D U A P U L U H

2.6K 223 8
                                    

🔥Happy Reading🔥

•••

Kini acara perpisahan telah selesai. Lauren sedang berjalan menuju kantin. Keempat sahabatnya sudah berada di kantin terlebih dahulu. Jadi Lauren menyusul mereka.

Lauren memasuki kantin dengan wajah yang ditekuk masam. Dia melihat Vana memanggilnya kesana. Lauren pun langsung menunjuk kearah mereka. Keempat sahabatnya mengerenyitkan dahinya bingung melihat wajah Lauren yang masam.

“Kenapa muka lo di tekuk gitu?!” tanya Shela.

“Gue laper!” jawab Lauren ketus.

“Anjir gue kira kenapa,” tawa Tasya.

"Sial! Ngakak gue liat lo laper gini!” tawa Nara.

Lauren sebal saat keempat sahabatnya mentertawakannya.

“HUAAA!! JAHAT BANGET LO PADA!” teriak Lauren sambil menangis.

“Udah jangan nangis,” kata Rega sambil menyodorkan sandwich yang baru ia beli tadi pada Lauren.

“Buat gue?!” tanya Lauren sambil menyeka air matanya. Rega hanya mengangguk.

“Wah! Makasih! Tau aja lo gue lagi laper,” ujar Lauren senang.

Rega hanya menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Lauren.

Lauren pun langsung memakan sandwichnya tersebut.

“Kak, beliin minum dong!” pintanya.

“Males ah! Capek gue dek,” tolaknya.

“Oh, lo gitu ya?! Oke gue aduin bokap lo soal balapan itu,” ancam Lauren dan langsung berdiri.

“Eh-eh! Iya-iya gue beliin!” Gerald langsung menuju penjual minuman.

“Ini minum nya,”ucap Gerald dan memberikan sebotol air minum pada Lauren. Lauren langsung meneguknya.

Saat mereka sedang asik berbincang dan memakan makanan mereka. Tak lama datanglah Damian yang berteriak heboh memasuki kantin meneriaki nama Rega.

“Bos gawat bos!” ucap Damian sambil mengatur nafasnya.

“Kenapa?” tanya Rega.

"Ke—kencana ada di gerbang!”

Pernyataan itu berhasil membuat seisi kantin mematung, mereka semua terkejut. Berbeda sekali dengan beberapa pria yang sudah mengepalkan tangannya dan mengeluarkan seringai yang menyeramkan.

“Ge, siapin anak-anak yang lain, Kita ke depan sekarang!” pinta Gerald pada Geo.

“Kalian cewek-cewek masuk kelas!” lanjut Gerald kepada adiknya dan juga sahabat adiknya.

Lauren yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa menyimak dengan diam. Saat melihat Gerald dan teman-temannya itu langsung keluar dari kantin, Lauren baru menyadari sesuatu saat Tasya memintanya untuk masuk pergi ke kelas.

Ya, Kencana. Saat malam balapan itu, anak-anak Lavendra banyak yang membicarakan soal Kencana.

“Al,” ucapnya pelan.

•••

“Kamu jangan macam-macam Rega! Situasi sekarang sedang berbahaya!” ucap pak Gery selaku pak kepala sekolah.

Rega menghela nafasnya jengah. “Tugas Om cukup umumin seluruh siswa-siswi untuk masuk ke dalam kelas!” katanya lalu berlari menyusuli teman-temannya.

Jika sudah begitu pak Gery pun tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Melaporkan kepada polisi pun bukan jalan yang terbaik, dirinya tidak ingin kejadian beberapa tahun lalu terjadi lagi.

REGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang