Untuk menyelematkan rekan mereka di bawah laut, Senku memutuskan agar mereka membuat terlebih dahulu dua tabung oksigen.
Dengan membongkar mobil lab, mereka membuat tabung oksigen sementara. Cukup untuk Ryusui dan Soyuz menyelam dan membawa Kakek Kaseki.
Ryusui dan Soyuz kembali menyelam dengan tabung oksigen, Senku memperkirakan mereka berdua punya waktu 10 menit.
Di dalam laut, Soyuz menunjuk tempat kemungkinan patung-patung rekan mereka berada. Ryusui melihat arus karang, dia menebak semua patung masuk ke dalam arus dan ia benar.
"Hahaha! Kru berharga kami dari perseus! Kalian sudah bekerja keras di tengah kegelapan ini!"
Soyuz memberi tanda kode ke atas tiga kali, mengartikan mereka mendapatkan semuanya pada Senku.
Ketika ingin mengangkat Kakek Kaseki, Ryusui dan Soyuz saling berpandangan. Kakek Kaseki terkubur begitu dalam, kekuatan mereka berdua tidak cukup.
Di atas perahu, Gen dan Suika sudah sangat khawatir karena tidak ada sinyal dari Ryusui dan Soyuz.
Senku meletakkan dua jari di hadapannya, posisi yang dia lakukan setiap berpikir. Menghitung perkiraan sisa oksigen.
Tali di tarik 4 kali, Ryusui mengerti oksigennya sisa 4 menit. Dia mencari cara agar bisa mengeluarkan Kakek Kaseki.
"Hah! Kalau aku tidak bisa menggunakan kekuatan ku sendiri, bagaimana kalau aku menggunakan kekuatan rekan-rekan ku?! Bukankah itu tugas seorang kapten?!"
Setelah memberi kode morse untuk meminta cairan pembangkit, Ryusui menyatukan tangan Taiju yang terpisah. Soyuz dengan ingatan kuatnya yang memberikan tangan Taiju.
"Dalam sekejap kau membuat keputusan seperti itu.."
Soyuz melihat Ryusui mengorbankan oksigen terakhirnya, menggunakan gelembungnya untuk memberikan cairan pembangkit dari bawah.
Taiju bangkit kembali, kacamata milik Ryusui sudah di pasangkan padanya.
"Oooo! Aku siap beraksi!"
"Blbrreghh!!"
Soyuz meminta maaf dalam hatinya, melihat Taiju menggelepar karena air yang masuk saat berteriak.
"Aku akan menghubungkan wajah ku dan Taiju menggunakan udara!"
Menggunakan gelembung udara oksigen, Ryusui mencoba memberi tahu situasinya. Taiju mengambil nafas melalui gelembung, memasangkan oksigen pada Ryusui.
"Aku akan baik-baik saja dengan satu nafas ini, simpan udaranya untuk mu, Ryusui! Kita kan rekan jadi, meskipun tanpa kata-kata. Kita bisa berkomunikasi melalui hati kita!"
Ryusui merasa perkataan itu terdengar tidak masuk akal, meski begitu entah bagaimana dia mengerti pesan hati Taiju.
"Ini gawat, mereka sudah hampir batasnya." Gen di atas perahu, menunggu cemas.
Air tiba-tiba bergelombang, mereka bertiga menatap ke bawah. Senku tersenyum lega, melihat rekan-rekannya muncul.
"Yo, Kaseki. Heya, dasar bodoh."
Taiju pertama muncul, mereka bertiga di tambah patung Kaseki naik ke atas perahu. Meski sekarang perahu jadi terasa penuh dan berat, tidak ada yang merasa keberatan.
Senyum dan tawa menyambut kedatangan kembali rekan mereka.
°°°
"Ini sangat mengerikan! Aku sedikit pun tidak pernah membayangkan akan menghabiskan malam dengan orang asing!"
Kohaku, Amaryllis dan Ginrou menyemangati (Y/N) yang di panggil kepala suku. Dia menarik nafas, memandang jijik pada bangunan di atas sana. Tangannya memastikan sebuah nanas terikat di pahanya.
Nanas rahasia yang di berikan Senku untuk jaga-jaga, cukup untuk membuat orang yang mencium baunya akan lemas dan pusing.
Di sisi lain, Kohaku yang sendirian saat ini berhadapan dengan Mozu. Dia sudah ketahuan dan tidak ada cara lain selain bertarung.
Di depan kediaman kepala suku, (Y/N) memperkenalkan diri. Dia sangat khawatir akan kelangsungan kesucian tubuhnya. Menteri Ibara mendadak muncul di sampingnya, berbicara dengan kepala suku.
"Tenang, (Y/N)-chan. Tidak pantas seseorang yang tidak berpengalaman bersama dengan kepala suku, iya kan?"
Ibara melirik ke arah (Y/N), gadis itu memucat. Mundur dengan ngeri saat melihat wajah mesum pria tua itu.
Ini sangat menjijikkan! Yang lebih penting, aku tidak punya senjata saat ini.
"Jadi, sebelumnya aku akan mengajari mu hal-hal yang berkaitan dengan bercinta. Kalau kau lolos berarti kau layak untuk kepala suku!"
°°°
Suara ribut dari pertarungan Kohaku dan Mozu menarik perhatian Ibara yang sebelumnya mengejar (Y/N), dia segera mengeluarkan nanas dan membuka tutupnya. Ibara yang mencium baunya langsung pusing dan lemas.
Kesempatan! Aku harus mencari tahu tentang kepala suku!
(Y/N) mengintip ke dalam, matanya melebar dan tangannya langsung menutup mulutnya yang ingin berteriak.
Kepala suku.. dia patung batu?! Dan dia mirip dengan Soyuz!
Dia melompat mundur, Ibara yang sudah sadar berusaha menusuknya dengan jari dan kukunya yang panjang.
"Menyedihkan sekali. Pria tua ini bukannya ingin membunuh gadis muda seperti mu."
(Y/N) meringis karena gaunnya tersobek akibat terkena kuku panjang itu, dia melempar kayu-kayu yang sempat di cabut Ibara. Tepat mengenai wajahnya dan menggores pipinya, semakin membuat Ibara marah dan mengejarnya semakin cepat.
Mereka berdua berpindah ke jembatan kayu kedua, bertepatan dengan Kohaku menengok ke atas dan melihat (Y/N) melawan Ibara dengan benda apapun yang bisa di jadikan senjata.
"(Y/N)!!" Kohaku berteriak, berlari meninggalkan Mozu.
Ibara akhirnya berhasil menusuk (Y/N) dari dada hingga perutnya, gadis itu terjatuh. Kohaku berlari mengejarnya, Amaryllis dan Ginrou ikut menyusul setelah melihat dari bawah.
(Y/N) terhempas ke tanah dengan keras, begitu sakit lukanya hingga dia tidak bisa merasakan sakit akibat mendarat keras di tanah.
Aah, ini kedua kalinya aku tertusuk. Bahkan lebih parah dari sebelumnya.
"(Y/N)!" Kohaku memangkunya, menyadari sahabatnya itu tidak mungkin bisa selamat.
"Kepala desanya adalah patung batu.. dia sangat mirip dengan Soyuz.. Ibara dia.."
Kohaku menahan tangisnya, berterima kasih pelan atas informasi itu. Informasi yang di tukar dengan nyawa seseorang.
"Apa aku akhirnya.. dapat berguna di akhir hayat ku.." (Y/N) sempat tertawa kecil, Kohaku menggendongnya dengan tangan gemetar.
Amaryllis dan Ginrou baru saja sampai, Kohaku memberi info itu agar mereka menyampaikan pada Senku dan yang lain.
"Selamat tinggal untuk mu.. dan kerajaan sains.."
"Selamat tinggal, Senku.."
(Y/N) tersenyum lembut untuk terakhir kalinya, rasa sakitnya semakin menjadi, membuatnya menutup matanya dan tidak pernah terbuka lagi.
Aku mencintaimu, Senku..
"(Y/N)? Begitu ya, bahkan hingga akhir senyum mu masih sama lembutnya seperti bertahun-tahun yang lalu.."
Kohaku memberi isyarat agar Amaryllis dan Ginrou yang menangis untuk pergi, dia membawa (Y/N) ke atas menara.
"Dengarkan aku kalian semua! Pemimpin agung kalian adalah..!"
Ibara menyadari maksud Kohaku, dia memerintahkan semua orang agar menutup mata. Kirisame melempar sesuatu ke langit.
Kohaku berlutut dengan satu kaki, rambut tebal sebahu (Y/N) memenuhi tangan yang menahan kepalanya.
"Maaf, aku gagal.. aku hanya bisa melihat kau kehilangan nyawa di tangan ku, tanpa bisa melakukan apapun.."
"(Y/N), aku percaya ilmuwan milik mu itu tidak mungkin membiarkan mu pergi begitu saja. Senku tidak mungkin membiarkan gadisnya meninggalkan dia sendiri."
Kohaku melihat ke atas, menatap benda pembatuan di atas mereka. Meski kabur karena air mata yang tiada berhenti.
"Medusa.. benar-benar sebuah ilmu pengetahuan, bukanlah kutukan ataupun iblis.."
Kohaku kembali memandang (Y/N), jauh di dalam dirinya dia menolak keras hilangnya nyawa gadis itu malam itu. Ia hanya bisa berharap dengan pembatuan ini, (Y/N) masih dapat kembali.
"Kami semua selalu membutuhkan mu, (Y/N). Kau tidak boleh pergi ke surga, tanpa seizin kerajaan sains."
TBC
Mari kita ucapkan selamat tinggal pada (Y/N), dia mau isekai ke anime lain dulu.
Hari ini double up, besok kemungkinan tidak ada update dulu.