S E B E L A S

4.1K 418 9
                                    

HAPPY READING

•••

Malam ini seluruh anggota The Victor dari angkatan ke tujuh sampai angkatan ke delapan, mereka sudah berkumpul di sirkuit balap, mereka datang untuk mendukung ketuanya.

Sekarang Lauren sedang berada di mobil Rega, karena itu permintaan yang meminta dirinya untuk menjadi partner balap Rega malam ini.

Rega datang paling akhir di antara pasukan musuhnya. Ia keluar dari mobil, membukan pintu untuk Lauren.

Jauh dari dugaan dirinya, Lauren keluar dengan senyuman manisnya.

Anggota inti The Victor menghampiri mobil Rega. Lauren sekarang berdiri di samping Rega dengan tenang tangan Rega yang bertengger manis di pinggang Lauren.

Ia harus merutuki hal itu, Namun sekarang ini adalah perannya hanya malam ini.

“Yang professional ya adik ku tersayang,” goda Gerald dengan muka yang sangat menyebalkan.

Lauren tersenyum manis sambil menatap Gerald tajam. Lihat saja pembalasan gue.

Rega menatap sekitarnya, ia tidak menyangka bahwa balapan kali ini sangat ramai dari perkiraannya.

“Widihh… kayaknya ada yang bakal pacaran,” ujar Abi suaranya sedang sedikit meledek.

Lauren memutar bola matanya malas begitu mendengar penuturan dari Abi.

Rega menarik pinggang Lauren yang membuat jarak keduanya sangat dekat. Lauren terkejut dengan perlakuan Rega yang tiba-tiba.

Sahabat-sahabatnya membulatkan mata terkejut, begitu pula Gerald.

Kemudian Alendra datang dengan wanita yang berstatus sebagai partner balapnya yaitu Dinda.

Kita lihat saja nanti siapa yang akan bertekuk lutut malam ini, Rega.” –batin Alendra.

“Selamat malam, Rega Aldenvino.”

Anggota inti The Victor menoleh pada sumber suara, melihat rival Rega yang datang seorang wanita yang berpakaian serba mini. Mereka menatap remeh ke arah Alendra.

Alendra mematung ketika melihat gadis yang sekarang tengah menatapnya.

Rega yang melihat perubahan Lauren, ia langsung membawa gadis itu ke dalam rangkulannya.

Alendra menormalkan sikapnya ketika Rega merangkul Lauren, ia maju selangkah mendekati Rega. “Cewek lo cantik juga,” pujinya menatap lekat gadis yang sedang berada di dalam rangkulan rivalnya.

Lauren terkejut, mengapa diri jadi seperti ini, ia merapatkan dirinya kepada Rega.

“Jauh-jauh lo dari cewek gue bangsat!” kata Rega menekan setiap perkataanya.

Alendra tertawa, ia mendekati Rega dan menepuk pelan bahunya.

“Santai bro, gue cuma mau bilang, gue gak akan biarin lo menang buat malam ini.”

Rega terpancing emosi, ia akan melempar pukulan keras ke arah wajah rivalnya itu. Namun belum sampai tangannya menyentuh rival sialannya itu, tangannya sudah lebih dulu di cekal oleh tangan mungil Lauren.

“Calm down babe, jangan ke bawa emosi buat hal yang gak penting kaya gini.” Lauren tersenyum menenangkan, dan mensejajarkan dengan Rega. Semua orang yang melihat itu langsung membulatkan mata ketika melihat tindakan Lauren, begitu pula dengan Rega.

Rega mengandeng tangan Lauren untuk masuk ke dalam mobil sportnya, karena sebentar lagi balapan akan di mulai.

Alendra tersenyum miring. “By the way, long time not see, Lauren.” Alendra meninggikan suaranya dan menekan kata-kata terakhir yang membuat sang empu diam di tempat.

REGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang