Sekala tetap diam, tidak berani melawan Angkasa kali ini, karena memang kondisi Aurora jauh dari kata baik-baik, perempuan itu butuh banyak istirahat.
Angkasa berbalik menatap Sekala yang bergeming, "Lo habis di tangan gue kalau lo libatin Aurora."
Bobby yang sedang melahap bakmienya lalu tersendat, "Sialan, lo buat gue merinding, Bos,"
"Lo udah tahu siapa pelakunya, Sa?" tanya Rama mengalihkan pembicaraan.
"Belum, Om Dwipa belum ngirimin gue data orang-orangnya," kata Angkasa, "beliau masih sibuk di Surabaya, ada tugas Negara."
"Tapi orang yang lo curigai udah ada kan?" tanya Bara.
"Seudzon nyurigaiin orang, Bar," balas Angkasa.
Alaska berbalik menatap Razi yang sejak tadi diam mengamati teman-temannya, "Lo dapat jejak dari mana kalau Aurora ada di gudang lama SMANDA?" tanya Alaska.
Yang lain ikut menoleh kearah Razi, jujur saja pertanyaan Alaska cukup menantang untuk rasa penasaran mereka selama 2 hari ini.
"Lo juga kemana pas pulang sekolah? Anak-anak ngumpul di basecamp sore itu," imbuh Bara.
"Eh gue baru ingat, Naka nyari lo kemarin, dia katanya mau bahas soal sparing basket," ungkap Bobby.
"Gue ke SMA PRIMA waktu itu," jawab Razi.
"Untuk apa lo ke SMA PRIMA? Cie jangan-jangan lo ada gebetan di sana," kata Rama.
Razi menatap datar Rama, "Nggak, gue jemput Aruna."
"Tapi, sebelum gue jemput Aruna, gue kembali ke SMANDA lagi, gue lupa ngambil kunci ruangan olahraga," kata Razi mulai menjelaskan.
Selain menjabat sebagai kapeten basket SMA ANDROMEDA, Razi juga di percaya oleh Pak Dirgam untuk memegang kunci ruangan olahraga.
"Terus?" tanya Bara.
"Gue liat Aurora di ruangan musik, kayaknya lagi nunggu lo, Ska," terang Razi sembari menoleh kearah Sekala.
"Awalnya nggak ada apa-apa, suasana sekolah aja yang emang sepi waktu itu, terus gue liat ada 2 orang anak SMANDA lagi yang belum pulang, mereka jalan ke arah gedung lama,"
"Lo kenal orangnya?" tanya Angkasa.
"Sayangnya nggak, karena mereka make masker, jawab Razi.
"Sumpah, cerita lo bikin gue greget di tempat," sela Bobby.
Bara menjitak kepala Bobby, "Diam dulu Bob, si es belum selesai."
"Gue balik ngeliat Aurora, dia masih ada di sana, sibuk sama handphonenya, mungkin nelfon supirnya, gue juga nggak tahu," lanjut Razi.
"Lalu?"
"Gue pergi setelah itu," kata Razi final.
"Terus lo kenapa bisa tahu kalau dia di gudang?"
"Gue ngecek CCTV di ruangan tata usaha," jawab Razi. "1 detik setelah gue liat, saluran CCTV mati dan nggak bisa di akses sampai sekarang,"
"Ada 3 orang pelaku, dan di gudang ada 2 orang yang nyekap Aurora pakai rantai," ungkap Razi.
Angkasa mengepalkan tangannya kuat, "Siapa?"
"Yakin lo mau tahu?"
Semua terdiam, mereka tetap menoleh ke arah Razi yang ucapannya masih menimbulkan tanda tanya besar. Setelah Angkasa memberikan anggukan, secara seksama mereka menanti jawaban Razi setelahnya.
YOU ARE READING
DIA ANGKASA
Teen Fiction[PO DIA ANGKASA 31 AGUSTUS 2021] [FOLLOW SEBELUM DI BACA] HIGHEST RANK #2 IN TEENFICTION ON 19 MARET 2021 ** -Tidak merasakan apa-apa jauh lebih baik dibanding memilih jatuh cinta kemudian terluka, sendirian- Pernah di anggap istimewa oleh seseoran...
37. DIBALIK SEMUA PERASAAN
Start from the beginning