#24

2.4K 165 10
                                    

Mateen Pov

"Abang, tolong ceritakan ketika Abang meminta izin kepada Ayah dan Mama"

"Baik, Abang ceritakan"

Ketika itu hatiku sedang kalut. Aku mendengar kabar bahwa ada seorang anak menteri yang mendekati pujaan hatiku. Elfareya gadis yang kutemui beberapa waktu yang lalu memang sudah merampas rasa penasaranku sejak pertama kali kami bertemu.

Ia tergabung di ARMY sudah dapat dipastikan bahwa ia disiplin. Dilihat dari umurnya pun dengan jabatan yang ia miliki sudah dapat dipastikan pula ia berprestasi. Dilihat dari sisi keluarganya pun ia dari keluarga yang baik. Dan cara berpikirnya pun jauh dewasa dibanding usia sebayanya. Lalu bila sudah menemukan komponen dasar yang utama mau mencari apa lagi? Basicnya saja sudah baik tidak perlu diragukkan lagi lainnya.

"Saat itu abang menghubungi kedutaan besar indonesia yang ada di Brunei. Abang teringat El pernah bilang bahwa ayah bekerja di pemerintahan. Langsung saja abang meminta staffnya untuk mencarikan data tentang Ayah El dan meminta dicarikan alamat  rumah El"

Setelah mendapatkan alamat tersebut aku, Ben, dan Hasim bergegas memesan tiket untuk datang berkunjung kerumah calon istri. Bukan menggunakan pesawat pribadi karena aku datang sebagai seorang Mateen bukan sebagai Pangeran. Dengan serius ingin menjadikannya Nyonya Mateen.

Mengapa aku begitu terkesan terburu-buru? Sebenarnya tidak juga. Ini sudah kupikirikan sejak sebelum mengenalnya, suatu saat bisa saja aku bertemu dengan seorang gadis yang muncul di mimpiku beberapa tahun yang lalu akan segera kunikahi.

Bertahun yang lalu aku bermimpi bertemu gadis cantik meski wajahnya tidak terlihat tetapi auranya sangat terpancar. Aku bilang padanya untuk menungguku karena aku akan datang kepadanya suatu hari nanti. Bertahun aku tersiksa karena beberapa minggu kemudian dalam mimpiku ia menangis terus menangis memintaku segera menjemputnya. Bagaimana bisa? aku bahkan tidak tahu dirimu. Aku selalu memohon agar dirinya selalu dijaga. Doaku tidak pernah lepas untuknya. Aku sangat ingin bertemu hingga akhirnya aku bertemu dengan El. Mimpi itu seakan lenyap dan ditutup dengan perkataan bayangan itu.

'Kamu menemukanku' sejak saat itu aku memutuskan untuk segera menikahinya. Akupun sadar diri karena aku yang terlalu lama memendam menjadi seakan seenaknya menyetuh tangan dan pipinya serta membelai pucuk kepalanya. Namun aku hanya diam karena saat kupandang ia seperti menelisikku. Apakah ia  pernah bermimpi yang sama?

"Setelah dapat abang bergegas datang kerumah El. Sewaktu abang ketuk ayah El terkaget. Baru setelah Abang bilang ingin berbicara abang dipersilahkan masuk"

"Abang sangat gugup saat itu tapi untung saja abang bisa lancar menyampaikan maksud abang"

"Abang bilang, perkenalkan saya Abdul Mateen Bolkiah. Ingin meminang putri Bapak dan Ibu. Mungkin El belum pernah bercerita tentang saya. Karena kami memang tidak memiliki hubungan. Tetapi dengan niat saya lahir dan batin ingin meminang dan menikah dengan El. Secepatnya bila Bapak dan Ibu sekalian mengijinkan"

"Lalu apa kata ayah dan mama?" Tanyanya padaku

"Kata mama kau pernah mengidolakanku"

Aku dibalas dengan belakan mata dan cubitan kecil di perutku. Aku  tahu dia malu. Gadisku memang pemalu dan suka salah tingkah, karena itu aku menyayanginya. Ia menjaga dirinya dengan baik.

"Iya benar, mama bilang begitu. Ayah bilang setuju bila kau setuju. Maka dari itu aku mengajakmu ke Brunei untuk melihat keluargaku dulu. Disana kamu bisa memutuskan mau atau tidak. Saat setelah kau setuju nanti langsung kita tentukan tanggal dan mempersiapkan pernikahan"




Jangan lupa follow, vote, dan komen ☺️

Rev: 01/08/2021

[END] The ColdestTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon