69. Memar

1.6K 182 22
                                    













Pasusu














"Lakuin pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit, takutnya ada luka dalam" Saran Jimin sambil membereskan perlengkapan medisnya, terakhir setelah menutup luka Taehyung dengan perban ia menatapnya cukup lama, kemudian membantu membenarkan pakaian Taehyung, "lukanya nggak begitu dalam, pasti secepatnya bakal sembuh" Lanjutnya lagi, beralih melirik Jungkook yang duduk di sebelah Taehyung, lelaki itu sempat histeris panik saat melihat darah keluar dari bahu si suami pun langsung menghubungi Jimin untuk datang ke rumah, Hoseok sendiri memutuskan untuk menunda pemeriksaan sampai besok mengingat kondisi ketiga korban masih belum stabil.

Jimin menepuk pelan lengan Jungkook beberapa kali, "jangan terlalu di pikirin, Kook" Katanya seraya menyerahkan selembar kertas berisi resep obat yang harus Jungkook dan Taehyung minum, "ini resep obat pereda nyeri, jangan lupa diminum obatnya" Perjelasnya, Jungkook membaca sekilas; kebetulan sekali ia memiliki semua jenis obat yang Jimin resepkan termasuk salep untuk menghilangkan bekas luka.

"Lo jangan nyusahin Jungkook! Minum obat sendiri, jangan manja" Taehyung mendengus malas, baru saja hendak ujarkan protes, Jimin sudah kembali menyela, "lo kan kalo sakit pasti langsung manja banget, padahal cuman flu doang" Cibirnya yang mendapat delikan Taehyung. Tidak sepenuhnya salah sih, bahkan kalimat Jimin mungkin 1000% bisa dibenarkan—— Taehyung memang manja sekali kalo sudah sakit, apalagi pada Jungkook dan pada sang ibunda.

"Apa lo?" Jimin balas mendelik. Taehyung menoleh ke arah Jungkook dengan tatapan memohonnya; seperti anak kecil yang sedang mengadu pada ibunya karena mainnya di rusak oleh orang lain, Jungkook tersenyum kecil, tangannya terangkat untuk menyibak lembut poni Taehyung yang sudah sedikit memanjang, "Tuh kan, manja" Ledek Jimin sambil terkekeh kecil, Bu Shin dan Jihoon yang menyaksikannya ikut terkekeh melihat Taehyung dalam mode seperti itu.

"Kook, gue balik ya. Kalo ada apa-apa langsung hubungin gue atau Yoongi aja" Pamit Jimin seraya membawa tas kecil berisi perlengkapan medisnya, ia melirik Taehyung sejenak, "cepet sehat" Katanya. Setelah mengatakannya dan mendapati jawaban sebuah anggukkan disertai ucapan rasa terimakasih baik dari Taehyung maupun dari Jungkook, Jimin segera beranjak keluar dari rumah keluarga Kim muda itu untuk bergegas pulang ke rumahnya.

"Kak, sorry"

Kalimat Jihoon memecah sunyi yang tercipta setelah kepergian Jimin, "gara-gara gue kalian jadi luka, maaf gue nyusahin kalian berdua" Ujarnya dengan sedih dan penuh penyesalan, Jungkook menghela napas cukup berat kemudian menepuk pelan pundak Jihoon yang duduk tidak jauh darinya.

"Jangan minta maaf, Ji. Udah seharusnya kita tolong lo kok, dan luka-luka ini bukan salah lo, ini udah resiko kita" Balas Taehyung berusaha untuk menenangkan, sebab ia sungguhan merasa tidak papa karena menolong Jihoon dan kemudian harus terluka. Baginya yang terpenting adalah Jungkook dalam kondisi yang baik-baik saja meski sudut bibir dan pergelangan tangannya memar. "Gue saranin buat pindah apartemen, lingkungan apart lo juga terlalu sepi jadi sulit buat minta tolong kalo ada apa-apa"

"Nanti gue bantu cari, yang deket-deket sini aja biar lo sering mampir" Jungkook ikut menambahi yang Jihoon balas anggukan setuju, lagi pula sudah lama ia memang menginginkan pindah hanya saja belum memiliki waktu, tapi setelah kejadian hari ini Jihoon jadi merasa ingin secepatnya pindah. "Makasih banyak ya kak" Ujarnya dengan tulus.

"Soal Aroon.... "

"Nggak usah dipikirin, biar gue sama Jaehyun yang urus. Besok lo hanya perlu ngasih keterangan yang sejujurnya aja" Jihoon menghela napas lega, dalam hati ujarkan banyak sekali syukur sebab dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa baik. "Malem ini, lo bisa istirahat disini aja dulu" Lanjutnya lagi.

"Sekali lagi makasih banyak ya kak, gue nggak tau bakal gimana kalo nggak ada kalian" Lain dengan Taehyung yang hanya mengangguk beberapa kali untuk membalas kalimat Jihoon, Jungkook justru memeluk tubuhnya dari samping seraya mengusap punggung yang lebih muda. "Udah, udah. Sekarang lo istirahat dulu" Ujarnya seraya melepaskan pelukan.

"Mari saya antar" Bu Shin menyahut kemudian, berniat mengantar Jihoon ke salah satu kamar tamu yang tersedia sekaligus memberi ruang untuk Taehyung dan Jungkook berbicara berdua.

Taehyung menghela napas berat, "sayang..." Jungkook menoleh, luka di sudut bibirnya menarik perhatian Taehyung. Ia sempat dibuat kesal ketika menyadari Jungkook memiliki beberapa luka memar, hampir saja memukul wajah Aroon lagi jikalau polisi tidak segera memisahkan mereka ke dua mobil yang berbeda. "Ini, sakit ya?" Tanyanya, dengan hati-hati tangannya mengusap pipi si kesayangannya sementara pandangannya tak lepas dari memar di sudut bibir Jungkook, kian lama ditatap maka kian terasa sesak juga dadanya—— Taehyung selalu menjaga Jungkooknya dengan sepenuh hati, sebisa mungkin menjauhkan marabahaya dari si kesayangannya meskipun takdir Tuhan kadang tak sejalan dengan apa yang sudah ia rencanakan.

"Sakit.. " Jungkook berujar lirih, "tapi pasti lebih sakit luka kakak" Lanjutnya dengan sedih.

"Maaf, harusnya aku yang luka tapi——"

"Jangan ngomong gitu!" Taehyung memotong cepat, tak suka jika Jungkook sudah menyalahkan dirinya sendiri. "Dengar, luka ini bukan salah Jungkookie. Sudah jadi kewajiban kakak buat lindungin kamu" Paparnya berusaha memberi pengertian.

"Tapi, kalo aja aku dengerin kakak buat nggak bertindak sebelum kakak suruh. Mungkin aja, kakak nggak akan terluka"

"Lalu biarin Jihoon terluka?" Jungkook menggeleng-gelengkan kepalanya, ia tidak bermaksud demikian. "Jungkookie, nggak ada yang lebih baik. Posisi mu menang susah, tapi itu bukan salah kamu." Katanya dengan nada yang lembut dan mendayu, ciri khas Taehyung ketika menjelaskan sesuatu pada Jungkook. "Jangan merasa bersalah, yang Jungkookie lakukan sudah benar kok"

"Lukanya sakit?"

"Sakit" Jujur Taehyung, "tapi lebih sakit lagi kalo liat kamu yang terluka" Taehyung beralih menatap pada pergelangan tangan Jungkook yang memerah, mengusapnya dengan hati-hati, sesekali diciumnya penuh kelembutan; ia berharap Jungkooknya tidak kesakitan. "Cepet sembuh sayang" Diucapkan begitu penuh kasih sayang.

"Kakak juga"

Taehyung tersenyum kecil, membungkukkan setengah badannya agar wajahnya sejajar dengan posisi perut Jungkook. "Sayangnya ayah" Bisiknya tepat pada permukaan perut si suami yang terlihat semakin membuncit. "Terimakasih sudah jaga bunda hari ini, sayangnya ayah ini hebat banget. Ayah bangga, sehat selalu ya, nak" Setelah itu kedua matanya terpejam, seperti biasa Taehyung akan utarakan banyak doa dalam hatinya dan Jungkook akan mengikutinya.

"Jungkookie" Taehyung kembali menegakkan tubuhnya, "sehat selalu ya sayang"

"Kakak juga. Harus selalu sehat!" Taehyung terkekeh pelan, mendekatkan wajah keduanya untuk membubuhkan banyak kecupan basah di seluruh permukaan wajah si kesayangannya. "Ngantuk~" Rengek Jungkook sambil berusaha menghindari ciuman Taehyung.

"Mau tidur?" Taehyung tersenyum gemas mendapati Jungkook mengangguk, "oke, gosok gigi sama cuci kaki dulu ya bunda, nanti kita langsung tidur" Godanya jail. Jungkook tersipu di panggil bunda, kedua pipinya bahkan telinganya memerah. "Merah" Sementara, Taehyung justru tertawa senang.

"Diem! Ih nyebelin! Nyebelin, nyebelin, nyebelin pokoknya" Gerutunya kesal, tangannya memukul-mukul pelan dada si suaminya. "Kakak!" Geramnya karena Taehyung masih saja terus menertawakannya.

"Iya, iya, aduh" Taehyung menghela napas pelan, berusaha untuk menghentikan tawanya. "Yuk, kita ke kamar..." Ajaknya. "....Bunda~" Lagi, Taehyung meledeknya tanpa henti.

"ih Taehyung!!" Seru Jungkook dengan kesal.










Love,
Ad💜

Pasusu √ tk.Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin