumah. Pasalnya pria itu tidak memberitahu terlebih dulu kepadanya.

“Bentar gue siap-siap dulu,” balas Lauren. Chandra pun mengangguk dan pergi meninggalkan kamar Lauren.

Lauren pun bersiap-siap, setelah selesai bersiap-siap. Lauren pamit pada Mamanya sebelum menghampiri Rega yang sudah menunggu.

Lauren masuk kedalam mobil sport berwarna hitam yang Rega bawa. Tanpa berkata apapun Rega langsung menginjak pedal gas meninggalkan perkarangan rumah Lauren. Di perjalanan hanya terdengar suara AC karena dua remaja itu hanya diam dengan pikiran mereka masing-masing.

“Mau kemana?” akhirnya Lauren membuka suara karena suasana di mobil sangat sunyi dan ia tak menyukai suasana itu. Lauren menoleh menatap Rega yang fokus dengan setirnya.

Lauren berdecak saat Rega tak membalas pertanyaanya. Lauren memukul tangan Rega dengan kencang membuat pria itu melotot kaget.

“Bahaya! Kalo nabrak gimana?!”

Lauren mendengus. “Bodoamat!” balasnya.

Lauren mengeluarkan ponselnya agar tidak berbicara dengan pria yang ada di sampingnya. Ia masih sangat kesal. Rega menghentikan stir mobilnya di tempat sepi kemudian langsung mengambil ponsel gadis itu.

“Balikin gak?” gertaknya.

Ah, dia sedang kesulitan saat ini. Sudah sangat jelas pria itu memiliki tenaga yang kuat dari pada dirinya.

“Gue bakal balikin. Asal lo jawab jujur pertanyaan gue Queen, ujarnya santai.

Ya, kini mereka sedang berdebat karena Rega selalu saja meminta dirinya untuk menjawab jujur dari pertanyaan-pertanyaannya itu.

“Soal apa lagi sih?” tanya Lala.

“Lo ada hubungan apa sama Alendra?!”

Lauren memutar bola matanya jengah. “Lo minta Chandra buat gue siap-siap cuma buat ngomongin ini doang?!”

Rega tak menjawab, ia tetap setia dengan posisi duduknya. Rega menatap gadis yang ada di hadapannya dan merapikan rambut gadis itu. Lauren yang mendapatkan perlakuan itu pun diam.

“MOMMY!!” batinnya menjerit.

“Sekarang gue tanya sama lo sejauh mana si bangsat tau soal kita?!” tanyanya tajam.

“Sumpah ya, lo cowok paling nyebelin tau!"

“Dan lo cewek batu yang pernah gue kenal. Tinggal jawab doang apa susahnya?”

Lauren mengangguk. “Oke gue paham maksud lo, lo takut kan kalo dia bakal tau semuanya? Tenang, gue tetap ngaku kalo kita pacaran.” gadis itu tertawa hambar.

“Pintar! Gue sebagai pacar lo cuma mau bilang, Jangan pernah lo deketin si bangsat itu lagi, gue ngelarang keras lo berhubungan sama dia,”

“Ngerti Queen?!” tanya Rega.

Kepala Lauren mengangguk. Rega tersenyum dan kemudian mencium kening gadis itu.

“Jadi Alendra siapanya lo?!” ujar Rega.

“Oke kalo emang lo mau tau soal gue sama Alendra. Dengar baik-baik! Gue sama dia gak ada apa-apa dan dia cuma mantan gue!” balasnya.

Setelah mengatakan itu, ia mulai tersadar akan ponsel miliknya.

“Balikin ponsel gue!” pinta Lauren Rega pun langsung memberikan ponsel miliknya. Kemudian melanjukan mobilnya.

•••

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke tempat yang ingin mereka tuju, hingga Rega menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran dan menoleh gadis itu yang hanya diam setelah menjawab pertanyaannya tadi. Rega menyuruh Lauren turun.

Lauren mengikuti langkah Rega masuk ke dalam restoran, keduanya duduk di salah satu kursi kosong.

“Pesan apa?”

Lauren diam.

“Queen?”

“Terserah,” balas Lauren seadanya membuat Rega langsung memesan makanan.

Lauren mengeluarkan ponselnya untuk mengabaikan pria yang ada dihadapannya ini. Lagi dan lagi Rega mengambil ponsel gadis itu.

“Apaan, sih?! Balikin gak?!”

Rega tersenyum tipis melihat gadis yang ada dihadapannya mengerucutkan bibirnya. "Gue gak suka lo diemin!" kata Rega.

“Lo emang cocoknya di diemin.”

“Dih?!”

Lauren hanya diam, malas untuk berdebat dengan pria itu. “Lo duluan yang mulai,” ucap Lauren pada akhirnya.

“Kok jadi salahin gue?”

“Pikir lah sendiri,”

Makanan mereka datang dua porsi Mie ayam dan es teh manis. Lauren menatap Mie ayam yang ada dihadapannya kemudian mendongkak. Ini anak ngajak ke restoran mewah, cuma beli mie ayam?! —batinnya.

“Kenapa?” Rega mengangkat alis kanannya saat Lauren tak menyentuh makananya. “Engga suka? Pesan yang lain,” kata Rega lagi.

Lauren menggeleng. Buset banyak duit bang? Lauren menyisihkan daun bawang terlebih dahulu sebelum memakannya. Rega yang sudah melahap berapa kali makanannya ia menatap gadis yang ada dihadapannya dengan tatapan aneh.

“Kenapa lagi?”

“Gue gak bisa makan daun bawang,” jawab Lauren yang masih fokus dengan daun bawang yang ada di makanannya. Setelah selesai barulah gadis itu melahap makanannya dengan pelan.

“Queen,”

Lauren menatap Rega. “Apa?”

“Gue gak suka lo dekat sama Alendra!” tegas Rega.

Lauren masih diam. “Jangan pernah lo temuin dia lagi,” suara berat Rega terdengar dingin dengan cepat gadis itu mengangguk.

Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk pulang.

Bersambung...

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN FOLLOW AKUN INI.

REGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang