#19

2.6K 180 14
                                    


Suara alarmku berdering memekakan telinga dan membangunkanku dari alam mimpi. Sudah subuh nampaknya aku baru saja ingat kalau aku menginap di rumah Pangeran. Aku terbingung bagaimana caranya aku sholat mukena saja tidak ada. Dengan segala keberanian yang ada aku berjalan menuju kamar pangeran. Kuketuk pelan berharap tidak mengganggunya.

"Kau pasti nak sembahyang shubuh kan?" Pintu itu terbuka tiba-tiba dengan raganya yang membuka pintu itu.

"Iya, Abang. Saya ingin sholat" jawabku tanpa menatap matanya

"Jom lah kita berjamaah. Saya jadi imam. Ben dah siapkan mukena tadi malam Saya suruh dia tuk carikan untuk you" sambil memberikan mukena cantik berwarna putih yang dihiasi payet emas kepadaku

Kami berjalan menuju mushola yang ada di rumah mewah ini. Ternyata ia tidak menyepelekan kewajibannya sebagai umat beragama meski sangat sibuk jadwalnya.

Kami sholat berjamaah dengan Ben juga tentunya  dengan khusyuknya ayat-ayat terlafal dengan merdu dari bibir merahnya itu. Sejuk saja rasanya bisa menjadi makmum seseorang yang memiliki kebolehan yang apik dalam membacakan ayat al quran.

"Abang" aku memanggilnya pelan dan tubuhnya berbalik menghadapku.

"ya?"

Aku terdiam menatapnya. Mau salim tapi bukan suami. Suasananya menjadi sangat canggung apalagi setelah selesai Ben langsung keluar ruangan dan meninggalkanku berdua dengan Pangeran. 

Mata lelaki di depanku entah mengapa selalu tampak menarik. Berwarna sedikit coklat berkilau mungkin karena dalam tubuhnya banyak campuran darah dari berbagai negara. Mimpi apa aku bisa melihatnya secara nyata mengalahkan ribuan bahkan jutaan wanita yang mengikutinya di instagram. 

"Semalam kenapa bisa di depan mini market dekat hotel saya? jarak antara hotel dan rumah Pangeran cukup jauh." 

"El, Saya sudah siapkan baju untuk kau pakai and I already told Mrs. Iriana about what happened last night. Beliau cakap you dont have to work today"
(El, Saya sudah siapkan baju untuk kau pakai dan saya sudah bilang kepada Ibu Iriana tentang yang terjadi semalam. Katanya kau tidak usah bekerja hari ini)

Dirinya terlihat sangat kikuk dan tersenyum lalu mengganti topik pembicaraan.

"Lagi-lagi Saya merepotkan anda Abang" aku menjadi sangat bingung kenapa dari kemarin aku selalu merepotkannya.

"No la, I'm happy because I can spend time with you. I nak berlatih polo nanti, you nak ikut? Sekalian je kita breakfast."
(Tidak la, Saya senang karena saya bisa mengahabiskan waktu denganmu. saya mau berlatih polo nanti, kau mau ikut? Sekalian saja kita sarapan).

"Baik, Abang saya ikut."

Dengan itu kamu pergi ke kamar masing masing mandi dan bersiap sebelum bersama akan pergi ke lapangan polo. Sebentar lagi Pangeran akan mengikuti perlombaan polo maka dari itu ia berlatih agar dapat mengharumkan negaranya.

 Sebentar lagi Pangeran akan mengikuti perlombaan polo maka dari itu ia berlatih agar dapat mengharumkan negaranya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kau cantik" Pangeran tiba tiba muncul dihadapanku

"Terima kasih" malu aku malu. Jangan buat aku mengaharapkan harapan yang hanya berakhir palsu, tolong.

Kami akhirnya bergegas dengan mobilnya menelusuri jalanan yang masih sepi ini karena masih pagi. Kami berhenti sejenak untuk sarapan baru setelah itu kami menuju lapangan polo. Ia berpamitan kepadaku untuk berlatih dan aku hanya menganggukan kepalaku seraya memberinya senyum.

Aku menunggunya sekitar 45 menit hingga akhirnya ia menandatangiku.

"Bored? I'm sorry for making you waiting and doing nothing"
(Bosan? Maaf telah membuatmu menunggu dan tidak melakukan apa apa)

"It's okay I'm enjoy it"
(Tidak apa apa, saya menikmatinya)

"Pernah horse riding?"
(Pernah berkuda?)

Aku hanya menggelengkan kepalaku

"Ayo aku ajari"

Dengan senang hati aku mau. Menunggangi kuda selau menjadi impianku apalagi memilikinya. Keren saja bagiku, kemistri antara kuda dan penunggang harus sepadan agar tidak terjadi celaka.

Aku dibantu Pangeran menaiki kuda kesayangannya yang bernama Pausa. Tak kusangka ia pun ikut naik dibelakangku. Hampir tidak ada jarak diantara kami. Tangannya berada di atas tangaku membantuku mengarahkan kendali. Jantungku seperti diajak marathon berdetak dengan kencangnya seperti tidak diberi sedikit waktu untuk beristirahat sejenak. Meskipun begitu aku merasakan nyaman didekatnya.

Ia menjelaskanku cara bagaimana cara mengendalikan. Bahkan ia memintaku untuk mencobanya sendiri. Ah sungguh menyenangkan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Gambar hanya visual  sebagai pemanis bukan asli)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Gambar hanya visual sebagai pemanis bukan asli)

Disisi lain

"Akhirnya mereka jalan bareng"
Kata mas kaesang.

"Iya, Ibu baru kali ini bersyukur sama kelakuan Kevin coba kalo tiba tiba ga muncul pasti mereka ga bisa ketemu"
Timpal Ibu iriana.

"Dah di kode kode bu sama Mas Gibran. Semoga segera terlaksana"
Ujar thoriq.





Ternyata oh ternyata ada yang gosipin gaes. Thanks to Mas kevin ya akhirnya Mbak El jalan sama Abang Pangeran. Kira - kira kelanjutannya gimana ya??

*aduh kupingku puanas - kevin


Jangan lupa follow, vote, dan komen ☺️

Rev: 01/08/2021

[END] The ColdestWhere stories live. Discover now