E N A M B E L A S

Mulai dari awal
                                    

Tiba-tiba pikirannya tertuju pada Lauren. Ah! Mendengar nama itu Rega sangat penasaran sekali dengan Alendra. Ada hubungan apa mereka berdua?

Jujur semalam Rega terkejut mendengar penuturan Alendra.

Mengingat kejadian semalam ia tersenyum kecut, Rega kembali meneguk minumannya.

Rega kembali menutup pintu balkon. Ia menyimpan kembali botol yang tadi di bawanya, lalu berbaring di tempat tidur.

Saat membuka ponsel ada notifikasi panggilan masuk tak terjawab dari Abi, dia akan menelpon balik sahabatnya itu.

Oyy lo di mana?!” sahut Abi dari sana.

“Gue di rumah,”

Hah?!! Lo gak ke markas?

“Ada nyokap, bokap, males.”

Oh, ya udah. Baik-baik lo di rumah, salam buat Om dan Tante ya,

“Hm,”

Rega langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Dan, melempar ponsel itu keranjang king-sizenya.

Rega kini sedang merasa jenuh sendirian di kamar.

Rega mengacak rambutnya frustasi. “Argghh! Gue bosen, anjing! Teriak Rega.

•••

Di lain tempat, kini Lauren sedang bersiap untuk pergi ke minimarket, untuk membeli beberapa cemilan, minuman, dan juga bahan makanan lainnya.

“Gue antar aja, gimana?” tawar Gerald yang sedang duduk di sofa.

“Gak usah, gue bisa sendiri.”

“Ya udah hati-hati, jangan ngebut-ngebut.” ucap Gerald tangannya mencubit batang hidung Lauren.

Lauren mengacungkan ibu jarinya, lalu keluar dari rumah.

Cuaca pagi hari ini sangat indah dan sedikit agak panas, untung saja dia membawa mobil jadi tidak terlalu panas.

Lauren menepikan mobilnya saat sudah sampai di minimarket, dia langsung saja masuk dan mencari kebutuhan yang akan di beli.

Saat sedang mencari snak potato chips kesukaannya, dia tidak sengaja menabrak seorang pria bertubuh tinggi di depannya.

“Aduh.. maaf Kak,” ujar Lauren spontan.

Pria itu berbalik dan melihat siapa pelaku yang menabraknya.

Lauren saat melihat siapa pria yang ia tabrak. Pria itu, hidungnya, matanya tidak asing lagi baginya.

“My Princess,” gumam pria itu. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan gadisnya dulu di sini.

Saat menyadari raut wajah gadis di hadapannya yang berubah, bertanda bahwa gadis itu sedang ketakutan dan menahan air matanya. Pria itu langsung menampilkan senyuman manisnya.

“Hei, Re! Gak usah takut,” katanya lalu ia terkekeh.

Lauren salah tingkah, tidak tahu harus berbuat apa saat ini. “Ah, iya?! Gue duluan,” pamit Lauren bergegas menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya.

Dirinya harus cepat-cepat pergi dari sini.

Pria itu tersenyum, lalu membawakan snack potato chips yang merupakan kesukaan gadis itu, ah! ternyata dia masih mengingatnya semuanya tentang gadis itu.

Namun sangat disayangkan, Lauren menolaknya dan langsung menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

Pria ini sedikit berlari saat Lauren akan memasuki mobil.

REGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang