76. Ketakutan

1.6K 198 35
                                    














Pasusu

















Memasuki usia 36 minggu kehamilan—— semakin mendekati waktu melahirkan dan semakin banyak ketakutan. Dokter mungkin sudah sering mengatakan bahwa Jungkook dan calon bayinya sehat, jadi tidak ada yang harus di khawatirkan secara berlebihan, hanya saja terkadang Jungkook berpikir banyak kemungkinan mengenai beberapa hal, salah satunya adalah bagaimana jika kemungkinan yang selamat hanya satu orang diantara ia dan calon bayinya?. - ada saat-saat dimana ia membayangkan tidak akan bisa bertemu dan merawat calon buah hatinya nanti, lalu kemudian ia akan berakhir dengan menangis seraya mengusap perutnya berulang kali.

"Kak, aku takut, takut kalo Tuhan nggak ijinin aku buat ketemu sama rawat adek bayi bareng kamu"— malam itu, ketika Taehyung mengusap punggungnya dengan lembut sebagai bentuk pengantar tidur, Jungkook bergumam dengan lirih sebelum kedua bola matanya benar-benar terpejam. Akhir-akhir ini ia mengalami kesulitan tidur, terkadang berguling ke samping kanan dan kiri untuk mencari posisi nyaman sampai berakhir terjaga sepanjang malam. "Takut kalo akhirnya aku ninggalin kamu berdua sama adek bayi" Lanjutnya dengan lirih.

Taehyung menghentikan pergerakannya, "Jungkookie, jangan ngomong gitu" Tangannya beralih mengusap perut Jungkook, "nggak ada yang ninggalin atau pergi, kalian pasti selamat" Jungkook menghela napas berat, membalikan badannya hingga menghadap Taehyung.

Sebelah tangannya bergerak menggapai rahang tegas si suami, membelainya dengan lembut hingga membuat Taehyung memejamkan mata guna menikmatinya, usapannya kemudian beralih menyentuh setiap permukaan wajah Taehyung yang terlukis sempurna—— Tuhan pasti sedang bahagia ketika menciptakan Taehyung, terkadang Jungkook masih tidak menyangka bagaimana sosok seperti Taehyung bisa menjadi suaminya. "Kak, kalo seandainya nanti aku harus pergi, tolong jaga adek bayi dan rawat dia ya kak" Bersamaan dengan kalimatnya, satu tetes air mata mengalir dari sudut matanya. Dadanya berdenyut sakit, tidak sanggup membayangkan bagaimana ia pada akhirnya harus pergi bahkan sebelum sempat melihat sang calon buah hati.

"Kita berdua bakal jaga dan rawat adek bayi bareng-bareng" Taehyung berujar penuh keyakinan, menatap hangat tepat pada dua obsidian milik Jungkook yang selalu berhasil membuatnya jatuh cinta.

"Aku juga berharap begitu" Jungkook merapihkan rambut hitam Taehyung yang sudah memanjang, "aku cuman takut, takut kalo seandainya harapan itu nggak bisa jadi kenyataan, takut juga nggak bisa pamit dengan benar sama kamu" Jungkook memejamkan matanya, mengatur suaranya yang bergetar, kemudian kembali melanjutkan, "seenggaknya aku bisa pamit sekarang sebelum terlambat, sebelum Tuhan bawa aku pergi lebih dulu dari kamu sama adek bayi" Taehyung menggelengkan kepalanya tidak setuju, ia baru saja hendak menyanggah tapi Jungkook tak membiarkan ia bersuara barang sedikit saja.

"Kakak harus janji sama aku buat sayang sama adek bayi, janji sama aku jangan nyalahin diri kakak sendiri, janji sama aku buat nggak sedih lama-lama dan janji sama aku buat nggak lupain aku, meski nanti kakak sudah menemukan pengganti aku, menemukan seseorang yang cocok dan pantas untuk menjadi ibunya adek bayi"

"Jungkook——"

"Aku titip ibu dan titip adek bayi" Ia mengusap hati-hati air mata Taehyung, "nanti jangan lupa kenalin aku ke adek bayi ya kak, tolong bilangin kalo aku minta maaf karena nggak bisa ketemu dia, nggak bisa rawat dan jaga dia. Tolong bilangin juga kalo aku sayang dia, aku bahkan sanggup kasih dunia cuman buat dia. Bilangin kalo aku titip kakak, kasih tau dia kalo aku mau dia selalu hormati dan hargai kakak" Taehyung menggenggam lengan Jungkook, mencium punggung tangannya berulang kali seraya terisak kecil.

"Aku minta maaf karena belum bisa jadi suami yang baik, belum bisa jadi kayak yang kakak harapkan, maaf kalo aku malah banyak ngecewain kakak" Ada jeda yang cukup lama diambil Jungkook, ia menatap wajah Taehyung dengan sendu. "Aku sayang kakak, sampai selalu berdoa sama Tuhan buat ambil nyawa aku lebih dulu sebelum kakak. Makasih udah datang ke hidup aku, makasih udah selalu jadi rumah buat aku, makasih karena udah nerima aku apa adanya" Segala ucapan Jungkook bagaikan salam perpisahan yang tidak pernah ingin Taehyung dengar, Taehyung selalu berharap Tuhan akan memberikan banyak kesempatan agar mereka bisa terus saling berpegangan tangan satu sama lain. Bagaimanapun kehilangan Jungkook dalam waktu dekat atau nanti sekalipun adalah neraka bagi Taehyung, ia tidak akan sanggup hidup tanpa Jungkook, sebab Jungkook adalah hidupnya.

"Jangan ngomong gitu sayang" Taehyung menariknya ke dalam sebuah pelukan, "Jungkookie dan adek bayi bakal baik-baik aja" Bisiknya menenangkan, tangisan keduanya terdengar saling bersahutan seraya saling berpelukan, Taehyung mengusap punggung Jungkook naik turun hingga si kesayangannya tertidur lebih dulu. Wajahnya basah oleh air mata dan Taehyung dengan senang hati membersihkannya, mencium pucuk kepalanya berulang kali, "jika bisa biar aku yang lebih dulu pergi daripada kamu" Ia berbisik sekali lagi.






























;

Seminggu setelah pembicaraan malam itu, tepat saat kandungannya menginjak usia ke 37 minggu dan ia harus melakukan check up rutinan setiap bulannya—— tidak ada yang berubah dari ia dan Taehyung sejak hari itu, hanya saja Taehyung menolak untuk membahas pembicaraan seperti itu lagi. Tangan Jungkook bergerak gesit untuk mengikatkan dasi Taehyung, senyuman terlukis manis di wajahnya ketika Taehyung mengusap acak rambutnya seraya ujarkan terimakasih.

"Nanti siang aku jemput buat ke dokter ya?" Jungkook mengangguk lucu, menepuk jas Taehyung pelan sebanyak dua kali. "Kalo ada apa-apa langsung kabarin ya?" Dikecup nya sayang kening Jungkook, Taehyung membungkukkan setengah badannya dan seperti biasa memejamkan matanya seraya memanjatkan banyak doa dalam hati tepat di hadapan perut buncit Jungkook sebelum membubuhkan banyak kecupan.

"Berangkat dulu ya?" Terakhir Taehyung mencium bibir Jungkook yang sedikit pucat, melirik ke arah bu Shin dan ia tersenyum hangat, "titip Jungkook ya bu" Lalu setelahnya masuk ke dalam mobil dan bergegas pergi.

Jungkook menghela napas berat setelah masuk kembali ke dalam kamar; hari ini ia merasa tidak enak badan dan perutnya beberapa kali terasa keram—— omong-omong kamarnya pindah sementara ke lantai bawah sejak kandungannya memasuki usia 8 bulan, sebab Taehyung khawatir Jungkook akan kelelahan jika harus naik-turun tangga sekaligus menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk lainnya. Merebahkan tubuhnya kembali ke atas kasur, Jungkook mulai memejamkan matanya lagi, berharap saat bangun nanti kondisi tubuhnya menjadi lebih baik dari sekarang.

Hanya saja, belum ada satu jam ia memejamkan mata, Jungkook sudah terbangun dengan kondisi perutnya yang sakit luar biasa. Ia merintih kesakitan, mencoba memanggil bu Shin dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki. "Jungkookie, kenapa?" Bu Shin bertanya panik, mencoba membantu sang tuan untuk bangun dari posisi tidurnya sementara Jungkook berusaha menggapai ponselnya. "Bu, ambil koper di kamar ku ya? Kayaknya aku mau melahirkan sekarang" Ujarnya dengan napas yang tersendat-sendat sebab menahan sakit yang luar biasa, bu Shin segera menuruti perintahnya sementara Jungkook mencoba menghubungi nomor Yoongi atau Seokjin, ia membutuhkan bantuan sesegera mungkin.

"Kak ke rumah, siapin mobil. Perut gue sakit" Katanya cepat sesaat setelah telepon tersambung pada Yoongi yang menyuruhnya untuk tidak mematikan sambungan telepon, lelaki itu terdengar sama paniknya. Sesaat kemudian, bu Shin kembali dengan koper ditangannya yang langsung ia bawa keluar rumah, kemudian kembali lagi untuk membantu Jungkook berjalan.

"Jungkookie bisa?"

"Bisa kok, bu" Ia tersenyum kecil, mencoba menenangkan bu Shin padahal aslinya ia juga sama paniknya ditambah sakit yang luar biasa menyerang perutnya. Yoongi bergegas membantu begitu sampai di rumah Jungkook, "bu, tolong hubungi kak Tae ya?" Diserahkannya ponsel miliknya ke arah bu Shin, sementara tubuhnya di bawa Yoongi untuk masuk ke dalam mobil lebih dulu. Bu Shin segera menurutinya, mencari nomor Taehyung dan menghubunginya sesegera mungkin.

"Nggak aktif"

"Nggak papa, kirim pesan aja. Kakak lagi rapat kayaknya" Jungkook masih berujar dengan tenang, sementara dua orang yang membantunya justru terlihat gemetaran. "Pelan aja kak Yoon, gue masih bisa tahan kok" Maka Yoongi hanya menurutinya, membawa mobil dengan pelan ke rumah sakit terdekat tempat dimana suaminya bertugas.












Love,
Ad💜

Pasusu √ tk.Where stories live. Discover now