43. HANCURNYA HUBUNGAN ANGKASA & ANALISA

Start from the beginning
                                    

Ya. Cowok itu emosi!

Bersamaan dengan ucapan Angkasa, suara motor kembali terdengar di parkiran. 3 cowok itu menoleh ke arah yang sama, Angkasa menyipitkan matanya membaca DD motor itu, sebelum akhirnya menarik senyum merendahkan dan melangkah mendekat.

Baru saja orang itu akan membuka helmnya tinjuan Angkasa lebih dulu meleset, membuatnya kehilangan keseimbangan tubuhnya dan jatuh bersamaan dengan motornya yang belum ia standar.

BRAK!

Suara itu langsung memusatkan perhatian beberapa orang. Termasuk Aurora yang baru saja datang dengan Vana.

"Di sana ada apa, Ra?" tanya Vana penasaran, ketika orang-orang ramai berkumpul.

Aurora mengangkat bahunya, lalu menghadang satu orang siswa yang ikut berlari ke sumber suara.

"Eh, di sana ada apa?" tanya Aurora.

"Angkasa mukul anak kelas 10," sahut Rere. Kemudian melanjutkan langkah pergi.

"Lo mau ke sana, Ra?" tanya Vana pada Aurora.

"Nggak usah deh, gue ke kelas aja," tolak Aurora.

Sejujurnya ia juga penasaran dengan apa yang terjadi, tetapi mengingat kejadian kemarin di acara PENSI saat Angkasa dan Analisa berpegangan tangan, Aurora memilih mengurungkan niatnya, ia tidak lagi ingin terlibat dan ikut campur segala tentang Angkasa, mulai detik ini.

Angkasa sudah berhenti untuk mengganggunya sejak dulu, ia harusnya juga tahu diri untuk ikut memberi jarak yang sama dengan cowok itu berikan.

Aurora mengambil langkah pergi dari tempat itu, menyisakan Vana yang diam di tempatnya, bingung, antara ikut dengan Aurora atau berbelok dan memuaskan rasa penasarannya.

"BANGUN LO, ANJING!" koar Angkasa dengan nada tidak santai, cowok itu sepertinya sangat marah pada orang yang menjadi lawannya sekarang.

Dirga yang sudah terkapar karena serangan berkali-kali oleh Angkasa tidak berkata apapun, ia tidak tahu apa kesalahannya hingga Angkasa menghajarnya habis-habisan pagi ini.

Siswa yang ikut menonton juga tidak kalah shock, mereka tahu bahwa Angkasa memang mengerikan, tapi cowok itu tidak pernah secara terang-terangan membuat lawannya terkapar seperti ini di lingkungan sekolah.

"BERANI LO HALANGI JALANAN GUE LAGI, GUE BUAT LO LEBIH PARAH DARI INI!" peringat Angkasa, dan tentunya ini tidak main-main.

Tangan Angkasa menarik baju Dirga hingga cowok itu terangkat, lalu secara kasar ia kembali mendorongnya hingga badan cowok itu terbentur kembali di aspal parkiran.

Bara dan Razi tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada yang bisa menghentikan emosi cowok itu selain dirinya sendiri, dan semua tahu itu.

Angkasa beranjak pergi, meninggalkan kerumunan itu yang sudah ramai siswa yang melihatnya. Tujuannya kali ini adalah mencari 2 orang yang terlibat dalam pelaku penyekapan Aurora. Siapakah mereka?

Cowok dengan dasi yang terikat di kepalanya itu berjalan menyusuri koridor yang sudah ramai, matanya sejak tadi bergerak tenang, terlihat tidak ada emosi, karena memang ia sedang menyembunyikannya baik-baik. Di depan ruangan OSIS ia bertemu dengan Widya, Widya Mandala. Dan Angkasa menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum ke arah perempuan itu lalu berlalu pergi.

Widya bergeming, kaget dengan perlakuan Angkasa. Cowok itu tersenyum manis padanya? Benar kah? Tetapi Widya tetaplah Widya, ia tahu ada maksud di balik senyum Angkasa padanya tadi. Atau ia yang salah lihat?

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now