61. PERJUANGAN TERBAIK

Mulai dari awal
                                    

**

Aurora memejamkan matanya, ia tahu Angkasa tidak akan memilih. Tapi perempuan berbanda biru itu kembali menyakinkan Angkasa untuk memilih adiknya.

"Jangan bodoh, Sa! tolong Aruna," sahut Aurora.

Walaupun Aurora tidak tahu apa yang terjadi antara Angkasa, Aruna, Widya, dan laki-laki yang mencengkram tangannya kuat ini, tetapi perempuan itu tidak peduli lagi, keselamatan Aruna jauh lebih berharga dari keselamatannya sendiri. Jika Aruna pergi, itu sama saja kan membuat Angkasa kehilangan seseorang untuk kedua kalinya?

Aurora siap berkorban kali ini. Jika sekalipun dirinya tidak selamat, tidak apa-apa, setidaknya dia sudah melakukan hal terbaik dalam hidupnya, melindungi Aruna, juga Angkasa.

Mata elang Angkasa menatap Aurora, mata itu redup, pandangannya menyiratkan penolakan. Cowok itu menggeleng, Angkasa tidak bisa memilih!

"Jangan sentuh pacar gue, bangsat! lepaskan cengkraman tangan lo!" sentak Angkasa pada Aray.

Aray Arianjar- ketua STR, yang pernah menjadi pelopor tawuran besar pada catatan insiden SMA ANDROMEDA 2020. STR, adalah perkumpulan besar di Andromeda, anggotanya bukan anak SMA tetapi lulusan SMA yang hobby balapan dan setujuan. Dan, cowok itu juga saudara Widya Mandala, yang ternyata adalah Rania, teman masa lalu Angkasa dan Aruna.

Perlahan Angkasa paham, kenapa STR mengincarnya, karena Rania bukan?

"Bang, lo jangan goblok! Cewek lo udah pucat! Pilih dia, gue gampang," tegas Aruna setengah teriak dan kalimatnya penuh penekanan.

Sekarang giliran mata Angkasa yang tertuju pada Aruna, kembarannya. Aruna menggeleng ke arahnya, dan Angkasa benci melihat perempuan itu pasrah.

"APA MAU LO WIDYA?!" erang Angkasa pada Widya. Perempuan itu terlihat santai, tidak ada beban di wajahnya.

"GUE MAU MENGHANCURKAN LO! GUE MAU LO NGERASAIN APA YANG GUE DAN ABANG GUE PERNAH RASAKAN!" jelas Widya.

"Konyol," timpal Angkasa dengan sedikit terkekeh. Dendam baginya tidak perlu di balas, karena setiap yang jahat akan hancur dengan sendirinya bukan?

PLAK!

Tamparan mendarat mulus di pipi kanan Aurora, dan pelakunya adalah Aray.

"ANJING!" Angkasa mengumpat. Ia setengah memajukan langkahnya ke arah Aurora, dua tangannya mengepal kuat, bersiap menghantam cowok sialan itu.

Aray tertawa, "Maju selangkah, cewek lo mati di pistol gue."

Angkasa berhenti. Ia kalah banyak di sini, cowok itu tidak bisa melakukan apa-apa. Emosinya seperti percuma, dua perempuan yang tidak mungkin ia pilih di suguhkan sebagai pilihan, sekelilingnya siap dengan senjatanya masing-masing, dan lebih brengsek pistol yang ada di tangan Aray mengarah ke kepala Aurora.

"SEE? LO TIDAK BERGUNA ANGKASA! LO KAYAK COWOK BODOH YANG MATI PERGERAKAN!" sindir Widya. Dan memang itu yang ia inginkan.

"You are nothing without Satrova," kata Widya lagi.

Mana mungkin Angkasa bisa melawan puluhan orang yang ada di depannya? Dia sendiri! Aray melumpuhkan Angkasa dengan sangat luar biasa!

"Kalau lo masih belum bisa memilih, gue mau ngerokok depan cewek lo," ujar Aray kemudian mengeluarkan sebatang rokoknya, ia sengaja memberi ancaman seperti ini, puas rasanya melihat wajah Angkasa yang tidak bisa melakukan apa-apa.

Aray melakukan aksinya, merokok di depan Aurora, lalu asap rokok yang keluar dari mulutnya ia hembuskan di depan wajah Aurora dan membuat perempuan itu terbatuk-batuk.

DIA ANGKASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang