18. Mode Sensitive

2.2K 214 4
                                    












Pasusu










Jungkook mencebikkan bibirnya, mata bulat berkilaunya sudah berkaca-kaca, sementara tangannya masih melingkar erat pada pinggang Taehyung yang di buat keheranan sendiri oleh tingkah si kesayangannya yang tak memperbolehkannya pergi, padahal kemarin sudah sepakat mengijinkan dan Taehyung akan mengusahakan pulang lebih awal dari jadwal yang di tentukan.

"Sayang"

"Nggak mau di tinggal" Rengeknya manja, kepalanya semakin di tenggelamkan pada ceruk leher si suami, menghirup aroma si suami dalam-dalam seakan-akan tak ada lagi hari esok. "Nggak mau sendirian"

Menghela napas, Taehyung berusaha sabar, "ya udah, aku anter ke rumah ibu ya?"

"Nggak mau ke rumah ibu" Tolak Jungkook, "maunya sama kamu aja"

Lantas tanpa banyak berkata lagi, Taehyung membiarkan adegan ini terjadi untuk beberapa menit ke depan. Tangannya dengan lembut mengusap punggung Jungkook sementara si manis kesayangannya enggan bergerak sedikitpun, bahkan ketika Seokjin datang Jungkook malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Lho, gue kira udah pergi Tae?" Tanya Seokjin heran, pasalnya jam sudah menunjukan pukul 07.15 menit yang dimana seharusnya Taehyung sudah berangkat ke kantor atau bahkan mungkin sudah dalam perjalanan menuju Bandara untuk pergi ke Jeju. "Lo ambil penerbangan pagi kan?" Seokjin bertanya lagi ketika pertanyaannya yang sebelumnya tak mendapat jawaban.

"Bentar, ini bayi gue---"

"Nggak mau di tinggal" Suara bergetar Jungkook memotong cepat di sertai tangisannya yang lumayan keras; seperti anak kecil yang kehilangan mainannya. Dan ternyata suara tangisan Jungkook membangunkan bayi kecil yang sejak tadi ada di gendongan Seokjin, 10 detik setelah membuka mata bayi itu ikut menangis membuat suasana pagi di pekarangan rumah Taehyung terasa ramai oleh dua tangisan bayi yang berbeda ukuran tubuh itu.

"Sayang, jangan nangis. Denger tuh Seojun jadi ikutan denger bundanya nangis" Bujuk Taehyung ketika suara tangisan Jungkook justru semakin mengeras, seakan-akan berlomba dengan suara tangisan milik Seojun yang kini Seokjin bawa masuk ke dalam rumah.

"Kakak jahat, aku mau ditinggal sendiri"

"Bukan gitu---"

"Aku kan lagi sakit, masa kakak mau pergi"

"Maaf"

Suara lirih Taehyung membuat Jungkook mendonggak, kedua netra mereka bertemu dan Jungkook cukup terkejut melihat rasa bersalah di sepasang obsidian milik Taehyung, "ya udah" Katanya seraya mengusap ingusnya sendiri, sementara tangan Taehyung membantu menghapus air matanya.

"Kakak boleh pergi"

"Serius?"

"Iya, tapi nggak boleh lama-lama cuman boleh dua hari" Taehyung mengangguk senang, memeluk kembali si kesayangannya, "kakak usahain"

"Tapi jangan kecapean juga, jaga kesehatan pokoknya"

"Iya sayang, jadi kakak boleh pergi?"

Setengah terpaksa Jungkook mengangguk, "cium dulu tapi, disini, disini, disini, disini, disini, disini yang banyak" Taehyung terkekeh ketika Jungkook menunjuk seluruh bagian wajahnya, lantas permintaan Jungkook langsung ia kabulkan dengan senang hati.

Sampai suara Seokjin yang menyerupai anak kecil menghentikan aktivitas cium-mencium mereka, "Bunda ayah, macih lama ya? Junnie ngantuk mau di gendong bunda"

"Junnie mau di gendong bunda ya?? Ya udah, tunggu bentar ya sayang." Ucap Taehyung lembut sekali, dengan penuh kehati-hatian ia mencium wajah Seojun yang tampak geli dan berahir menepuk-nepuk wajah Taehyung.

"Aku pamit ya sayang" Taehyung beralih lagi pada Jungkook, "kak titip Jungkook ya"

"Iya"

"Kalo ada apa-apa hubungin aku ya? Obatmu jangan lupa di minum, sampai jumpa dua hari lagi sayang" Pamit Taehyung di akhir kecupan lama di kening Jungkook yang kini menatap punggungnya sendu.

Seokjin berdecak, "ditinggal dua hari berasa ditinggal setahun ya?" Sindirnya.

"Lo juga gitu kalo di tinggal bang Namjoon"

"Iya tapi nggak lebay sampe nangis kayak bayi" Mendelik sengit Jungkook balas berucap, "gue bukan bayi!"

"Iya, tapi kelakuan mirip Seojun. Ya kan sayang? Tuh Bundamu mirip kamu"

"Ish.. Kak Seokjin jahat" Masih di teras rumah, Jungkook kembali terisak tapi kali ini tidak disertai suara tangisan yang keras, "anjir, gue bercanda lu jangan nangis" Katanya khawatir.

"Abisnya ngatain aku mulu, jahat banget"

Seokjin berjalan mendekat, memeluk tubuh Jungkook dari samping "Bercanda elah... Udah jangan nangis dong. Lo kok jadi sensitive gini sih"

"Tuh kan ngatain lagi"

"Iya nggak kok, maaf deh maaf. Gue buatin coklat hangat mau nggak?" Barulah ketika Seokjin meminta maaf dan menawarkan akan membuatkannya coklat hangat tangis Jungkook terganti senyuman kecil dengan dua gigi kelinci yang menyembul malu-malu. "Mauu" Seokjin memutar bola matanya malas.

"Selamat pagi Seojun, sini sama bunda. Kangen bunda nggak??" Jungkook mengambil alih si bayi kecil yang tadi sempat ikut menangis, menimangnya pelan seraya berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan Seokjin yang hanya mampu menghela napas pasrah karena di detik selanjutnya, ia mungkin akan menjadi babunya Jungkook.

"Tangannya nggak boleh di makan sayang, bentar ya nanti momymu kasih susu" Suara halus Jungkook terdengar memecah sepi di halaman belakang rumah, ia tengah duduk di atas ayunan dengan Seojun di gendongannya, keduanya sama-sama tengah menikmati matahari pagi dengan semilir angin sejuk.

"Nih" Seokjin menyerahkan segelas coklat panas yang langsung Jungkook terima dengan senang hati, "sini, Seojun sama momy dulu ya" Kata Seokjin seraya menggedong Seojun, kemudian duduk di bangku tepat di depan ayunan Jungkook sehingga mempermudahnya memperhatikan wajah si adik ipar dan ia merasa ada sesuatu yang janggal.

"Masih mual Kook?"

"Masih"

Seokjin menghela napas, "lo nggak mau ke dokter aja?" Dan gelengan Jungkook sebagai jawaban menjadikannya mendengus kesal.

"Ya udah, kalo nggak mau periksa ke dokter. Lo beli test pack gih" Jungkook menoleh cepat, satu alisnya terangkat tanda bingung. "Siapa tau aja lo lagi hamil makannya sensitif banget" Perjelas Seokjin.

"Kesimpulan dari mana orang sensitif itu hamil? Aneh lo kak, lagian gue nggak ngalamin gejala apa-apa kok"

"Ya terus? Kalo nggak hamil apa? Menstruasi gitu?"

"Sialan" Seokjin tergelak, mengabaikan tatapan tajam Jungkook dengan mengajak bicara Seojun yang tampak tenang di pangkuannya dengan satu botol susu yang sudah habis setengahnya.

"Kook"

"Hm"

"Tapi gue serius, lo harus coba pake test pack, siapa tau lo beneran hamil" Jungkook menghembuskan napas berat, "iya nanti" Katanya.







||

Aku up cepet, sebagai ucapan maaf karena kemaren-kemaren up nya lamaaa....

Love,
Ad💜

Pasusu √ tk.On viuen les histories. Descobreix ara