49. Sakit hati

2.4K 228 26
                                    











Pasusu










Jungkook total tidak mengerti, bahkan hampir separuh merasa frustasi dengan perubahan sikap Taehyung akhir-akhir ini. Pun ia tidak menemukan jawaban yang tepat bagaimana seharusnya bersikap menghadapi si suami yang berubah beberapa hari terakhir ini; Taehyung bahkan bangun lebih awal, memasak sarapan, menyiapkan keperluannya sendiri, lalu saat jam makan siang pun sama, terkadang bahkan menolak bantuan Jungkook dan ia menjadi sering sekali mengurung diri di dalam ruang kerjanya––– Jungkook merasa takut sekaligus sakit hati; mungkinkah ia berbuat sesuatu yang salah? Atau apakah Taehyung akan meninggalkannya secara perlahan?.-

Banyaknya pertanyaan dan opini-opini negatif di kepalanya membuat ia pening sendiri, saat ini yang hanya mampu Jungkook lakukan selain menahan tangis adalah menawarkan sesuatu pada Taehyung-nya, seraya mencoba sebisanya untuk menepis pikiran-pikiran buruk di kepalanya––– meskipun pada akhirnya itu hanya akan berakhir sia-sia.

"Kakak mau mandi? Biar aku siapin–––"

"Nggak usah Jung, aku siapin sendiri aja"

Jungkook menahan napasnya ketika Taehyung berjalan melewatinya dan masuk ke dalam kamar mandi. Ada rasa sakit yang singgah di hatinya saat Taehyung menolak bantuannya secara terang-terangan, seakan-akan Taehyung tak membutuhkannya lagi. Dan ketika fakta itu hadir di pikirannya––– Jungkook merasa semakin takut jikalau Taehyung akan pergi meninggalkannya.

Lalu sambil menunggu Taehyung, Jungkook berinisiatif membuatkannya segelas coklat hangat; malam ini hujan cukup deras membuat udara terasa lebih dingin dari pada biasanya, dan minuman hangat sangat cocok untuk diminum sebagai pengantar tidur. Setelah selesai Jungkook yang dibalut piyama tidur kembali ke kamar dan duduk di atas kasur dengan selimut yang sengaja ditarik untuk menutupi sebagian tubuhnya, ia memilih menunggu Taehyung keluar dari kamar mandi dan bersiap jikalau si suami membutuhkan bantuannya.

15 menit kemudian Taehyung keluar dari kamar mandi tanpa menggunakan atasan, rambutnya basah dan tetes-tetes air berhasil mengalir melewati lekukan lehernya––– Taehyungnya telihat ribuan kali lebih tampan jikalau sedang shirtless seperti ini. Jungkook berdehem pelan, beranjak dari duduknya lalu hendak mengambil alih handuk kecil di tangan Taehyung untuk membantunya mengeringkan rambut.

"Biar aku aja" Tapi, Taehyung menolaknya lagi. "Aku nggak mau repotin kamu" Lanjutnya dengan kalimat yang penuh sindiran.

Jungkook menundukkan kepalanya, kalimat Taehyung sukses membuat ulu hatinya nyeri. Sedangkan, Taehyung yang belum menyadari jikalau punggung Jungkook sedikit bergetar justru berjalan menjauh, sibuk mengeringkan rambutnya tanpa menoleh ke arah Jungkook yang masih berdiri di tempatnya tadi.

"Maaf–––"

Taehyung mengigit bibir bawahnya, buru-buru menoleh ke arah Jungkook setelah menyadari bahwa Jungkook tengah menangis. Ia menghela napasnya, berjalan mendekati si kesayangannya kemudian ditariknya pelan untuk di bawa ke dalam sebuah pelukan hangatnya––– Taehyung memilih menyudahi aktingnya, berpura-pura tidak peduli dan seringkali lontarkan kalimat sarkastis pada Jungkook juga merupakan penyiksaan untuknya. Biarlah ia sudahi sampai disini dan mungkin kini sudah saatnya untuk ia bicara lagi dengan Jungkook. Tak peduli jika hasilnya nanti justru akan sia-sia.

"Jungkookie, maaf, maaf" Ulang Taehyung berulang kali, telapak tangannya yang besar mengusap lembut garis punggung Jungkook, sesekali ia juga mencium pucuk kepala si kesayangannya. "Maaf sudah keterlaluan"

Pasusu √ tk.Where stories live. Discover now