S E M B I L A N

4K 429 2
                                    

HAPPY READING

•••

Malam ini semua anggota The Victor  atan 7-8 sedang berkumpul di markas. Gerald pun selaku mantan ketua angkatan pertama ikut serta menghadiri perundingan tersebut.

Semua anggota inti The Victor dari 7-8 tengah berkumpul di ruang rapat yang berada di markas.

“Gimana persiapan lo?” tanya Gerald mulai serius. Malam lusa adalah hari di mana Rega akan balapan kembali, namun berbeda dengan balapan kali ini.

Rega menoleh. “Gue udah siap, tapi–,” Rega memotong ucapannya.

“Kenapa? Lo takut Aure gak mau jadi partner lo?” tanya Gerald sedikit terkekeh.

Rega mendesah frustasi. “Gue gak mungkin bawa dia sebagai partner balap gue.”

Gerald mendekati Rega kemudian menepuk pelan pundak Rega. “Lo gak usah khawatir, gue bakalan bantu buat bujuk dia.”

Rega tersenyum. Ia kira kedatangan Gerald akan memarahi dirinya, namun ini berbanding terbalik.

Tiba-tiba ponsel Gerald berdering tanda ada yang menghubungi dirinya.

Gerald mengambil ponselnya dari dalam saku celana. Nama “Adek lucknut” terpampang di layar ponsel sekarang. Tumben sekali Aure menghubunginya.

“Hallo Re,” Rega dan para anggota inti The Victor yang lainya menatap Gerald, saat tahu siapa sang penelpon. Berbeda dengan Rega yang menampilkan raut wajah serius.

“Lo di mana Kak?” tanya Aure dari seberang sana.

“Gue lagi di markas, kenapa emangnya?”

“Huum lo bisa pulang gak? gue takut ini sendirian.” setelah mengatakan itu buru-buru Lauren mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

Gerald langsung beranjak dari duduknya, lalu mengambil kunci motornya yang tergeletak di meja rapat.

“Gue balik dulu sebentar, nanti gue balik lagi.” pamit Gerald.

“Kenapa Rald?” tanya salah satu anggota inti The Victor angkatan ke tujuh yaitu Johan Athalla.

“Biasalah cewek,” balas Gerald. Kemudian Gerald melirik Rega yang sedari tadi memperhatikan dirinya.

“Sans bro, adik gue gak kenapa-napa,” kata Gerald meledek.

“HAHAHA! Kayak nya sebentar lagi ada bau-bau cinta nih,” celetuk Abi yang membuat seluruh anggota tertawa.

Setelah itu Gerald langsung pergi meningglkan markas.

•••

Gerald mengetuk pintu rumah mewah itu, tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok Lauren yang sangat rapi dan cantik.

“Tumben rapi, mau kemana?” tanya Gerald sambil menuju ruang keluarga. Ia menidurkan tubuhnya di sofa.

Lauren duduk di sampingnya dan tersenyum manis.

“Temenin gue jalan yuk, Kak!” pinta Lauren memasang puppy eyes.

Gerald menatap Lauren. “So, lo suruh gue pulang cuma buat ini?” tanya Gerald.

Lauren mengangguk tersenyum. Gerald masih menidurkan dirinya di sofa, kemudian Lauren merengek. “Ayolah, Kak! gue bosen.” kata Lauren kali ini memasang wajah memelas.

“Gak mau! Gue capek.”

“Please!”

Gerald berdecak. “Lo bisa bawa motor dan juga mobil. Itu kendaraan juga gak di pakai, kenapa gak ajak teman-teman lo aja dan kenapa harus gue?” sewot Gerald lalu ia mendudukan dirinya.

REGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang