#34

2.2K 158 6
                                    


Akhirnya seluruh acara selesai juga. Selama 7 hari ini setelah acara selesai kami langsung kembali ke kamar dan beristirahat tanpa memikirkan apapun  seperti pasangan lain yang baru menikah pikirkan karena sudah terlalu lelah oleh runtutan acara.

Oh ya, hari ini tiba-tiba Abang memintaku untuk mem-packing baju dan katanya besok kita akan pergi ke suatu tempat yang aku sendiri tidak tahu itu dimana. Pokoknya hanya memintaku untuk mengemas baju secepat mungkin agar kita bisa segera pergi.

"Abang kita mau ke mana sih emangnya?" Tanyaku sambil kami menuju mobil dengan koper koper yang sudah lebih dahulu masuk ke bagasi mobil.

"Honeymoon lah sayang. Akhirnya acara kita ni selesai, abang dah tak sabar lah ni nak segera berduaan" sambil menoel-noel daguku

Aku hanya menggelengkan kepalaku, dasar kelakuan om-om ini makin hari makin banyak tingkah. Perawakannya saja kaya preman nyatanya manja juga. Untung sayang, pakai banget.

Katanya abang akan memberikan jawaban ke mana tujuan kita saat sudah di pesawat. Berhubung Abang punya pesawat pribadi jadi tidak perlu masuk dan mengantre di counter bandara. Langsung saja masuk ke landasan dan berhenti di dekat pesawat.

Saat sampai di depan pesawat abang memintaku untuk diam sebentar karena ia ingin membukakan pintu. Saat setelah aku keluar dan pintuku kututup dengan sigapnya abang menggendongku ala bridal style.

"Ih abang ngapain sih" kataku sambil memukul-mukul kecil pundaknya

"Biar cepat dan intimate lah sayang. Kita ni dah lama tak berduaan" katanya sambil senyam-senyum.

"Tapi nggak disini juga kali bang, malu tau diliatin sama Ben dan Hasim" kataku.

"Takpelah mereka je tutup mata" kata Abang.

Dan benar dong mereka tutup mata sambil nunduk.

"Kalian ngapain tutup mata?" Tanyaku bingung.

"Kita kita ni single lah liat kau bedua romantis penatlah hati ni tahan rasa sakit" gurau Hasim dengan nadanya seperti marah padahal bercanda.

Aku hanya bisa tertawa ngakak mendengar perkatannya.

"Btw, kita ni IJOLUMUT" kata Ben.

"What is ijolumut?"
Tanya abang kebingungan karena tidak pernah mendengar kata-kata itu.

"Ikatan Jomblo Imut hahahahah" kata Ben dan Hasim berbarengan di akhiri dengan tawa canda mereka.

"Hahaha bagaimana kalian tahu ijolumut?" Tanyaku.

"From Thoriq la sapa lagi haha" jawab Ben.

"Dah dah pegal lah lama aku gendong macam ni" kata abang sambil beranjak menaiki tangga dan saat sampai di kabin abang mendudukkanku di kursi dan menutup  pembatas antara kabin  penumpang dan pilot. Ben dan Hasim tentu saja ikut bersama Bodyguard lain untuk menjaga kami tapi mereka menumpaki pesawat lain.

Abang akhirnya duduk di sebelahku mengalungkan tangannya pada tanganku. Kepalanya mendusel-dusel leherku.

"Abang ih kenapa sih manja banget" tanyaku sambil mengelus rambutnya dan pipinya sambil sesekali menghirup aroma rambutnya.

"Dah halal lah boleh buat apa saje sekarang"  katanya.

"Hmmm, tapi tak disini lah bang" kataku sambil menatap ke arah jendela.

"Malu yeu? Hmm hanya kita berdua je lah" sambil menarik kepalaku untuk menghadapnya.

"Apaan sih abang" tertunduk aku karena malu dibuatnya.

"Istri abang ini takde hari tanpa malu yeu. Comelnya gemasnya abang ni lah. Beruntungnya aku dapat istri macam ni"

Sebenarnya aku ingin sih seperti pasangan-pasangan lain yang bisa bermesraan. Tapi aku masih saja malu karena aku tidak terbiasa dekat dengan pria apalagi melakukan hal-hal yang lebih dari pegangan tangan. Aku mencoba membuka diriku pelan-pelan untuk Abang. Semoga saja Abang mau menunggu.

"Abang" panggilku pelan

"Iya sayang, ada ape?" Sambil menegakkan tubuhnya agar posisinya dapat menatap jelas manik mataku.

"Boleh tidak kalau kita menunda dulu sampai El siap? Sepertinya El belum siap mengandung" aku sedikit terbata saat mengucapkan kalimat tadi. Aku takut Abang kecewa. Tapi benar, aku memang belum siap secara mental dan fisik.

Menurutku memiliki anak bukan hal yang mudah. Ada raga yang perlu dijaga di dalam perut selama 9 bulan. Lalu, setelah ia lahir pun tanggung jawabnya semakin besar. Harus di didik dan lain sebagainya. Mungkin dari segi finansial kami cukup tapi yang memenuhi kebutuhan anak bukan hanya dari materi.

Aku masih perlu beradaptasi dengan kehidupan yang baruku. Menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lain yang mungkin belum pernah diperlihatkan sebelum menikah.

Aku pun perlu menyehatkan diriku dahulu sebelum nantinya jabang bayiku kelak dapat tinggal di dalam perutku dengan nyaman. Masih perlu banyak memahami bagaimana konsep dan pandangan satu sama lain terhadap banyak hal yang akan kita hadapi di depan. Aku tidak mau mengambil langkah sembarangan apalagi terhadap pola asuh anak. Masih banyak yang perlu dibincangkan bersama bukan hanya kenikmatan semata.

Aku menjelaskan panjang kali lebar kepada abang alasanku.






Kira - kira gimana pendapatnya abang ya???? Tungguin  terus yaa

Jangan lupa follow, vote, dan komen ☺️

Rev: 01/08/2021

[END] The ColdestWhere stories live. Discover now