#12

2.9K 207 11
                                    

Hotel, Solo. 06.00

Pelataran gedung pertemuan ini sudah dihias mewah dan megah. Bagaimana tidak, acara yang akan dilangsungkan  sebentar lagi adalah anak ketiga dari seorang Presiden Indonesia. Para tamu yang hadir bukanlah orang-orang biasa. Banyak diantaranya  merupakann petinggi dan pejabat baik dalam negeri maupun luar negeri.

Tema dekorasi yang mengisi segala penjuru didominasi warna merah dibalut adat jawa yang kental. Beberapa hari yang lalu sudah dilaksanakan prosesi seperti siraman dan midodareni. Memang sangat mengusung dan menonjolkan adat jawa yang kental. Sekalian memperkenalkan salah satu khas Indonesia kepada para tamu mancanegara yang hadir.

Pada acara kali ini ada hal yang menyita perhatian warga Indonesia. Sultan Hassanal Bolkiah yang merupakan raja Brunei datang bersama istrinya, Raja Isteri Hajah Saleha dan anak kesepuluh putra keempatnya Pangeran Abdul Mateen.

Ya, pesona seorang Pangeran Abdul Mateen memang sangat terpancar. Badan gagah dan atletis itu selalu jadi incara para kaum hawa. Terlihat disetiap postingannya selalu mendapat likes dan komen yang membanjiri lapak pria tersebut. Banyak diantara public figure yang juga ikut andil ditengah komentar komentar tersebut.

Di usianya yang masih belia beliau patut dibanggakan dengan segudang prestasi baik militer maupun akademik. Tak hanya itu, bahkan ia juga unggul dalam olahraga kesukaannya yaitu polo.

***

"Nduk, hari ini kamu ndak usah kawal Ibu atau jaga Ethes dulu. Kamu jemput keluarga Sultan aja" perintah Ibu Iriana.

"Injeh bu, segera saya jemput" jawabku sopan

Keluarga Sultan ditempatkan di salah satu hotel bintang lima di Solo. Fasilitas yang diberikan yang pasti bukan sembarang. Sultan Hassanal Bolkiah memang terbilang memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Bapak, pernah di salah satu acara kerajaan Bapak ditempatkan tepat disamping Sultan. Maka tidak perlu kaget bila Sultan dan keluarganya selalu dijamu sedemikian rupa karena Bapak juga diistimewakan.

Ini kali pertamaku mengawal Keluarga Sultan. Biasanya,  aku hanya mendengar dari mulut pengawal lain tentang pertemuan Bapak dan Sultan. Tentu saja aku tidak sendirian dalam misi pengawalan ini. Deni, Thoriq dan Zahra juga terlibat. Kami membagi tugas Deni dan Zahra mengawal Sang Sultan beserta Istri. Sedangkan aku dan Si tengil Thoriq mengawal Sang pangeran.

"El, lu nggak deg-degan?" Tanya Thoriq dengan wajahnya yang tidak santai.

"Biasa aja" dengan wajah datarku.

"Kebiasaan ah lu mah, cair dikit ngapa. Kasih kesan unyu nan menarique dikit buat pangeran" celotehnya ngawur.

"Apaan sih, ini urusan kenegaraan ya jangan dibawa bercanda. Lagian kalau bukanpun gue juga bukan cewek yang tebar pesona sana sini" jawabku kesal.

"Iyain aja dah"

Kami berjalan menuju bilik tempat Pangeran menginap. Kuketuk beberapa kali pintunya.

"Nak cari siapa yeu?" Kata seseorang berpakaian jas rapi. Yang jelas itu bukan Pangeran Mateen.

"I'm sorry for disturbing you. Kami dari Pasukan Pengamanan Presiden diminta langsung oleh Ibu Iriana, Istri Presiden Jokowi. Untuk mengawal Pangeran Mateen selama acara"
(Maaf mengganggumu. Kami dari Pasukan Pengamanan Presiden diminta langsung oleh Ibu Iriana, Istri Presiden Jokowi. Untuk mengawal Pangeran Mateen selama acara)

"Oh, I see, I'm Ben. His main Bodyguard. Kejap lagi dia selesai. Tunggu sebentar yeu" ucap Ben dengan sumringah.
(Oh begitu, saya Ben. Pengawal utamanya. Sebentar lagi dia selesai. Tunggu sebentar ya)

"Btw, may I know your name?" Lanjutnya bertanya sambil mengulurkan tangan.
(Omong omong, Bolehkah saya tahu nama anda?)

"I'm Elfareya but you can call me with Elfa or El" sambil menjabat tangannya.
(Aku Elfareya tapi anda dapat memanggil saya dengan Elfa atau El)

"And I'm Thoriq" lanjut Thoriq sambil membalas ulurannya.
(Dan saya Thoriq)

Kami hanya menunggu sekitar 5 menit hingga akhirnya pria yang ditunggu itu menampakkan figurnya yang menawan dengan balutan baju penuh pin enamel ciri khas bangsawan.

"Hi, I'm sorry for making you guys waiting" katanya yang tiba tiba sudah muncul di depan pintu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hi, I'm sorry for making you guys waiting" katanya yang tiba tiba sudah muncul di depan pintu.
(Hai, maaf saya membuat kalian menunggu)

"It's okay, prince. if you're ready we can go now" ajakku.
(Tidak apa apa Pangeran. Jika anda sudah siap kita bisa berangkat sekarang)

"Okay let's go" ditambah senyum manisnya.
(Oke, ayo)

Saat kami berada di lift aku merasakan sepasang mata menatapku. Aku yang merasa risih menoleh sedikit ke samping. Ternyata sepasang mata itu, mata kami bertemu dengan keheningan yang ada. Senyum itu tiba-tiba merekah, aku yang menjadi bingung dan salah tingkah segera meluruskan lagi pandanganku ke depan. Suara denting terdengar menandakan lift sudah sampai di lantai tujuan. Kami berjalan menyusuri lobby yang ramai karena antusias masyarakat yang ingin bertemu dengan Pangeran.

"Kau tidak ikut mobil ini?" Tanyanya berbisik ketika aku membukakan pintu untuknya.

"Tentu saja tidak" jawabku ditambah senyum yang tersungging di bibirku.

Raut wajahnya berubah. Entah apa maksudnya.


Jangan lupa follow, vote, dan komen ☺️


Rev: 31/07/2021

[END] The ColdestWhere stories live. Discover now