T I G A B E L A S

Start from the beginning
                                    

“Alendra bangsat! Bisa-bisanya dia jadiin, Bu bos sebagai kelemahan lo.” ujar Abi geram.

“Lauren jadi tanggung jawab gue. Gue udah kasih jaket The Victor ke dia, kalian tolong jaga dia dari jauh. Dan gue juga minta, kalian tetap fokus ke masalah Roxsa.” ucap Rega bersamaan dengan tangannya yang terkepal, ketika mengingat pesan yang ia terima semalam.

Hening. Tidak ada yang membalas ucapan Rega, mereka semua mengerti apa yang di maksud oleh ketuanya.

Setelah mengucapkan itu, Rega langsung turun ke bawah rooftop dan pergi meninggalkan keempat sahabatnya.

“Bang?”

Rega yang baru saja sampai di koridor, lantas langsung menatap anggota The Victor lainnya yang menghampiri dirinya.

“Lauren—,”

“Di mana?”  Rega memotong ucapan pria itu, tanpa di beritahu Rega langsung berlari menuju kelas Lauren.

Rega masuk ke dalam kelas Lauren yang sudah ramai, ia bisa mendengar bisik-bisik dari kelas 10 BAHASA 1 yang membuat Rega sedikit panas. Rega menghampiri Lauren yang sedang terdiam dengan tatapan kosong.

“Kenapa?” suara Rega membuat Tasya yang di sebelah Lauren langsung mendongkak. Tasya memberikan kotak hitam yang berisi Bunga Mawar Hitam dengan campuran darah.

Rega mengeram menandakan bahwa dirinya telah murka melihat perbuatan ini.

Rega membawa Lauren meninggalkan kelas, beruntungnya hari ini guru-guru sedang rapat.

“Mau ke mana?” Lauren sadar begitu pria yang menariknya cukup erat. Rega tidak menjawab pertanyaan gadis yang ia bawa, akhirnya Lauren memutuskan untuk diam.

Rega membawa Lauren menuju taman belakang sekolah, tepatnya di bawah pohon besar yang rimbun dengan kolam ikan di depannya.

Rega meminta Lauren untuk duduk, sedangkan Lauren hanya menurut saja apa yang dikatakan oleh pria itu.

“Sejak kapan kotak bunga mawar hitam itu ada?” tanya Rega sambil menatap Lauren secara lekat. Lauren hanya menggelengkan kepalanya pelan membuat Rega mengacak rambutnya frustasi dengan apa yang terjadi.

“Jawab gue, Lauren!”

“Gue gapapa, Ga!” kata Aure meyakinkan Rega, agar ia tidak terlalu khawatir dengan hal sepele seperti ini. Rega memutuskan untuk duduk di sebelah Lauren membuat gadis itu langsung menoleh kepadanya.

“Re,” Lauren memasang wajah bertanya.

“Kenapa, Ga?”

“Mulai hari ini dan seterusnya, lo harus sama gue!”

Lauren memasang wajah bingung. “Hah?”

Rega berdecak malas, karena gadis ini tidak mengerti apa yang di maksud olehnya. Rega menoleh, tangan perlahan mengangkat dan mulai mengacak rambut gadis yang ada di hadapannya.

“Mulai sekarang, lo jadi tanggung jawab gue, Lauren Scarletta Lostrep.”

•••

Sekarang Lauren sedang menunggu Rega, yang akan mengantarkannya pulang.

Lauren kepikiran soal pertanyaan dari Gerald yang  tempo hari pernah ia pertanyakan kepadanya adiknya, pasalnya saat Gerald bertanya mengenai Alendra. Pikirannya saat ini sedang berkelana pada saat 2 tahun yang lalu, di mana semuanya telah berubah. Hari-hari hangat Lauren lenyap begitu saja.

Malam itu dirinya benar-benar terkejut, namun apa boleh buat? Takdir telah mempertemukannya kembali. Setelah bertahun-tahun lamanya dunia seakan bungkam tentang pria itu, dan tepatnya di malam itu semuanya telah terjawab.

Namun begitu banyak perubahan pada dirinya. Pria itu memang berpenampilan sangat urakan berbeda dengan dulu. Namun sikapnya yang sekarang membuat Lauren sangat terkejut. Dulu, pria itu tidak pernah kasar pada siapapun dan tidak pernah menyelesaikan masalah dengan kekerasan.

Namun pada malam itu Lauren melihat semuanya dengan jelas, melihat perubahan yang sangat tidak bisa di percaya. Pertanyaan Lauren saat ini adalah.

“Apakah perasaan ini masih sama?” Lauren tersenyum miris.

“Cepat naik!” Lauren terkejut. Ah! Ternyata Rega, saking seriusnya berkelana dalam masa lalu ia sampai tidak sadar bahwa Rega sudah berada di sampingnya.

Dalam perjalanan pun Lauren hanya diam, matanya menatap kosong gedung-gedung tinggi. Entahlah, perasaannya saat ini tidak karuan.

—🌊—

Di lain tempat, setelah mengantarkan gadis itu pulang, pria itu langsung masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan tubuhnya dari bau yang tak sedap.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Rega sedang termenung di balkon kamarnya, menatap hamparan langit-langit malam. Ia tersenyum melihat bintang dan bulan bersinar di atas sana.

“Lo bintang dan gue bulannya. Bintang selalu menerangi langit dan bulannya di saat keduanya membutuhkan penerang dari diri lo.” —Gumam Rega.

Tiba-tiba saja Rega teringat dengan gadis yang kini menjadi tanggung jawab di dalam hidupnya. Rega tidak mengerti perasaan apa yang telah menyerangnya ini?

Di tambah lagi dia dan Lauren telah
melakukan ciuman pertamanya, ini membuat Rega semakin berkelimpung dengan jatungnya.

Jatungnya saat ini berdetak kencang lebih cepat dari biasanya dan itu sangat mengganggunya.

“Shit!” gumamnya.

Rega berbalik badan lalu menutup pintu balkon kamarnya dan bergegas menuju meja belajar.

BERSAMBUNG....

REGAWhere stories live. Discover now