NALLAN

By adanysalsha

20.5M 1.9M 1M

"Tinggal di rumah Alan adalah kesialan se-umur hidup." -Nalla Azzura. //Jangan lupa follow sebelum baca yaπŸ™†... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
52
53
54
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
INFO GRUP CHAT
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88.
INFO PENTING!

7

274K 28.5K 3.3K
By adanysalsha








Flashback On.

"AZURRA, JANGAN LAKUIN ITU..." ucap panik seorang cewek sambil menjauhkan Nalla dari pisau itu.

Lalu ia memeluk Nalla erat. "kamu jangan ngelakuin itu Zura, Kamu bisa mati." Cewek itu mengeratkan pelukannya pada Nalla.

"Azzura, tolong dengerin aku."

Nalla langsung mendorong cewek itu hingga terjatuh.

"Pergi saja, gue benci sama lo, lo munafik, brengsek!"

Hujatan demi hujatan Nalla lontarkan, membuat gadis itu tetap keuh-keuh menolong Nalla dari tajamnya pisau itu.

"Azzura, ini semua bukan salah aku, kamu dengerin dulu penjelasan aku, Ra!"

Nalla melemparkan pisau itu tepat ke belakang cewek yang sedang terpuruk di bawah kakinya. "Bukan salah lo? Ha? Ulangin? Bukan salah lo? Ucapan lo barusan buat gue ingin mati juga di depan Angkasa!"

Nalla berjongkok, menyamakan wajahnya dengan cewek itu. Lalu Nalla menggenggam erat kedua pundak cewek yang sedang menangis tersedu-sedu di depannya. "Buktiin sama gue, apa yang lo bilang barusan adalah fakta, jangan sampai gue bernasib sama dengan Angkasa!"

"Dia, dia nyoba nyentuh aku, Ra."

Mata Nalla melotot. Ia tertawa jahat, lalu tangannya menjambak rambut cewek yang ada di hadapannya itu. "Tutup mulut lo, karena gue gak butuh omong kosong lo!"

Nalla melepaskan jambakannya.

Flashback Off.







"Permisi, ada orang gak di dalem?"

Nalla membuyarkan lamunannya. Lalu ia segera keluar dari toilet setelah se-jam-an berada di sana, Ia harus kembali ke kelas, mungkin jam pelajaran saat ini sudah berganti.

Di perjalanan menuju ke kelas, pikiran Nalla kembali kepada seseorang.

"Hallo, kenalin nama aku Alisa Febriana, aku pindahan dari Bandung."

Nalla memejamkan matanya sebentar dan berhenti tepat di depan kelasnya, haruskah ia masuk ke dalam? atau membolos?

Ya, bolos adalah satu-satunya cara berdamai dengan masalah saat ini.

Tidak, jangan lagi.

Nalla mencoba menahan pikiran buruknya.

Dengan langkah cepat, Nalla
Berjalan masuk ke dalam kelas.








***








Semua siswa berhamburan keluar kelas ketika mereka mendengar bel istirahat, itu semua karena mereka harus bersiap mengantri panjang saat memesan makanan di kantin nanti.

Sementara Nalla dan ketiga sahabatnya masih berada di kelas.

"Lo yakin gak mau ke kantin? Kan gue tadi janji, mau traktir kalian, Ayolah Nal." paksa Chelin pada Nalla. Jujur saja, Nalla saat ini memang tidak nafsu untuk makan, kepalanya mendadak pusing.

"Nalla, ayolah. Gue laper nih." Dinda merengek seperti bayi kelaparan dan terus menggerakan tangan Nalla.

Sementara Ernon asik memperhatikan seseorang.

"Eh, itu anak baru kok aneh banget ya, natapnya ke sini mulu dari tadi." bisik Ernon.

Chelin dan Dinda juga ikut menatap anak yang ada dipojok kelas itu, tidak dengan Nalla, ia asik memainkan ponselnya.

"Namanya siapa tadi, Lisa? Lalisa?" Ernon menoyor kepala Dinda. "Awh, sakit tau!" ringisnya.

"Lo kira Lalisa blackpink." sambung Ernon.

Mendengar itu, Nalla mematikan ponselnya dan langsung mengantonginya ke saku.

"Ayo ke kantin, eneg lama-lama di sini! Nalla pergi meninggalkan ketiga sahabatnya.

Alhasil mereka bertiga langsung mengejar Nalla. "Tungguin!"









***










Sambil asik tertawa di kantin, Nalla dan ketiga temannya kini live di instagram. Sudah ada sekitar lima puluh orang yang bergabung di sana. Tapi, bukan manusia jika tidak menghujat, kini orang-orang yang sedang menonton langsung memberikan komentar negatif.

Ih, apaan sih. Alay banget.

Oh, jadi ini cewek perusuh.

Ini saingannya Leona? Kalah!

Jago banget berantem,

Bla...bla...bla

Nalla langsung mengakhiri Live Instagram lalu mematikan ponselnya dan meletakkan ke atas meja dengan kasar. Ketiga sahabatnya hanya pasrah dan merasa kasian pada Nalla. Sebelumnya Nalla tidak pernah seperti ini, ia dulu di sanjung ramah oleh senior bahkan junior. Namun, semenjak Nalla sering melakukan aksi perkelahian, semua menatapnya sebagai badgirl di kelas, cewek sok jago dan hujatan lainnya.

"Gue, mau ngomong." ucap seseorang yang langsung saja duduk di kursi tepat di hadapan Nalla.

Nalla dan ketiga sahabatnya kaget.

"LO MAU CARI GARA-GARA LAGI SAMA GUE!" suara Nalla meninggi membuat semua pengunjung kantin kembali menatapnya.

Nallla mulai sadar dan mencoba mengontrol emosinya.

"Gue mau minta maaf." ucap Gibran tiba-tiba.

Nalla menatapnya tajam. "Gak!"

"Yaelah, sok jual mahal banget lo," ujar Gibran dengan kesal.

Nalla berdiri, "Ayo, guys. Ke kelas."

Belum sempat Nalla melangkah, tangan Gibran lebih dulu mencengkramnya, dengan cepat Nalla melepaskannya kasar.

"Mau lo apasih? Dari dulu lo selalu gangguin gue Gib, enggak di SD, SMP dan sekarang? Ada masalah apasih sama hidup lo?" gertak Nalla emosi.

Pandangan tajamnya membuat Gibran menaikan sebelah alisnya.

"Gue mau nanya sama lo, lo udah di grape-grape sama Ketos berapa kali?"

Plak!

Semua pengunjung kantin lagi-lagi mengeluarkan ponsel mereka dan langsung mengerubungi Nalla dan Gibran saat ini.

"Jaga ya mulut sampah lo!"

Gibran sempat melihat meja di depannya. Terdapat segelas air es yang masih tersisa setengah.

Dengan cepat Gibran mengambilnya gelas itu dan...

Byur!

Nalla basah kuyub, dari wajah hingga setengah badannya basah.

Semua orang di kantin kini berteriak heboh, sungguh tontonan gratis yang menjadi makanan mereka saat ini.

"Lo udah gila ya!" Dinda mendorong bahu Gibran.

"Temen lo kan yang mulai." ucap Gibran santai.

"Udah, Din. Ni anak emang selalu cari masalah, gak bener banget hidupnya." sambung Ernon. Sementara Chelin mencoba menenangkan Nalla saat ini.

Nalla mengepalkan tangannya.

"Nalla, udah ya. Ayo ke UKS. Tenangin diri dulu." ajak Chelin, membuat Ernon dan Dinda mengangguk setuju.

Saat mereka membalikkan badan ke belakang, Nalla terkejut, ia mendapati Alan berdiri dengan tatapan lurus menatap Nalla.

Alan melihat semuanya.







***









Saat ini Nalla sedang berada di ruangan OSIS bersama Alan. Cowok itu yang mengajaknya ke tempat ini sejak insiden di kantin tadi, Alan merasa iba kepadanya. Baju Nalla basah kuyub, jika Nalla sakit, yang ada itu akan membuat Alan sungguh kerepotan.

Nalla merasa lega. Untung saja di ruangan ini tidak ada satu pun kacung-kacung Alan, apalagi Ana!

Alan melemparkan hoodie berwarna hitam miliknya ke arah Nalla, dengan sigap Nalla langsung menangkapnya.

"Akhirnya, gue bisa make hoodie limited edition lo." ucap Nalla dengan senang dan langsung memakai hoodie tersebut.

Alan menyipitkan matanya ketika menatap wajah Nalla. "Itu di muka lo, luka baru?"

Nalla menggeleng. "Yang kemarin."

Alan mengusap wajahnya gusar. kemudian ia berdecak kesal, "Jangan bikin masalah baru lagi, gue gak suka." ucap Alan sambil menatap Nalla dengan serius.

Cewek itu kembali duduk di kursi. "Bukan gue. Gue gak pernah tuh bikin masalah. Mereka aja yang duluan mancing, gue orangnya mudah ke pancing, gimana dong?" jawab Nalla sambil menaikan bahunya tak peduli.

"Bukan orang lain, tapi lo."

Nalla kembali menatap Alan.

"Maksud lo?"

"Lo yang udah mancing mereka Nal, maka dari itu tolong lo ubah etika lo di sekolah, dan itu," tunjuk Alan pada rok sekolah yang Nalla kenakan. "Rok pendek lo bakal gue lapor ke nyokap gue!"

Nalla berdiri sambil menatap Alan dengan kesal. "Jadi lo belain mereka di luar sana yang pada bully gue, mojokin gue, fitnah gue, gosipin gue, iya? Lo mau belain mereka yang udah jelas____"

"GUE GAK BELAIN SIAPA-SIAPA!" Bentak Alan.

Nalla berlari keluar dari ruangan neraka ini sambil menangis, airmatanya benar-benar tidak bisa ia tahan saat ini.

Hingga ia berhenti di koridor yang kosong dan mendapati sebuah kursi kayu tepat di samping madding. Lalu ia duduk di sana sambil terus menangis tiada henti.

Entah kenapa beban yang selama ini ada pada Nalla terasa berat. Semua orang menyudutkan dirinya, mengapa ia dilahirkan dengan jalan hidup seperti ini?

Tidak, ia tidak boleh putus asa, ia harus kuat menjalani semua ini.

Tiba-tiba, seseorang datang dan menyodorkan sebuah tissu.

"Azzura, jangan sedih."









____________


FOLLOW IG :

ADANY.SALSHAA
NALLAN.OFFICIAL

Continue Reading

You'll Also Like

18.9M 1.3M 80
𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 π“π„π‘ππˆπ“ PART LENGKAP!!! πŸš«πŠπ€π‹π€π” πŒπ€π” 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 π‰π€πƒπˆ ππ‹π€π†πˆπ€π“πŸš« AWAS BAPER!! Kolaborasi humoris dan ro...
1M 86.6K 37
[Sequel Kayla] Bercerita tentang seorang Ketua Osis yang tidak suka dengan siapa pun yang selalu melanggar peraturan, tapi sialnya dia malah dikejar...
84.7K 4.3K 51
Keizya Aliputri Purnama-Keke-Gadis yang memiliki segalanya baik dari segi fisik maupun keuangan.Dan karena hal itu Keke pun tumbuh menjadi gadis mani...
253K 9.8K 52
[SELESAI] Akan ku sejajarkan langkah ku dan langkahnya. Akan ku kejar dirinya hingga dapat. Dan akan ku cairkan hatinya yang sedingin kutub utara. ...