#21

2.6K 187 6
                                    


Saat ini aku berada di kamar apartemen tipe studio dekat dengan istana negara. Iya aku pindah, jarak antara tempat tinggal sebelumnya terbilang cukup jauh dan rasanya kurang nyaman bila harus berbagi terus dengan Mbak Demi. Pacarnya yang  sering datang berkunjung membuatku risih dan sulit untuk melakukan kegiatan.

Maka dari itu dengan uang yang kutabung dan segala kebutuhanku yang aku minimalkan sehingga dapat menyewa ruangan ini. Sebenarnya bisa saja sih kalau mengekos di kos-kosan tapi rasanya kali ini aku ingin menyenangkan diriku sendiri dengan memberikan kenyamanan ekstra. Lokasinya bagus dan strategis. Cenderung senyap juga tidak seperti di tempat tinggal lamaku yang berisik karena dekat dengan jalan.

Tinggg

Abang
Assalamualaikum

Elfareya
Waalaikumsalam Abang

Abang
Sedang apa kau? Sibuk tak?

Elfareya
Tidak Bang, Ada apa?

Abang
Nak call you, rindu je dengan suara you

Rindu? Memang aku siapa bisa-bisanya dia rindu. Perlakuan yang terus-menerus begini yang terkadang membuatku jadi  melayang tinggi dan lupa kalau perlu menelisik kembali. Aku belum rela patah hati lagi.

Calling

Ternyata dia bukan hanya menelpon! Tetapi video call tergaketlah aku bagaimana mukaku ini sangat tidak siap, aduh kenapa harus video call sih?. Akhirnya aku memoles sedikit bibirku dengan liptint agar tidak terlihat pucat. Kurapikan sedikit rambutku dan kusemprotkan parfum ke bajuku. Wait!? Mengapa aku  menyemprotkan parfum ia juga takkan menciumnya. Aku sudah gila panik bukan kepayang.

"Maaf, abang sedikit lama. Abang bilang telepon mengapa jadi video call?"

Tanpa menjawab ia hanya memandang diam. Aku bingung ini koneksiku yang buruk atau dia memang sedang mengamatiku.

"Abang?"

"Ah, sorry El. Aku juga rindu wajahmu ternyata"

Yak! Dengan kalimat itu sudah dapat dipastikan wajahku merah membakar.

"Apa benar?" Tanyaku padanya. Pertanyaan bodoh ini kenapa tiba-tiba keluar dari mulutku

"Benar adanya, aku harap kita segera bertemu lagi. Kapan kau libur or cuti maybe? Aku ingin ajak kau berlibur sebentar je. Aku harap kau mau"

Siapa yang tidak mau berlibur dengan pangeran. Bukan maksudku berlibur saja, berliburkan menyenangkan bayangkan kau harus bekerja dari pagi dan pagi dengan libur yang sangat jarang. Meskipun pekerjaanku juga berpergian berkeliling kota dan negara tapi tetap saja rasanya berbeda.

"Aku ingin saja, but i don't know"

"Takut rugi bile ambil cuti?"

"Jangan takut, you don't have to spend money for the trip. I'll pay but if you want to go with me" lanjutnya

"Sebenarnya bukan masalah uang Abang tapi bagaimana caranya bilang ke Ibu?"

"Jelaskan saja, nanti akan kuhubungi Mrs. Iriana juga. Okay?"

"Okay"

Memang bila dipikir sebenarnya ini sangat menyalahi aturan. Aku mempertaruhkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadiku. Entah mengapa setelah bertemu dengannya aku jadi selalu rindu ingin bertemu lagi dan lagi bahkan sampai harus berusan dengan cuti dan potong gaji semisalnya aku rela saja asalkan bukan pemecatan. Ingin rasanya menaruh perhatian lebih kepada seseorang.

Aku sedang mencoba memahami mungkin Kevin bermain dengan yang lain dibelakang juga karena aku tidak ada waktu dengannya. Bila diingat kebelakang lagi perhatian dan waktu yang cukup besar dan tulus yang diberikan oleh Jeffry kepadaku menjadikan aku tidak akan berani untuk meninggalkannya. Cinta memang harus membiarkan sang pujaan bahagia dengan kebahagianya kan? Entah bersama atau bukan.

Saat setelah obrolan kami terputus aku segera menuliskan surat izin. Aku mengambil cuti dua minggu. Aku tidak pernah cuti sama sekali bahkan terkadang aku tetap bekerja saat perayaan besar. Jadi stock cutiku bisa dibilang cukup banyak.

Aku segera memberikan surat itu kepada Ibu berhubung tadi ibu meminta tolong untuk dibelikan serabi dekat rumahku. Dengan berbekal serabi yang kulebihkan dan sepucuk surat cinta, maaf surat izin cuti. aku memantapkan diri untuk memberikannya langsung dihadapan Bapak dan Ibu yang sedang berada di ruang tamu.

"Sudah, sudah Bapak sudah tau. Silahkan, nikmati liburan mu El kau sudah banyak bekerja. Bahkan disaat orang lain pergi di hari besar kamu masih setia mendampingi kami. Terlebih ketika ibu sakit kemarin kamu tidak absen keluar walau sebentar saja. Itu hadiah buat kamu karena pengabdianmu."

"Iya, El jasa kamu sangat banyak bagi keluarga Bapak dan Ibu. Nikmati masa cutimu. Ibu selalu doakan yang terbaik buat  kamu karena hati baikmu. Suatu saat nanti Ibu yakin akan banyak orang yang juga baik sama kamu. Kamu nggak perlu sedih lagi ya. Orang-orang dimasa lalu yang pernah menyakitimu dilupakan saja. Buka lembaran baru merangkai masa depan itu penting, nduk. Terlebih suatu saat nanti kamu akan menjadi ibu. Tidak bisa terus terkekang dimasa lalu kasihan orang-orang yang sayang sama kamu"

Belum sempat berbicara aku langsung disambut kata-kata bapak dan ibu. Memang benar adanya aku selalu sebisa mungkin menghabiskan waktu bersama Keluarga orang  nomor satu ini.



Jangan lupa follow, vote, dan komen ☺️

Rev: 01/08/2021

[END] The ColdestWhere stories live. Discover now