Sesuai dengan rencana awal mereka akan mencari tempat yang bagus disekitar pantai dan mereka sekarang berada ditepi pantai yang tidak terlalu ramai.
Disini hanya ada mereka saja, dan air laut juga begitu jernih. Disini juga ada batu karang yang begitu bagus untuk dijadikan tempat berfoto-foto.
Mereka tampak heboh sendiri siapa yang akan berfoto terlebih dahulu, kecuali fio, irfan, allan, dan kenzo tentunya. Mereka malah bodo amat mau berfoto atau nggak.
"Ihh gue duluan!!" teriak kiky kesal.
"Gue!" teriak ravi yang nggak mau kalah.
"Gue"
"Gue"
"Gue"
"Gue"
"Diam!!!!!!!!!!" teriak fio tak kalah keras. Dia sudah sangat kesal dengan perdebatan mereka semua, terlebih lagi kiky dan juga ravi.
Mereka semua kaget bukan main karena teriakan keras dari fio. Mereka langsung terdiam dan menatap kearah fio.
"Kalian itu ribet tahu nggak! Apa salahnya kalian fotonya gantian. Lagian nih pulau nggak akan hilang dalam lima menit!'kata fio kesal.
"Jangan berisik lagi deh, panas nih kuping gue dengarnya"lanjut fio lagi.
"Iya-iya" jawab mereka pasrah.
"Nah gitu dong" jawab fio sambil tersenyum tipis.
Mereka melakukan apa yang dikatakan fio tadi. Mereka tidak mau kena semprot lagi oleh fio. Sedangkan Irfan tersenyum tipis melihat kelakuan fio yang berteriak kesal kepada mereka semua.
"Lo mau foto bareng gue?" tanya irfan kepada fio.
"Ogah" jawab fio.
"Gue nggak nerima penolakan"
"Kalau gitu nggak usah nanya irfan" kata fio sambil mencubit pipi irfan gemas.
Cubitan itu berefek besar bagi jantung irfan. Jangtungnya terasa akan copot dengan cubitan fio dipipinya dan ditambah dengan senyuman lebar dari fio. Tidak berbeda dengan irfan fio juga meresakan jantungnya yang deg-degan. Ditambah lagi dengan tatapan mata mereka bertemu dan saling mengunci satu sama lain.
Tanpa mereka berdua sadari, ternyata semua kamera mengarah kearah mereka. Kapan lagi mereka bisa dapat foto sicewek bar-bar dengan cowok dingin sedang cubit-cubitan.
"Ya ampun jantung gue!! Nih jantung kenapa cobak pake acara ngedugem segala didalam. Lagian kenapa nih tangan gampang banget coba nyubit pipi irfan." batin fio ketika ia menyadari apa yang dia lakukan dan tatapan mata mereka masih terkunci.
"Ya ampun ella lo ngapain sih, jantung gue kerasa mau copot ini" batin irfan masih setia menatap fio.
"Ekhem!!" mereka semua berdehem dan membuat irfan dan fio memutuskan kontak mata mereka.
"Kita semua jomblo kalik lo bedua malah cubit-cubitan" kata daniel meledek mereka berdua.
"Iya lo malah romantis-romantisan didepan kita" kata deven.
"Apaan sih!" kata irfan dan fio kompak.
"Cieee kompak" teriak mereka semakin keras.
Fio memutar bola matanya malas dan berjalan menjauhi mereka semua. Tanpa disadari fio dia malah menarik tangan irfan agar ikut bersama dengan dirinya.
"Woi fi itu tangan irfan lepasin napa!" teriak deven dan disambut tawa nggakak dari mereka.
Fio yang mendengar teriakan deven tadi melihat kearah tangannya dan ternyata memang benar jika dia sedang menggandeng tangan irfan.
Irfan menunjukkan senyum jahilnya kearah fio.
"Lo nggak mau pisah dari gue ya?"tanya irfan.
"Iihh lo mah" jawab fio yang sudah sangat malu. Tenggelamkan lah fio ditengah lautan karena dia benar-benar malu saat ini.
Irfan merangkul pundak fio dan membawanya menjauh dari sana. Irfan tahu bahwa gadis bar-bar ini sedang berusaha menahan malunya.
Mereka semua hanya tersenyum melihat kelakuan absruk dari irfan dan fio.
******************************
Dibalik pohon kelapa ada seseorang yang sedang mengikuti mereka. Orang itu mengepalkan tangannya kuat sampai buku-buku tangannya berwarna putih.
Orang itu menatap tajam kearah irfan. Ingin sekali dia membunuh pria itu. Pria itu telah mengambil milikya. Ya fio adalah miliknya.
Tidak ada yang boleh mengambil fio darinya. Hanya dia yang boleh membuat gadis itu tersenyum, tertawa, sedih, dan bahkan tersakiti.
Hanya dia yang boleh menggenggam tangan fio, tidak boleh yang lain. Hanya dia, hanya dia yang boleh melakukan apapun kepada fio. Fio adalah miliknya.
"Lo nggak boleh milikin dia. Dia adalah milik gue, dia adalah cinta gue. Gue akan lakuin apapun untuk menjadikan dia milik gue." kata orang itu dan berlalu meninggalkan mereka semua.
******************************
Saat ini fio dan irfan sedang berada disebuah cafe didekat pantai. Tadi fio meminta irfan untuk membelikannya minum dan dia juga lapar karena belum sarapan.
Mereka duduk dimeja yang langsung menghadap kearah pantai. Fio tampak begitu menikmati makanannya. Sedangkan irfan hanya tersenyum karena fio yang nggak ada jaim-jaimnya ketika makan didepan irfan.
"Pelan-pelan aja kalik ella, itu makanan punya lo kok" kata irfan sambil membersihkan saus yang belepotan dibibir fio dengan tisu.
Fio menegang dengan sentuhan lembut irfan dibibirnya dan disaat itu juga jantungnya langsung ngedugem dadakan lagi.
"Perasaan macam apa yang gue rasain sekarang? Kenapa setiap didekat dia gue deg-degan? Kenapa disaat didekat dia gue ngerasa nyaman? Kenapa didekat dia gue ngerasa aman? Apa gue udah jatuh cinta sama dia?" pertanyaan yang terus fio tanyakan kepada dirinya sendiri. Berharap dia akan tahu jawabannya, jawaban dari semua yang dia rasakan saat ini.
"Hei kenapa bengong?" tanya irfan sambil melambaikan tangannya didepan wajah fio.
"Eh..e-enggak kok" jawab fio gugup.
Irfan mengacak rambut fio lembut sambil tersenyum. Dia akan membuat gadis ini jatuh cinta kepadanya.
"Habisin makanan lo" kata irfan lagi dan fio mengikuti perkataan irfan barusan.
Ketika mereka sedang asik mengobrol dengan fio yang masih memakan makanannya seseorang yang tak diundang datang dan duduk dimeja mereka.
"Hay frey!" sapa laki-laki itu.
"Hai angga" fio membalas dengan senyuman manisnya.
Irfan yang melihat fio tersenyum kepada pria yang bernama angga itu tidak rela melihatnya.
"Kamu apa kabar?" tanya angga.
"Lo nggak liat keadaan dia?" kata irfan ketus ketika meluhat fio akan menjawab.
"Gue nanya freya bukan lo" jawab angga tak kalah ketus.
"Kedaan gue baik" jawab fio berusaha menengahi mereka berdua.
"Gue? Sejak kapan kamu pake lo-gue frey?" tanya angga lagi.
"Semenjak 3 tahun yang lau." jawab fio santai.
"Maaf" kata angga kepada fio.
"Buat apa lo minta maaf?" tanya fio belagak sok polos.
"Untuk semuanya" jawab angga.
Irfan yang sudah kelewatan panas melihat fio yang berinteraksi ramah dengan simangga ini, Langsung saja berdiri dan menarik tangan fio menjauh dari angga.
Angga yang melihat kelakuan irfan menjadi marah dan juga kesal. Berani sekali pria itu menarik fio menjauh dari dirinya. Tapi dia tidak melakukan apapun karena dia tidak memiliki hak untuk melarangnya.
Sedangkan irfan terus menyeret fio menjauh dari arah cafe dan membawa fio kesuatu tempat.
"Lo kenapa sih?" tanya fio kesal kepada irfan.
"Lo yang apa-apaan?" tanya irfan.
"Maksud lo?"
"Kenapa lo malah nanggapin dia? Kenapa lo malah senyum-senyum sama dia?"
"Terserah gue dong"
"Tapi gue nggak suka"
"Emang lo siapa ngelarang-ngelarang gue"
Irfan langsung terdiam dengan jawaban fio tadi. Benar, memang dia siapa melarang dan mengatur fio. Dia bukan siapa-siapa fio.
"Lo bener gue bukan siapa-siapa lo" jawab irfan sambil tersenyum miris kearah fio.
Setelah mengatakan itu irfan langsung berjalan menjauhi fio. Hatinya begitu sakit saat mendengar fio mengatakan bahwa dirinya bukan siapa-siapanya.
Fio yang sadar dengan ucapannya tadi telah menyinggung perasaan irfan merasa begitu bersalah. Dia tidak bermaksud membuat irfan sakit hati dengan mengatakan bahwa irfan bukan siapa-siapa nya.
"Fan gue nggak maksud gitu" kata fio mengejar irfan dan berdiri didepan pria itu.
"Trus maksud lo apa? Gue udah sadar kalau mencintai lo itu sama aja dengan kembali membuka luka lama dihati gue. Mencintai lo itu ternyata lebih menyakitkan dari kehilang bella. Lo bahkan nggak nganggap gue siapa-siapa lo. Gue aja yang begok jatuh cinta sama lo. Seharusnya gue mikirin resiko yang akan gue terima karena jatuh cinta sama lo" kata irfan lagi dan meninggalkan fio begitu saja.
Fio merasakan ada ribuan batu yang menghantam dadanya. Rasanya begitu sesak dan sakit mendengarkan perkataan irfan tadi. Tanpa fio sadari dan tanpa dapat dicegah air matanya lolos begitu saja dari matanya.
Kenapa dia sedih mendengar irfan mengatakan kalimat itu kepadanya. Kenapa irfan mengatakan itu kepadanya. Apakan dia begitu sakit ketika fio mengatakan bahwa dia bukan siapa-siapa bagi fio. Seharusnya fio tidak mengatakan itu kepada irfan, seharusnya ia tidak mengatakan bahwa irfan bukan siapa-siapa baginya.
******************************
Jangan lupa vote and coment..
See you next part..
Salam kenal
Tiara yulita😉