60. dari masa lalu

1.6K 193 39
                                    













Pasusu















*****

Kemarin malam.

"Kenapa kak? Ada yang ganggu pikiran kamu?"

Taehyung tersenyum kecil, menggeleng pelan sebagai tanda jawaban. Tangannya terangkat guna memijit lembut kening si kesayangannya hingga mata bambinya tertutup guna menikmati afeksi yang diberikan Taehyung. Taehyung mengalihkan tatap ke arah langit malam lewat jendela kamarnya yang tidak ditutup gorden dengan rapat, cuaca sedang cerah di luar sana, angin malam berhembus tenang mengantarkan hawa dingin yang masuk lewat sela-sela rumahnya. Jalanan komplek perumahan tempat ia tinggal sudah sepi, Taehyung bahkan dapat mendengar daun serta ranting pohon yang silih beradu terbawa angin.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi matanya enggan tertutup untuk mengistirahatkan tubuhnya, padahal esok ia harus bangun pagi dan kembali bekerja. Hanya saja, pikirannya memberat sejak rapat siang tadi, hal itu jelas berdampak buruk pada kinerjanya seharian ini. Taehyung hampir salah menandatangi sebuah berkas, jikalau Jaehyun tidak disana dan membantunya memeriksa lagi; Taehyung pastikan ia akan mendapat kerugian yang besar.

"Kak?" Jungkook memanggil disertai tepukan-tepukan pelan pada pipi Taehyung. "Kak kenapa? Aku panggil dari tadi, kok diem aja" Ujarnya seraya mendudukkan tubuhnya di atas kasur, Taehyung yang baru tersadar ikut mendudukkan tubuhnya menghadap Jungkook.

"Kalo ada masalah jangan di pendam sendiri, aku khawatir. Kamu bisa bagiin apapun sama aku kak"

"Maaf Jung, aku nggak fokus tadi"

Jungkook menghela napasnya, memilih mendekatkan dirinya pada Taehyung. "Mau cerita?" Tanyanya pelan seraya mengusap halus wajah tampan si suami, Taehyung menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak tapi Jungkook menemukan sedikit keraguan dimatanya. Hingga kemudian——

"Nggak papa kok, ini cuman masalah kerjaan aja"—— kalimat penolakan secara tidak langsung yang Jungkook dapatkan. Jungkook yakin Taehyung sedang menyembunyikan sesuatu, tapi ia juga tidak ingin memaksanya untuk bercerita akan hal itu sebab meski ia adalah suaminya, Jungkook tak ingin melanggar privasi yang dimiliki Taehyung, jadi ia putuskan untuk menunggu sampai si suami ingin bercerita sendiri. "Maaf Jung"

"Kalo gitu, jangan terlalu dipikirin. Kamu lagi di rumah, fokus sama orang dan aktivitas di rumah aja, bisa?" Taehyung lekas mengangguk menyanggupi, kemudian menarik Jungkook ke dalam pelukan hangatnya dan kembali membaringkan diri di atas kasur tanpa melepaskan pelukan.

"Jung"

Jungkook berdehem pelan.

"Kamu percaya sama aku kan?" Meski dibuat kebingungan dan cukup lama terdiam, Jungkook tanpa ragu menganggukkan kepala— ia tak ingin kejadian yang lalu kembali terulang.

"Selalu kak. Meski nanti kepercayaan ku hilang, kita udah sepakat buat bicarain dulu masalah yang kita alami dan dengerin penjelasan satu sama lain baru setelah itu memutuskan kan?" Taehyung mengangguk pelan, "kalo gitu jangan raguin kepercayaan aku kak" Lanjutnya lagi yang dibalas helaan napas berat oleh Taehyung, Jungkook mendonggakkan kepala untuk melihat wajah si suami walau pada akhirnya yang hanya mampu tertangkap oleh matanya hanyalah rahang tegas si suami.

"Jangan ragu juga buat berbagi pikiran kamu sama aku kak. Karena aku disini, selalu. Kehamilanku bukan alasan buat kamu bawa beban mu sendirian kak. Aku suami mu, seperti kata mu kalo sudah jadi tanggung jawab aku buat jadi tempat mu berbagi beban, jadi kapanpun kamu siap kamu bisa bagiin pikiran berat mu ke aku"  Taehyung mengeratkan pelukannya seakan-akan Jungkook akan hilang jikalau ia melonggarkan pelukannya sedikit saja. Kalimat Jungkook benar-benar mampu menenangkannya, terasa begitu hangat dan menyentuh hatinya.

Pasusu √ tk.Where stories live. Discover now