#79

1.1K 81 3
                                    


"Kita pulang sekarang"

Apa? Pulang? Mendadak sekali. Bahkan sepertinya wajah kucelku ini belum swmpat ku basuh dengan air.

"Sebentar, wait. Give me a second" nyawaku belum benar benar terkumpul. Masih mencerna apakah ini bagian dari realita atau dunia mimpi

"Hmm, come on you need to take a shower. Sebentar lagi kita akan pulang" ucap abang yang sedari tadi mondar mandir di walk in closet dengan anduknya yang melinglar dipinggangnya

"Kenapa nggak bilang dulu sih? Aku juga belum packing" kesalku, bagaimana tidak baru saja bangun sudah di buru buru. Katanya pulang sekarang padahal berbincang akan hal ini saja belum sempat

"Tadi pagi Akak Fadzhilah telefon. Meminta kita untuk pulang segera. Ada beberapa masalah yang harus Abang kerjakan. Tidak bisa ditunda lagi. Perihal baju sudah abang packingnkan tadi" ucapnya yang pergerakannya makin cepat itu

"Memangnya tau bajuku yang mana?" Tanyaku menelisik. Bajuku belum ku pindahkan sepenuhnya mana yang masih muat dan yang sudah tidak bisa dipakai lagi. Letaknya berdekatan, kalau Abang salah ambil tamatlah aku. Pakai kain sprei mungkin nanti aku.

"Cepatlah sayang, kita harus bergegas" ucpanya memburu buruiku. Udah tau istrinya hamil malah disuruh buru buru. Hei, andai dikau tau diriku ini susah untuk sekadar berjalan dan bernafas. Huft

"Sabar dikit ngape bos. Gue bawa anak lo ni" batinku kesal.

"Hmmm" gumamku dengan menghentakkan kakiku. Memberi kode bahwa diriku kesal tapi sepertinya dia tidak pekam. Dasar manusia es.

Kadang aku suka bingung dengan suamiku ini. Ada kalanya bisa cair ada kalanya jadi es batu.

"Kalau sampe salah nanti  aku salahin abang" ucapku seraya melesat menuju kamar mandi

"Salah ya beli" teriaknya sedikit dari luar kamar mandi

"Buang buang duit" teriakku balik

_____________________________________________

"Mereka bertengkar lagi?" Tanya Hasim pada Ben yang sedang memanggang roti untuk sarapan

"Mungkin" ucap Ben sambil mengunyah yang roti gosong karena lupa sedang memanggang dan ditinggal ke bawah untuk mengambil ponsel

"Pahit kali la" pekik Ben

"Macam muka kau" cekikik Hasim yang dibalas dengan lembaran lemparan bagian hitam roti tersebut yang melesat masuk ke dalam mulut hasim yang terbuka lebar itu

"Makan mukaku" sebal Ben

"Corona Virus la" ucap Hasim

Dua manusia ini memang akhir akhir ini sering mendengarkan kedua bosnya itu berantem. Ada saja masalah sepele yang membuat mereka bentrok.

Dari mulai si prianya yang menjadi super duper overprotective dan si wanitanya yang merasa tidak punya ruang gerak.

Lucu memang ketika keduanya bertengkar. Tapi  telinga mereka inilah yang harus siap sedia mendengar cekcok yang ada. Manalagi jomblo jadi tidak punya alasan untuk keluar demi mendengar suara pujaan hati.

"Kalian kenapa masih makan?" Tanya Mateen yang menagkap basah duo ijolumut itu yang bertengkar di pantry dengan rotu yang membungkam mulut mereka

"Ya biarin lah bang. Ini tahun 2021 bukan jaman Romusha. Bebas lah mereka makan. Mereka kerja dijaman merdeka ya hukan jaman tanam paksa" ucap sang wanita

"Kami pon tak boleh makan keh?" Lirih Hasim

"Dijajah la ni kite" balas lirihan Ben

"Saya dengar" ucap Mateen

"Dasar aneh" ucap El melesat menggeret kopernya keluar.



Lagi sensi ni kayanya bang Mateen. El nya jadi ikutan kesel. Imbasnya sampe duo ijo lumut. hihihi
Jangan lupa follow, vote, dan komen ☺️

[END] The ColdestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang