S A T U

7.7K 714 59
                                    

Jangan lupa vote, follow dan share cerita ini.

•••

BRUM

BRUM

BRUM

Terlihat beberapa motor sport memasuki gerbang SMA Lavendra, memarkirkan motor di tempat khusus The Victor.

•••

Lorong sekolah terlihat ramai ketika segerombolan anggota The Victor yang merupakan geng besar di sekolah SMA Lavendra serta perisai sekolah itu berjalan di tengah koridor.

Tubuh tinggi, tegap, dan propisional yang membuat kesan gagah, membuat para siswi SMA Lavendra menarik nafas ketika melihatnya.

Tidak hanya itu wajah mereka yang tampan, tetapi senyuman manis mereka dapat membuat para kaum hawa meleleh.

Namun, dari banyaknya anggota The Victor ada satu orang yang selalu menjadi pusat perhatian. Dia manusia paling kalem dan dingin. Matanya yang selalu terlihat tajam, alis yang tebal, hidung yang mancung, bibirnya yang berwarna merah pucat dan rahang tegas, serta kokoh merupakan pahatan Tuhan yang paling sempurna.

Terlebih tubuhnya yang tinggi, dan proposional membuat para siswi SMA Lavendra berebut mencari perhatian dari seorang Rega Aldenvino.

Rega Aldenvino, ketua geng  angkatan kedua itu memang selalu menjadi kebanggaan sekolah meskipun ia selalu membuat keributan di sekolah, Rega juga ahli dalam menyusun strategi aksi serang menyerang sekolah lain.

Tidak ada yang berani mendekati dirinya secara langsung dengan Rega  terutama para penggemarnya saja takut.

Mereka hanya bisa melakukan menaruh hadiah, makan siang atau apapun itu secara diam-diam di meja Rega atau menitipkannya kepada sahabat-sahabat cowok itu.

“Bro,” kata Abi yang merupakan sahabat Rega dari SMP.

“Apa?”

“Dinda tuh,”

Dinda Alexandra, merupakan primadona yang sangat cantik di SMA Lavendra. Rega menatap Dinda beberapa detik sebelum akhirnya pandangannya menatap lurus koridor yang akan membawanya ke kelas 10 BAHASA 2.

“Gila-gila gunungnya gede banget,” ujar Erik dengan menggelengkan kepalanya kagum.

“Astagfirullah mata gue ternodai,” sahut Ali.

Sementara Geo ia hanya berdecak dengan tingkah temannya itu yang memilik otak yang sangat mesum.

•••

Seorang gadis remaja berhasil menjadi pusat perhatian siswa-siswi SMA Lavendra di sepanjang koridor. Gadis dengan rambut berwarna kecoklatan dan matanya yang berwarna abu-abu.

Lauren Scarletta Lostrep. Gadis yang menjadi murid baru di SMA Lavendra.

“Anak baru ya?”

“Cantik banget gilaa!”

“Calon-calon Mostwanted Girls.”

“Dinda bakalan kalah saing nih!”

“Mirip Gerald!”

Bisik-bisikan yang Lauren dengar membuatnya tersenyum dan terkejut, heran dengan seseorang yang mengatakan bahwa dirinya mirip Gerald. Lauren, nama panggilan yang sering di gunakan oleh orang-orang untuk memanggil dirinya.

Lauren menatap seluruh penjuru sekolah. Matanya tidak sengaja bertemu dengan mata seorang pria yang berada di kelas lantai dua. Lauren, tersenyum kikuk kemudian mencari ruang guru.

“Permisi,” ucapnya sopan. Pada pria yang sedang mengobrol dengan temannya di koridor. Pria tersebut menoleh kemudian terdiam menatap Lauren dari atas sampai bawah.

“Lo anak baru?” tanya siswa itu.

Lauren mengangguk. “Iya, kalo boleh tau di mana letak ruang guru?” tanyanya sopan. Pria itu langsung menarik pelan Lauren menuju ruang guru.

Setelah berada di depan ruang guru, Lauren menatap pria itu dan berterima kasih padanya.

Pria itu pergi meninggalkan Lauren yang masih terdiam. Dia menatap pintu yang ada di depan dirinya.

•••

KELAS 10 BAHASA 1.

“Selamat pagi anak-anak,” seorang guru masuk ke dalam kelas membuat suasana langsung menjadi hening. Guru Bahasa Inggris yang selalu memberikan tugas.

“Kalian kedatangan murid baru. Silahkan masuk, Nak,” Miss Novi menggerakan tangannya sebagai tanda agar Lauren memasuki kelas dan memperkenalkan diri.

Lauren tersenyum ketika di tatap oleh seluruh murid yang berada di kelas, ia menghela nafas sebelum memperkenalkan dirinya.

“Hai, perkenalkan nama gue Lauren Scarletta Lostrep. Lo bisa panggil gue Lauren dan gue pindahan dari Spanyol.” jelasnya.

“Anjir cantik banget!”

“Emaknya ngidam apaan ya pas hamil?”

“Udah punya doi belum?”

Miss Novi menggeleng pelan kepalanya ketika melihat tingkah laku anak muridnya, kemudian Miss Novi menyuruh Lauren duduk dengan salah satu siswi.

“Hai, Lauren!” sapa Tasya. Lauren tersenyum saat mengetahui bahwa dirinya akan sekelas dengan Tasya.

“OH MY GOD! Cantik banget,” sahut gadis yang berasal dari baris belakang.

Lauren langsung menoleh dengan senyuman manisnya. “Heyy, salam kenal.” balas Lauren penuh gembira.

“Kenalin gue Yovana, bisa panggil gue Vana.” kata Vana matanya lepas dari pandangan Lauren.

“Dan, kenalin yang di samping gue ini, Shela Marsha, terserah lo mau manggil dia apa.”

“Hello Shela?!” sapa Lauren. Cewek yang sedang asik bermain game dari bawah kolong meja langsung mendongkak kemudian membulatkan matanya.

“Hai.”

“Yang itu juga teman kita, namanya Nara Amora Sanjaya,” ucap Tasya sambil menunjuk seorang gadis yang sedang memegang kipas kecil.

“She’s so funny,” gumam Lauren sedikit terkekeh. Namun masih bisa di dengar oleh Tasya.

Bersambung...

REGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang