[44] Just (just) To (to) Touch Your Face

Mulai dari awal
                                    

"Seru," jawab Zyakiel lemah. Ia tidak memiliki tenaga untuk mengikuti obrolan Diana yang sangat mengusik ketenangan hatinya. Bahkan di telinganya, semua perkataan Diana terdengar seperti sarkas yang mengolok-ngoloknya.

"Mas Kiel, aku udah selesai!" Dari belakang Diana, suara Syakia memecahkan ketegangan di antara Zyakiel dan Diana. Dan dengan heboh Syakia sampai melambaikan tangan.

Zyakiel mendorong trolinya melewati Diana dengan kepala tertunduk, begitu enggan bertatap wajah dengan Diana. "Saya duluan," pamit Zyakiel ketika berada tepat di samping telinga Diana.

Kemudian Zyakiel menghampiri Syakia. Dan Diana yang berbalik untuk memperhatikan Zyakiel tidak dapat melihat jelas siapa yang barusan memanggil Zyakiel lantaran Zyakiel berdiri tepat di depan orang yang memanggilnya dan menghalangi pandangan Diana.

"Hmm.... Mas Kiel?" gumam Diana. Terasa asing mendengar seorang gadis memanggil Zyakiel dengan demikian. "Adiknya Kiel, ya?" tebaknya. Masih memperhatikan dan berusaha melihat wajah dari gadis yang ada di depan punggung Zyakiel.

"Kiel, nanti lo dateng reunian, kan? Harus dateng dong. Kapan lagi kita reunian, kan? Pasti seru!" ujar Diana, berusaha mengambil atensi Zyakiel.

Zyakiel tidak mengubah posisi tubuhnya, hanya kepalanya saja yang menoleh ke belakang. "Iya, saya dateng," jawabnya, lalu kembali menghadap depan.

"Oke, gue nantikan. Gue duluan!" Diana tersenyum seraya melambaikan tangan. Kemudian berjalan berbalik dari arah Zyakiel, menjauh untuk menuju pintu supermarket.

Syakia tertegun dengan kepala mendongak dan bibir terbuka kecil. Sorot matanya bingung sekaligus sedih. "Mas Kiel.... kenapa?" tanyanya ragu.

Syakia tidak mengerti mengapa Zyakiel memasang wajah sedih dan ketakutan seperti itu. Bahkan tangan Zyakiel yang memegang pundaknya pun gemetar. Zyakiel seperti habis bertemu dengan monster yang menakutkan dan berusaha mencegah Syakia atau menyembunyikan Syakia supaya tidak bertemu dengan monster itu.

"Nggak.... nggak papa.... kalau udah selesai kita ke kasir sekarang." Zyakiel berusaha mengumbar senyum yang sangat dipaksakan. Ia menggandeng tangan Syakia dan menariknya pelan menuju kasir.

Meskipun demikian, ekspresi Zyakiel yang sebelumnya tidak hilang dari benak Syakia. Justru menambah rasa penasaran atas apa alasan Zyakiel sampai berekspresi seperti itu.

Ah, gadis tadi. Gadis yang mengajak Zyakiel berbicara. Apa gadis itu kenalan Zyakiel? Apa gadis itu penyebabnya? Siapa gadis itu?

Syakia sangat penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya.


~to my first love~

Zyakiel tidak bisa berhenti tersenyum menyaksikan penyanyi di atas panggung yang sedang mengcover lagu Penjaga Hati karya Nadhifa Basmalah. Lagu yang sengat indah dan penuh makna. Semua penonton di depan panggung yang berdiri di sekitar Zyakiel dengan kompak ikut bernyanyi, menggoyangkan tubuh mereka melambai ke kiri ke kanan bagaikan rerumputan yang diterpa angin.

Hawa aroma hujan di jam delapan malam mendatangkan kesejukan di tengah ramainya pengunjung di Social Place. Membuat semangat para penonton semakin keras mengeluarkan suara mereka tanpa perduli hujan sungguh datang atau hanya pertandanya saja.

First Girlfriend To BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang