71. Pijatan sayang

1.6K 184 16
                                    













Pasusu













Jungkook terkekeh kecil mendapati wajah merengut Taehyung, lelaki itu tampak jengkel karena pertanyaannya mengenai Kim Jina belum dijawab sampai saat ini, bahkan sang ayah hanya menepuk pundaknya beberapa kali saat ia menanyakannya di meja makan tadi, sementara Jungkook sendiri hanya memberikan senyuman tanpa menjelaskan apapun. Tapi meski tengah merasa kesal, tangannya justru tak berhenti bergerak untuk memberi pijatan sayang pada kedua kaki Jungkook—— si kesayangannya mengeluh kalo akhir-akhir ini kakinya sering kram, jadi Taehyung berinisiatif untuk memijatnya, padahal Jungkook sudah menolaknya dengan dalih bahwa Taehyung juga pasti kelelahan setelah bekerja seharian ini apalagi dihadapkan dengan masalah Kim Jina. Tapi bukan Taehyung namanya kalo tidak keras kepala dan pada akhirnya Jungkook pasrah; memilih menyandar pada headboard dengan secangkir susu kehamilannya di tangan kanannya.

"Jadi?"

Jungkook mengulas senyuman jail, menyenangkan sekali bermain-main dengan Taehyung sebenarnya. Tapi, alih-alih tak menjawab seperti sebelumnya ia kini justru bertindak sebaliknya, "kakak inget nggak kalo aku pernah bilang ketemu sama kak Jennie?" Taehyung mengangkat sebelah alisnya—— kalo tidak salah ingat, Jungkook mengatakannya sekitar 4 hari yang lalu, tepat setelah ia bertemu dengan Jennie. Maka Taehyung mengangguk untuk menanggapi kalimat Jungkook."saat itu dia sempat minta nomor ku. Kakak ingat juga kan kalo kita bakal bawa kasusnya Kim Jina ini ke pengadilan?" Taehyung sekali lagi mengangguk, mereka memang berniat untuk melaporkan Jina sesegera mungkin. Hanya saja, kali ini Jungkook bergerak lebih dulu.

"Besoknya kak Jennie ngehubungin aku buat minta ketemu lagi dan aku iyain. Jadi setelah pulang dari kampus, aku langsung temuin dia dan kita ngobrol banyak hal. Termasuk mengenai kasus Kim Jina ini, tiba-tiba aja kak Jennie bilang kalo dia mau laporin ibu nya juga. Aku nggak tau alasannya apa, tapi kak Jennie sempet cerita sedikit kalo selama ini ibunya nggak pernah memperlakukannya dengan baik. Mungkin itu alasannya, dia mulai capek sama sikap ibunya." Paparnya dengan singkat seraya mengangkat bahunya, berharap bahwa Taehyung akan mengerti dengan penjelasannya. Ia kemudian meneguk sisa susunya dan menaruh bekasnya di atas meja nakas.

"Terus ayah?"

Jungkook mengulas senyuman manisnya, menuangkan segelas air putih dan meminumnya dengan rakus; oh, iya juga sering merasa kepanasan dan dehidrasi akhir-akhir ini, dokter menyarankan agar Jungkook lebih banyak mengonsumsi air putih, katanya hal itu merupakan hal umum yang sering terjadi pada orang hamil. "Aku yang minta bantuan ayah" Jawabnya kemudian. Jungkook menarik pelan tangan Taehyung, mengusap telapak tangan lelaki itu dan sesekali menciumnya, Taehyung masih terlihat kebingungan, tapi tak juga lontarkan pertanyaan.

"Aku tahu kalo ayah kenal sama ayahnya kak Jennie, jadi aku minta bantuan ayah dan ayah bersedia membantu bahkan siap bertanggung jawab untuk menuntaskan kasus ini" Ujarnya. Ia terkekeh kecil ketika Taehyung masih mengerutkan keningnya, "nyari tahu tentang orang tua kak Jennie nggak sesusah itu kak, ada banyak artikel di sosial media termasuk hubungannya dengan beberapa rekan bisnisnya dan nama ayah Kim tertera disana" Perjelas Jungkook. Taehyung mendekatkan tubuhnya ke arah Jungkook, "keren" Pujinya seraya mencium kening si kesayangannya.

"Terus kejadian tadi?"

"Kak Jennie udah ngasih tau sebelumnya"

"Dan ayah sengaja datang ke sini?"

Jungkook mengangguk, "ya, meski hampir terlambat" Kata Jungkook diakhiri kekehan. Taehyung mendengus, pasalnya sang ayah itu sibuk sekali bahkan sangat jarang bisa meluangkan waktu untuk hal-hal yang baginya sepele, ayah juga bukan termasuk orang yang akan selalu meluangkan waktu atau rela turun tangan langsung untuk mengurus masalah anak-anaknya. Tapi kali ini? Taehyung agak terkekeh geli sendiri merasakan afeksi sang ayah.

"Sini di pijat lagi, Jungkookie tidur aja"

"Lho, kakak?"

"Ngasih hadiah dulu buat Jungkookie, soalnya hebat banget" Jungkook memutar bola matanya malas, tapi tak bisa mengelak kalo hatinya justru menghangat. Maka ia membiarkan Taehyung melakukan apapun semuanya, ia memilih berbaring dan mulai memejamkan matanya—— menikmati setiap pijatan yang Taehyung berikan, kata Taehyung tadi sih namanya pijatan sayang.

"Selamat tidur" Bisik Taehyung sesaat sebelum Jungkook mulai jatuh ke alam mimpi, Taehyung kemudian beralih pada perut buncit si kesayangannya, mengusapnya beberapa kali kemudian menciumnya, "selamat tidur anaknya ayah, jangan banyak gerak dulu ya nak biarin bunda istirahat" Bisiknya seakan-akan si calon buah hati dapat mendengarnya.

Taehyung menghela napas; hari ini begitu banyak hal yang terjadi. Ia juga bersyukur sebab semuanya kini dapat diselesaikan dengan baik meski tidak mudah. Melirik ke arah wajah damai Jungkook, ia tersenyum lebar—— betapa beruntungnya Taehyung memiliki Jungkook, si kesayangannya yang bukan hanya mampu membantunya menyelesaikan masalah tapi juga selalu mampu memberinya kenyamanan sekaligus rasa aman.






















;

"Ayah sengaja datang kesini?"

Taehyung menaruh 3 cangkir teh hangat yang baru saja dibuatkan Jungkook ke atas meja bundar yang disediakan di teras halaman belakang rumahnya, mendudukkan tubuhnya di samping sang abang—— Kim Namjoon, sementara ayah sendiri sibuk mengajak bermain cucu pertamanya; Kim Seojun. Menimang kesana kesini seraya sesekali mengobrol sampai Seojun tertawa-tawa lucu, seakan-akan ia sudah mengerti dengan apa yang sang kakek bicarakan. Ayah melirik ke arahnya sejenak, kemudian mengakhiri sesi bermain ria dengan cucunya, mendudukkan bokongnya di kursi kosong yang tersisa.

"Ya"

Taehyung mendengus geli. Hubungannya dengan ayah tidak begitu dekat tapi keduanya juga tidak memiliki masalah, ayah selalu ada disaat-saat ia kesulitan tapi juga tidak ikut campur terlalu dalam untuk menyelesaikannya, pria itu hanya sesekali mengajaknya mengobrol untuk membicarakan hal yang serius selebihnya kadang kala keduanya tidak saling memberi kabar satu sama lain. Ayah bukanlah sosok yang hangat, bukan pula orang tua yang humoris bahkan terkadang ia tidak memiliki waktu untuk bermain dengan anak-anaknya. Tapi, ayah seringkali datang menjadi penyelamat di waktu yang tepat seperti kemarin—— bukan hanya untuk Taehyung tapi juga untuk Namjoon. Taehyung sangat menghormatinya, sebab Ayah adalah panutannya.

"Bukankah ayah sibuk?"

"Memang, tapi ayah tidak bisa menolak permintaan menantu ayah"—— Taehyung menahan kekehannya, bunda bilang ayah dan Taehyung itu memiliki banyak kesamaan, contohnya sama-sama gengsi untuk mengungkapkan isi hati. "Lagipula bunda sudah melarang ayah melakukan perjalanan bisnis lagi, jadi bukan masalah besar meninggalkan pekerjaan" Perjelasnya lagi. Taehyung mengangguk-angguk mengerti, mengingat kembali pesan bernada omelan yang bunda kirimkan di grup chat keluarga.

"Ya, apapun alasannya. Terimakasih sudah membantu aku dan Jungkook"

Daejoon mengangkat bahunya acuh, "ayah memang sudah lama ingin mengungkap kasus-kasus Jina, tapi terlalu malas berurusan dengan hukum. Eh kebetulan sekali Jungkookie meminta bantuan, jadi ya sekalian saja" Paparnya lagi. Taehyung sudah tahu mengenai hubungan yang ayahnya miliki dengan ayahnya Jennie dulu, tidak cukup dekat tapi keduanya sempat beberapa kali bekerja sama dalam urusan bisnis.

"Junie, jangan gigitin tangannya kakek" Namjoon mengusap pelan air liur di pipi gembul si putra kesayangannya, menyerahkan dua lembar tissue pada ayahnya yang sama sekali tidak ingin melepaskan sang cucu bahkan untuk sebentar saja.

"Junie lapar ya? Mau minum susu?" Tanyanya lembut sekali, baik Namjoon ataupun Taehyung sama-sama mendengus melihat perbedaan sikap ayah. "Namjoon mana susu milik cucu ayah?" Maka Namjoon bergegas untuk masuk, mengambil sebotol susu yang sudah Seokjin siapkan sebelum mengunjungi kediaman Taehyung-Jungkook pagi ini.

"Namjoon cepat, cucu ayah sudah kehausan" Ayah sedikit mengeraskan suaranya, Namjoon buru-buru menghampiri dengan sebotol susu yang langsung di berikan kepada sang ayah. Tak lama Seokjin menyusul, mengambil alih Seojun seraya berkata, "sarapan sudah siap, ayo sarapan dulu" Maka ayah dengan berat hati menyerahkan cucunya sebentar.

"Junie sama mommy dulu ya, nanti kakek gendong lagi" Bisiknya pelan tepat pada telinga sang cucu.










Love,
Ad💜

Pasusu √ tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang