NALLAN

By adanysalsha

20.5M 1.9M 1M

"Tinggal di rumah Alan adalah kesialan se-umur hidup." -Nalla Azzura. //Jangan lupa follow sebelum baca yaπŸ™†... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
52
53
54
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
INFO GRUP CHAT
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88.
INFO PENTING!

8

270K 27.5K 2.1K
By adanysalsha







Nalla terdiam saat mendapati seseorang memberikan tissu kepadanya.

"Kalau beban kamu terlalu banyak, bisa berbagi sama aku Azzura." tidak, suara lembut itu bukan membuat Nalla tertegun, tapi justru membuatnya tambah merasakan sesak di dada.

Wajah Nalla memancarkan aura tajam. Lalu menghempaskan tissu yang disodorkan itu ke lantai. "Pergi!" teriaknya.

"Tap-tapi..."

"Bukannya gue udah bilang, jangan pernah ngikutin gue lagi dan jangan pernah liatin muka lo di depan gue! Apa lo tuli atau gimana sih!" bentak Nalla kasar.

Gadis itu berkaca-kaca. "Azzura, ternyata kamu tetap benci sama aku, aku jauh-jauh pindah ke sini demi kamu, aku gak mau___"

"Ha? Coba ulang? Demi aku?" Nalla tertawa hambar, "cukup. jangan pernah lo gangguin hidup gue lagi, gak ada kata baikan dalam kamus gue."

Nalla pergi meninggalkan gadis itu. Sungguh di luar dugaannya bahwa ia harus bertemu kembali setelah sekian lama hidupnya merasa tenang. Tapi sekarang, makluk berdarah dingin itu kembali muncul di hadapannya, bahkan tinggal di dalam kelasnya.

Siapapun, Nalla butuh sandaran dan tampungan airmata saat ini. Nalla butuh seseorang yang bisa mengambil sedikit saja beban dalam dirinya.






***






Pranggg...

Nalla membanting piring yang ada di tangannya. Wajahnya memucat ketika mendapati seseorang di depannya terbujur kaku dengan darah mengalir dari perutnya.

Tidak. Tidak mungkin.

Nalla menggigil, matanya memerah, lalu ia mencari seseorang di sini.

Siapa? siapa pelaku semua ini.

"Kak..." teriaknya dengan suara parau dan serak.

"Gak mungkin, kak..." Lirihnya lagi.

Nalla mendekat, lalu tangannya menahan darah yang mengalir dari perut orang itu. Kepalanya Nalla letakkan di paha dirinya, dengan wajah pucat, Nalla kembali melihat sekelilingnya lagi.

Tepat, di bawah kaki sang kakak ia melihat ponsel seseorang.

Nalla benar-benar terkejut.

Pelakunya adalah orang terdekat yang begitu percayai.




"Nal, ayo pulang." Nalla terbuyar, lalu menghadap ke belakang, di ambang pintu kelasnya ia melihat ada Alan di sana.

Nalla mengelap air matanya yang menetes.

Untung saja di kelas ini sudah sepi se-jam-an yang lalu. Nalla terpaksa menetap di kelas karena ia harus menunggu Alan menyelesaikan tugas di ruang OSIS.

Jika ia di suruh menunggu di ruang OSIS, tentu saja Nalla akan menolak mentah-mentah karena ia tahu disana ia akan kembali menjadi orang yang terus saja ingin berkelahi dengan Alan.

Untung saja sebelum pulang tadi, Alan menelpon dirinya dan meminta maaf atas perkataannya sewaktu di ruang OSIS tadi.

Nalla segera melihat jam di tangan kirinya, sudah pukul lima sore. Ia pun bergegas keluar namun matanya berhenti pada meja seseorang. Alisa.

"Bentar, Lan." ucapnya pada Alan yang masih setia menunggu di ambang pintu.

Kakinya membawa ke meja belakang. Melihat sesuatu yang sangat mencolok di matanya.

Nalla menahan kaget. Di atas meja ia melihat foto dirinya sewaktu SMP bersama perempuan itu.

Nalla menggeram.

"Kenapa?" tanya Alan yang sejak tadi di buat bingung dengan tingkah Nalla.

Tangan Nalla terjulur untuk mengambil foto itu.

"Aduh-aduh, kalian kenapa belum pulang? Kalau mau pacaran jangan di sini dong, ntar bapak yang disalahin pihak sekolah."

Suara nyaring itu membuat Nalla kembali meletakkan foto itu ke meja semula. Nalla langsung bergegas menuju pintu, di mana ada Alan serta Pak Udin yang merupakan penjaga sekolah.

"Ini juga mau pulang." Jawab Alan datar.

Alan langsung menarik tangan Nalla menuju parkiran. Sementara Pak Udin hanya menggelengkan kepalanya. "Dasar, anak jaman sekarang, mojok kok di kelas."







***








Nalla membaringkan tubuhnya di atas sofa kamarnya. Matanya kini menerawang ke langit-langit atas. Kepalanya masih terus berpikir tentang perempuan itu.

Mengapa orang yang selama ini Nalla hindari, kini tiba-tiba muncul di hadapannya. bahkan dengan mudahnya orang itu menyapa dirinya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Apa Nalla harus pindah sekolah?

Tidak. Ia tidak ingin menambah beban keluarga Alan lagi.

Drrt...drrt...

Sebuah pesan WhatsApp masuk, Nalla langsung meraba ponsel yang ada di sampingnya. Lalu ia membuka pesan itu dengan cepat, takut-takut perempuan itu akan kembali meneror dirinya.

Chelin : siap-siap dong, kita ngumpul di CAFE Ara. Si Dinda ngebet minta di temenin demi liat si Rava. jam 7 malam, jangan ngaret ya!

Nalla menghela napas panjang. Ia harus melawan kemagerannya demi sahabatnya itu.

Nalla pun membalas pesan itu.

Ok.

Setelahnya, Nalla beranjak dari sofa kemudian berjalan menuju lemari. Ia mencoba mencari baju yang cocok untuk ia pakai malam ini.

Setidaknya dengan ia berkumpul bersama sahabatnya, ia akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan.









***









Nalla menuruni setiap anak tangga. Matanya melihat Alan yang sedang asik menonton televisi. Tidak terlihat Om Ardi dan Tante Misha di sini. membuatnya tersenyum senang, mungkin saja dua orang itu masih lembur di kantor mereka.

Kali ini Nalla mencoba melewati Alan tanpa pamitan padanya.

Namun langkah kakinya tiba-tiba terhenti ketika suara berat milik Alan menusuk ke telinganya.

"Ke mana?"

Nalla memutarkan badannya menghadap ke Alan. "Keluar, kenapa? Mau ikut?" ucap Nalla semanis mungkin.

Alan menyipitkan matanya, lalu wajahnya kembali datar. "Baju lo kurang bahan?" tanyanya tegas.

Seketika Nalla mencebikkan bibirnya, kesal.

"Ganti."

Sabar, Nal. Jangan emosi.

Sejak awal Nalla tinggal di rumah ini, Alan selalu mengacaukan semuanya. Apalagi soal hal sepele seperti ini, selalu saja Alan yang mengaturnya. Pantas saja saat ini Nalla masih menjomblo. Salahkan semuanya pada Alan. asal kalian tahu, dari dulu Nalla banyak yang naksir, bahkan menyatakan cinta pada Nalla, namun Alan terlalu posesif. kakak, bukan. saudara, juga bukan. Entahlah, rasanya Nalla terkekang di rumah ini.

"Yaelah, Lan. Ini cuma rok selutut, gue juga bawa jeket. Dan___"

"Ganti, atau lo gak gue izinin keluar!"

Oke Nal, mengalah adalah jalan kedamaian saat ini.






***








Nalla kesal.

Ketiga temannya terus saja menertawakan dirinya karena satu hal. Pakaian.

Ini semua adalah salah Alan, jika saja cowok itu tidak menyuruhnya mengganti dengan baju panjang seperti ini, mungkin Nalla tidak akan mendapatkan ejekan.

"Udah deh, gue balik nih." ancam Nalla membuat ketiga temannya terdiam.

"Jangan gitu lah beb, kita cuma bercanda doang kok." ucap Dinda memanyun.

Mereka pun berhenti tertawa.

"Oh iya, kalian mau pesan apa? hari ini gue traktir lagi deh." ujar Chelin sambil mengeluarkan dompetnya. "Liat nih." Ia memperlihatkan isi dompetnya.

"Wow!" kompak ketiga temannya.

"Lo sekarang kok jadi naik daun gini sih, lo kerja sampingan ya." cercah Ernon membuat Chelin melotot kaget.

"Ya kali dia kerja, hobi drakoran doang dirumah." timpal Nalla.

Chelin yang mendengar langsung cengengesan. "Jelas dong."

Nalla menatap aneh pada Chelin, ada perasaan yang mengganjal.
Sejak kemarin Nalla mulai merasakannya. Chelin tidak biasanya bersikap seperti itu, ia tahu sifat Chelin bagaimana. Ia juga tahu cewek itu tidak pernah menghambur-hamburkan uang seperti ini.

Dari mana Chelin mendapat uang sebanyak itu? Entahlah, Nalla tidak ingin berpikir over thinking kepada salahsatu sahabatnya ini.

"Oh iya, katanya lo mau jumpa sama Rava, mana dia?" tanya Nalla kepada Dinda.

Dinda langsung tersenyum malu. "Iya, dia di sana, noh sama temen-temennya."

Ernon memutarkan bola matanya kesal. "Yaelah, gue kira Rava bakal ngedate sama lo, ternyata cuma mandangin dia dari jauh, sakit itu pastinya." Ernon tertawa jahat.

Dinda menaikkan sebelah alisnya. "Eh, lo gak punya doi diem aja deh." gantian, Dinda kembali tertawa jahat.

Ernon melemparkan tissu bekas ke wajah Dinda. "Jorok, anjir!" ucap Dinda kesal.

"Udah, dari tadi gue nanya ke kalian, mau mesan apa?" tanya lagi Chelin dengan setengah kesal.

"Gue pesen___"

"Halo, Chelin."

"Akhirnya, lo datang juga."








_______

FOLLOW IG :

ADANY.SALSHAA 
NALLAN.OFFICIAL




Continue Reading

You'll Also Like

60.1K 3.5K 42
[SELESAI] "Ayo putus" "Ha?" "Kita putus, Seren" Seren menyipitkan matanya, menelisik ke dalam mata Devan--cowok yang dua tahun terakhir ini berstat...
3.5M 285K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’ "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.7M 96.4K 67
Marvin Alfaro Miller, seorang mostwanted sekolah. Memikili wajah yang tampan, badan eksotis yang mampu membuat kaum hawa tergila gila padanya. Rachel...
5.6K 239 11
⚠️BXB AREA⚠️ πŸ”ž πŸ“ŒFIKSI STORY mpreg⚠️ ⚠️markhyuck gs⚠️ . . . Kisah seorang sepasang suami istri yang sudah lama menikah namun belum dikarunia seorang...