Seorang pria sedang mengacak rambutnya frustasi karena mencari adiknya. Sedangkan teman-temannya hanya menatap pria itu.
Mereka juga mencoba menolong mencari adik pria itu. Mereka sudah melakukan berbagai cara untuk mencari gadis itu.
Pria itu semakin gelisah memikirkan sang adik. Seharusnya ia bisa mengontrol emosinya. Seharusnya dia tidak marah-marah kepadanya tadi.
"Gimana ketemu?" tanya pria itu.
"Nggak ada lan, kita udah cari dia disekitar pantai tapi fio nggak ada." jawab raka kepada allan. Ya pria yang tengah gelisah itu adalah allan yang sedang panik mencari fio.
"Alvin sama zico mana?" tanya allan kepada raka.
"Mereka lagi nyari fio disekitar hotel sama taman hotel ini bang." jawab ravi.
"Kamu kemana sih fi.?" gumam allan pelan.
"Gimana ada nggak?" tanya allan ketika melihat alvin dan zico memasuki kamarnya.
"Nggak ada bang gue sama zico udah keliling hotel dan taman bahkan rooftop hotel, tapi kak fio nggak ada." jawab alvin panjang lebar dan balas anggukan oleh zico.
"Kamu kemana fi?" gumam allan pelan.
"Gimana ketemu den.?" tanya kenzo kepada aiden yang sedang melacak keberadaan fio melalui GPS ponsel gadis itu.
"Nggak ketemu ken, kayaknya hp fio nggak aktif deh." jawab aiden yang sudah putus asa melacak keberadaan fio.
"Ini semua salah lo berdua." kata daniel secara tiba-tiba menyalahkan kenzo dan juga allan.
"Ini bukan waktunya saling nyalahin niel." saran victor.
"Trus apa bang? Kalau bukan karena mereka dan nggak nyalahin dan marah-marah sama kak fio, nggak mungkinkan kak fio pergi dan nggak ada kabar kayak gini.!" kata daniel yang sudah tersulut emosi.
"Gue tahu lo lagi khawatir sama fio niel, bukan lo aja tapi kita semua juga, tolong kendaliin emosi lo. Lagian nggak ada gunanya saling menyalahkan, karena itu nggak akan ngebantu kita untuk nemuin fio." kata kiky berusaha menenangkan daniel, semoga saja cowok itu mendengarkannya.
Daniel melirik kiky sekilas dan berusaha untuk tenang. Yang dikatakan kiky tadi ada benarnya juga bukan hanya dirinya yang khawatir tapi mereka semua juga.
Sedangkan ditempat lain lebih tepatnya ruang tunggu keberangkatan pesawat menuju jakarta. Seorang gadis tengah menatap tiket ditangannya dengan tatapan kosong.
Apakah dia harus pulang kejakarta duluan? Apa yang akan dia katakan kepada sang ayah jika dia pulang duluan? Dia tidak mungkin menceritakan semuanya kepada ayahnya, aldrik. Gadis itu adalah fio.
Fio ingin pulang terlebih dahulu karena dia belum ingin bertemu dengan allan minimal untuk malam ini.
Fio mengecek ponsel yang sudah ia matikan dari tadi. Fio kembali menyalakan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Halo lo lag-.." perkataan orang itu terpotong oleh fio.
"Gue lagi di bandara dan awas aja lo kasih tahu yang lain." ancam fio kepada orang itu.
Setelah selesai mengobrol dangan orang itu fio langsung masuk kedalam pesawat yang akan berangkat 5 menit lagi.
Daniel yang sedari tadi mencoba untuk tenang dan duduk dipinggir ranjang. Dia sedang memikirkan kemana kakaknya yang bar-bar itu pergi.
Tapi seketika lamunan daniel langsung buyar karena ada panggilan masuk dari ponselnya. Mata daniel melebar melihat nama siapa yang tertera dilayar ponselnya.
"Halo lo lag-.." perkataan daniel terpotong oleh orang itu yang tak lain adalah fio.
"Gue lagi di bandara dan awas aja lo kasih tahu yang lain." ancam fio kepada kepada daniel.
Semua pasang mata menatap kearah daniel yang sedang menelfon dengan seseorang. Siapa yang menelfon daniel? Kenapa perkataan pria itu menggantung.?
"Gue tahu lo lagi sama mereka nyariin gue, jadi gue minta lo keluar dan gue akan jelesin semuanya."perintah fio kepada daniel.
Daniel langsung berdiri dan pura-pura mematikan sambungan telfonnya.
"Siapa?" tanya allan.
Daniel menatap tajam kearah allan dan tidak menjawab pertanyaan allan dan langsung melenggang meninggalkan mereka.
"Lo mau kemana?" tanya allan lagi.
"Bukan urusan lo gue mau kemana. Tapi yang pasti gue nggak mau liat muka lo sebelum lo nemuin kakak gue." jawab daniel pelan dan berjalan keluar kamar meninggalkan mereka semua.
Daniel berjalan kearah kamarnya dan mengunci pintu kamar dari dalam agar tidak ada yang masuk ketika dia sedang bicara dengan fio.
"Hallo?" kata daniel.
"Mmmm."
"Lo ngapain dibandara? Mau liat pesawat dari dekat lo? Ya ampun lo kamungan banget sih kak." cerocos daniel cepat.
"Bacot lo, gue dibandara mau balik kejakarta."
"Lo trus nanti alasan lo sama ayah apa?"
"Gue akan nginap dihotel dulu malam ini dan besok kalau lo udah nyampek dibandara lo hubungin gue."
"Maksud lo, kita nyampek rumahnya barengan, dan malam ini lo tidur dihotel dan nggak langsung kerumah gitu."
"Iya, kalau gue langsung pulang kerumah yang ada lo semua diamuk ayah."
"Ok, tapi yang lain giman? Mereka pusing nyariin lo"
"Jangan kasih tahu mereka kalau gue pulang. Pokonya lo jangan bilang apa-apa sama mereka."
"Ok ok."
"Ya udah gue tutup."
"Eh tung-..."
Tut..tut...
Panggilan itu terputus secara sepihak dan membuat daniel kesal.
Tok tok..
Daniel menoleh kearah pintu kamarnya. Kenapa pintu itu tidak bisa diam dari tadi. Dengan malas daniel berjalan dan membuka pintu kamarnya.
"Ada apa?" tanya daniel bingung.
"Tadi lo habis nelfon sama siapa?" tanya allan to the point.
"Lo ngalu? Siapa yang nelfon cobak orang gue tadi lagi buang air." jawab daniel bohong.
"Mana hp lo?" tanya allan dan langsung merampas ponsel daniel.
"Eh ponsel gue." kata daniel kesal dan berusaha merebut ponselnya kembali.
"Diam.!" perintah allan dingin dan langsung membuat daniel terdiam. Kemuadian allan mengecek log panggilan daniel. Benar kata daniel tidak ada siapa-siapa yang menelfonnya.
"Kan udah gue bilang kalau gue nggak nelfon sama siapa-siapa." kata daniel, daniel tersenyum tipis kearah allan. Untung dia sudah menghapus log panggilan dari fio sebelum membukakan pintu tadi.
"Trus kenapa lo kunci pintu dari dalam?" tanya allan.
"Ya kan gue lagi dikamar mandi, masa iya pintunya nggak gue kunci." jawab daniel.
"Lo nggak bohongkan?" tanya kenzo.
"Nggapain gue bohong. Oh iya lo pada ngapain kesini? Kakak gue udah ketemu.?" tanya daniel dan berjalan kearah pintu.
"Lo kok nggak ada?" tanya daniel lagi.
"Fio belum ketemu." jawab deven.
"Trus lo ngapain disini kalau dia belum ketemu. Kalau dia nggak ketemu sampai besok pagi jangan salahin gue akan laporin masalah ini sama ayah." kata daniel dingin dan berjalan keluar kamar agar mereka semua tidak curiga kepada dirinya.
"Agrhhhh...!!!" teriak allan keras dan meninju dinding disampingnya keras.
Allan terus meninju diding itu secara membabi buta dan tidak menghiraukan raka dan viktor yang mencoba menghentikan aksi bodoh allan.
"Dengan lo ninju tuh dinding adek lo bisa balik? Lo pikir itu bisa nyelesain masalah lo.?" kata irfan pelan.
"Adek lo mungkin baik-baik aja karena dia bisa jaga diri dengan baik. Mending lo semua istirahat, mungkin fio akan balik besok apa." lanjut irfan.
"Tapi kalau dia nggak balik gimana?" tanya allan lirih.
"Percaya sama gue, dia pasti baik-baik aja. Mungkin dia balik duluan kejakartan." jawab irfan.
"Balik kejakarta?" beo mereka semua.
Irfan menghembuskan nafas pelan. Apakah dia harus memberitahu kepada mereka semua jika fio sudah pergi.? Tapi irfan juga tidak tahu pasti jika gadis itu memang pulang atau tidak.
"Doa-in aja." kata irfan.
Allan hanya bisa menghela nafas pelan. Semoga. Semoga saja adiknya baik-baik saja. Allan tidak akan pernah memaafkan dirinya jika terjadi sesuatu hal yang buruk kepada fio. Allan akan mengutuk dirinya sendiri.
Allan akan melakukan apapun dan akan meminta maaf kepada fio. Seharusnya semarah apapum dirinya, dia tidak harus membentak fio.
Allan tidak takut akan dimarahi oleh keluarganya, yamg ditakutkan oleh allan hanya terjadi hal yang buruk kepada fio. Allan tidak takut dirinya dihukum oleh keluarganya. Allan hanya ingin adiknya baik-baik saja dimanapun dia berada.
******************************
See you next part...
Jangan lupa vote and coment...
Salam kenal
Tiara yulita.