Ketiganya beradu pandang cukup lama. Razi tahu semuanya, sedangkan Bara tidak tahu apa-apa disini.

Cowok bertubuh kekar itu menatap lawan bicaranya, "Lo ngapain ada di sini, Ska?"

**

Yang paling parah saat penyerang di Gudang 20 adalah Angkasa. Dan cowok itu telah di tangani di ruangan IGD sejak 10 menit yang lalu. Hampir semua anak Satrova menunggu di ruangan tunggu, dan ada Aruna, Aurora yang juga duduk tidak tenang di depan ruangan itu.

"Kok dokternya lama banget sih?" tanya Aruna kesal sendiri, sejak tadi ia melihat ke arah arlojinya, dan benar kata orang-orang, jam akan berdetak lebih lambat saat kita menunggunya.

"Sabar," kata Juna menenangkan perempuan bermata lentik itu.

"Masuk IGD udah biasa buat Angkasa, Neng Rora, IGD bagi Angkasa udah kayak ajang piknik, tenang aja," kata Bobby. Cowok itu menghibur Aurora.

Aurora tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya, Aurora khawatir dengan sangat, bagaimana jika seandainya Angkasa tidak selamat?

"Gue takut, Bob," kata Aurora, jujur.

"Kalau Angkasa denger lo bilang kayak gini, yakin, dia pasti akan langsung traktir anak-anak di WAZEB," ungkap Bobby.

"Hah? Gimana?" tanya Aurora tidak paham.

"Angkasa bagi lo mungkin cowok yang jarang mengapresiasikan rasa senangnya, tapi di lingkaran Satrova, setiap kali lo buat dia terbang, atau lo ngasih dia kalimat manis, percaya, Angkasa senangnya bukan main, Ra," jelas Bobby.

Bobby juga ragu membocorkan ini, tapi bodoamat, urusan Angkasa yang akan membogemnya, itu urusan belakang.

"Dia suka senyum-senyum sendiri juga kalau lo ajak chat, Ra," tutur Bobby, "Gue tim merinding, soalnya Angkasa 'kan jarang senyum, sekali senyum gue kek speechless."

Aurora tertawa kecil, benar kah yang di katakan Bobby? Jika iya, ucapan Bara benar, don't judge by the cover.

"Lo benar-benar kelemahannya, Ra," ungkap Bobby. "Gue belum pernah liat Angkasa segila itu sama perempuan, maksud gue, lo benar-benar berhasil ngendaliin dia."

"Nggak bolos fisika, nggak bolos upacara, pakai dasi di leher, dan dia juga udah nggak pernah terlambat lagi ke sekolah," kata Bobby.

"Gue nggak tahu tuh kalau lo nggak ada, gimana tuh bos gue."

Ucapan Bobby tiba-tiba mengingatkan Aurora kepada hal yang tidak ingin ia ingat. Tapi, fase itu akan ia lewati nanti, dan tentang dirinya yang jadi kelemahan Angkasa, pengendali cowok bermata elang itu akan bagaimana? apa semua akan berakhir dengan cerita sedih?

"Lo the real queen of Satrova Ra, bukan cuman Angkasa yang lo ubah, tapi anggota Satrova yang lainnya juga,"

Aurora tersenyum, "Bagus dong, kelas 12 nanti lo semua harusnya lebih rajin belajar."

"Mau hati gue sih gitu, Ra, tapi mau otak gue, nggak," jawab Bobby dengan cepat. 

"Ya, biasain lah, ala bisa karena biasa kan?" ujar Aurora.

"Iya, iya, demi Nweng Rora apasih yang nggak," ucap Bobby cengengesan.

"Bob, gue mau tanya sesuatu sama lo, boleh?" tanya Aurora ragu.

"Boleh, apaan tuh?" balas Bobby.

"Lo tahu masalah Angkasa sama Widya?"

Bobby terdiam cukup lama, cowok bertumbuh gempal itu berfikir keras. Lalu menggeleng, "Angkasa nggak pernah nyinggung hal itu sama anak Satrova."

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now