Mas Tua!!-28

10.8K 875 32
                                    

Assalamu'alaikum...

Mas ganteng dan Onah comeback..


😘😘😘😘


Dering ponsel Onah membuat atensi Bagus yang tadinya sedang melihat kerlap-kerlip cahaya sekarang jadi berpusat ke Onah. Onah sendiri melihat siapa penelepon nya, tidak ada nama hanya nomor saja.

"Angkat aja." Perintah Bagus ketika melihat Onah ragu untuk mengangkatnya.

"Hallo, assalamualaikum." Sesuai perintah Bagus, Onah mengangkat panggil itu.

"Waalaikumsalam, kamu dimana?"

Onah mengerutkan kening. "Maaf ini dengan siapa ya?"

"Saya Bima. Maaf baru bisa menghubungi kamu setelah meminta nomormu. Kamu dimana Onah? Saya didepan rumahmu."

Onah melirik Bagus. Bagus yang melihat itu paham seperti nya Bima adalah orang yang menghubungi Onah.

"Saya diluar Pak." Jawab Onah.

"Dimana?"

"Pasar malam perbatasan kota."

"Oke."

Tut

Setelah mengetahui keberadaan Onah Bima langsung mematikan panggilannya. Onah melirik sekali lagi kearah Bagus yang sedang melihat kerlap-kerlip cahaya, waktu tolong lah berhenti sebentar. Batin keduanya. Bianglala berhenti. Bagus turun menggandeng tangan Onah.

"Mau apa lagi?" Tanya Bagus datar.

Onah yang melihat perubahan Bagus menjadi takut.

"Ki-kita beli gulali itu yuk mas," Ajak Onah.

Bagus tidak melepaskan gandengan tangannya. Berjalan menuju tempat penjual gulali tanpa banyak bicara.

"Kang gulali nya 2 ya?" Ucap Onah kepada pedagang.

Setelah dua gulali sudah di tangan Onah memberikan satu gulali ke Bagus. "Ini untuk mas. Coba dimakan biar gak cemberut gitu." Saran Onah

Bagus menerima gulali itu. Dan membuka bungkusnya setelah itu memakannya, Bagus membawa Onah ke toilet umum. Onah bingung jadi bertanya-tanya tapi didalam hati tidak berani menyuarakan nya.
Karena Bagus masih diam saja, Onah berinisiatif untuk bertanya.

"Mas mau pipis?"

Bagus menggeleng.

"Terus?"

Bagus tidak menjawab hanya memainkan jari-jemari Onah dan Onah sangat terkejut melihat cincin yang berada dijari manis ditangan kirinya.

"Mungkin saya bukan orang yang romantis, mungkin saya orang yang menyebalkan dan mungkin juga saya orang yang menarik dimatamu. Saya gak bisa merangkai kata-kata tapi," Bagus menjeda kalimat nya dan menarik nafas serta menghembuskan nya perlahan. "Mau kah kamu menjadi makmum saya-Bagus Wibowo dan menjadi ibu dari Ardhito Wibowo dan anak-anak kita kelak?"

Onah tidak bisa bernafas ini diluar prediksi nya.

"Bernafas Markonah Juniawati."

Onah menarik nafas dan menghembuskan nya.

"Onah! Kamu disini?"

Onah dan Bagus menoleh kearah kanan. Mendapati Bima yang sedang berdiri tersenyum kearah Onah, dengan reflek dan tanpa disengaja Onah melepaskan tangan Bagus di tangannya.

"Pak Bima disini?"

"Iya, saya mau bicara sama kamu."

"Apa?"

"Jangan disini, tempat nya gak bagus dan gak enak."

Bima masih belum melihat Bagus disamping Onah. Wajah Bagus sudah memerah karena marah. Kedatangan Bima merusak momen terpenting hidupnya. Bagus masih belum bersuara, dirinya masih ingin melihat bagaimana reaksi Bima.

"Memang mau dimana?"

"Angkringan itu aja," Tunjuk Bima kearah angkringan yang sedang ramai dengan pengunjung serta terdengar live music.

Bima langsung menarik lembut tangan Onah dan mengajaknya untuk menuju angkringan tersebut. Bagus yang ditinggalkan begitu saja berjalan menuju motor nya.

Bima mengajak Onah duduk lesehan karena tempat yang berkursi sudah penuh.

"Mau pesan apa Onah?" Tanya Bima membuyarkan lamunan Onah.

"Minum aja Pak."

"Nggak makan?"

"Udah kenyang."

Onah celingak-celinguk mencari Bagus. Tadinya Onah berpikir kalau Bagus bakal mengikutinya dan Bima tapi nyatanya Onah tidak melihat Bagus. Onah berniat menghubungi Bagus tapi ia lupa kalau tidak mempunyai nomor Bagus. Dari tadi menunggu pesanan mereka datang tapi Bima masih juga belum berbicara padahal tadi bilang nya ada hal penting tapi sekarang diam saja dan malah memperhatikan Onah sampai pesanan mereka datang.

"Pak Bima mau bicara apa?"

"Nanti dulu ya, saya mau makan dulu. Kamu minum aja dulu ya."

Onah mengangguk.

Jam telah menunjukkan pukul 11 malam sampai sekarang Bima tidak berkata apa-apa.

"Mau bicara apa Pak?" Tanya Onah sekali lagi.

"Nggak ada sih, cuma saya mau minta temani makan saja."

Onah mendengus. Jadi dari tadi dirinya cuma disuruh temani makan saja. Pikiran Onah melayang-layang memikirkan Bagus. Banyak pertanyaan di benaknya. Onah memutuskan untuk pulang dan Bima mengangguk setuju karena sudah malam juga. Ketika mereka keluar dari angkringan tersebut ada motor sport yang berhenti tepat didepan mereka. Pengendara nya turun tanpa membuka helm nya dan langsung memasangkan helm yang satu nya dikepala Onah serta memasangkan jaketnya. Setelah semua printilan itu selesai pengendara itu menarik Onah untuk naik dibelakang nya, Onah tahu siapa pengendara ini. Onah jadi bertambah bersalah atas apa yang ia lakukan dua jam yang lalu. Onah pikir Bagus pulang duluan tetapi ia malah menunggunya. Tanpa Bagus meminta Onah melingkarkan kedua tangannya di perut Bagus dan bersandar dipunggung Bagus. Bagus yang merasa pelukan itu perlahan amarahnya mulai mereda. Jujur dari dua jam yang lalu ketika Onah dibawa begitu saja Bagus menunggu Onah sebab ketika pergi tadi ia mengajak Onah dan pulang pun diwajibkan harus dengan Onah. Biarlah hari ini seperti ini saja. Ternyata benar memang tidak selamanya apa yang dilakukan sempurna. Ternyata sedari awal manis Bagus pun mendapatkan akhir yang pahit. Harapannya cuma satu tetap lah Onah memeluknya seperti ini.




Tbc

Publish, 29 November 2020

Tandai typo.

Saranghae.

Nur apni

Mas Tua!! (SELESAI-Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang