36. Rutinitas Baru

2.1K 200 22
                                    













Pasusu















"Kook, lo nggak papa?"

Seokjin bertanya khawatir seraya membantu memijit tengkuk Jungkook yang tengah berusaha memuntahkan isi perutnya di wastafel dapur. "Udah?" Tanyanya lagi, kemudian membantu memapah Jungkook menuju kursi terdekat setelah mendapati sebuah anggukkan sebagai jawaban.

"Lo lagi ngapain sih?" Disodorkannya segelas air putih hangat pada si adik ipar, lantas ia ikut mendudukkan diri disampingnya. Jungkook tersenyum tipis, beralih menatap beberapa bahan makanan di atas meja dapurnya yang terlihat berantakan—ah ini hari kedua ia belajar memasak sesuai saran sang Ibu dan hari kedua juga ia gagal lagi dalam melakukannya. Kemampuan memasaknya seakan hilang entah kemana, ditambah Jungkook yang kerap kali merasa mual dengan beberapa bahan masakan agaknya membuat ia semakin kesulitan untuk memasak. Tapi—

Ia tak ingin menyerah begitu saja. Bagaimanapun ibunya benar, ia harus melayani Taehyung dengan baik agar Taehyung tidak meninggalkannya dan juga tidak merasa terbebani oleh kehadirannya.

"Kook? Malah bengong" Seokjin mengibas-ngibaskan tangannya di udara, berdecak kesal sebab tak mendapat respon dan si adik ipar yang malah asik dengan pikirannya sendiri. "Mau masak apa sih lo? Biar gue bantuin deh"

"Eh" Jungkook menggeleng cepat, menarik lengan Seokjin agar tak beranjak dari duduknya. "Nggak usah kak" Tolaknya pelan.

"Gue cuman lagi belajar" Lanjutnya yang mana malah membuat Seokjin mengerutkan kening bingung, "maksud lo? Belajar masak?" Tanyanya menyakinkan dan Jungkook balas mengangguk menegaskan.

"Buat apa? Taehyung yang minta?"

"Nggak kok" Sanggah Jungkook cepat, ia tak ingin ada kesalahpahaman antara Seokjin dan Taehyung nantinya. "Gue yang mau sendiri"

Seokjin berdecak keras, "ngapain sih, Kook. Lo malah nyakitin diri sendiri tau nggak?!" Omel Seokjin, "nggak perlu lah masak-masak dulu, lo aja masih sering mual-mual gini" Lanjutnya dengan nada yang kentara kesal— Seokjin memang termasuk orang yang protective terhadap kesehatan Jungkook sebagai adik iparnya.

"Kan, gue cuman mau layanin kak Tae dengan baik" Cicit Jungkook dengan suara pelan, bibirnya mencebik kesal sementara hidupnya yang setengah memerah mengkerut lucu membuat Seokjin mengurungkan niatnya untuk kembali mengomel. Lelaki yang lebih tua itu pilih mensejajarkan posisinya dengan Jungkook, menghadap dan menaruh seruluh atensinya pada si adik ipar.

"Gue nggak ngerti maksud 'ngelayanin' yang lo bilang. Tapi, nggak masakin suami bukan berarti lo nggak ngelayanin Taehyung dengan baik!" Ujarnya serius. "Jungkook denger, wajar kalo lagi hamil lo nggak bisa ngerjain semua rutinitas lama lo termasuk masak. Terlebih lo juga sibuk ngajar dan dapet kelas tambahan buat gantiin dosen senior lo yang dapet tugas ke luar kota kan? Taehyung juga pasti ngerti meski lo nggak masak sampe melahirkan nanti sekalipun" Lanjutnya lagi.

"Gue aja dulu waktu hamil nggak sibuk ngapa-ngapain, mantau kafe dari rumah doang tapi nggak pernah masak kalo nggak kepepet banget. Namjoon juga nggak pernah protes dan gue yakin Taehyung juga bakal lakuin hal yang sama"

Jungkook termenung sejenak, pandangannya lurus menerawang; sejauh ia kenal Taehyung, suaminya itu tak pernah memprotes apa yang ia lakukan selama itu tidak membahayakan keselamatan Jungkook. Tapi—Taehyung bilang dirinya menambah beban malam itu, dan bagaimana jika Taehyung berniat meninggalkannya sebab terlampau lelah menghadapi sikap kekanakan Jungkook atau sebab Jungkook tidak memberi pelayanan yang baik? . - setidaknya ia harus membuat satu alasan agar Taehyung tidak meninggalkannya. Dan Seokjin tidak mengerti itu.

"Tapi kak—"

"Kook, lo nggak perlu masak sampe mual-mual gini. Yang harus lo lakuin sekarang itu perbanyak istirahat, lo bilang kemaren jadwal ngajar lo makin padet kan? Saran gue cari pembantu, seenggaknya buat bantuin lo beresin rumah atau minimal masakin lo sama Taehyung. Atau mau gue bantu cariin?" Jungkook menggeleng pelan atas pertanyaan terakhir Seokjin, ia memang mendapat tugas tambahan untuk mengajar mahasiswa(i) senior; menggatikan dosen seniornya yang ditugaskan di luar kota selama sebulan penuh tapi, untuk mengerjakan pekerjaan rumah ia masih sanggup; toh dulu ibunya juga seorang wanita karir tapi masih sanggup merawat rumah dengan baik.

"Terserah lo deh, asal jangan kecapean." Kata Seokjin diakhiri dengusan malas, ia tak ingin memperpanjang perdebatan mengingat tujuan awalnya hanya untuk mengantar kue buatannya, bukan untuk mencari masalah dengan adik iparnya. "Kuenya jangan lupa di makan, Taehyung nggak usah di sisain, nggak papa" Seokjin mulai beranjak dari duduknya diikuti Jungkook, pandangan mata keduanya untuk sesaat bertemu— Seokjin memperhatikan wajah Jungkook cukup lama sampai akhirnya menghembuskan napas berat.

"Kalo ada apa-apa lo bisa cerita dan panggil gue"

"Iya kak, makasih buat kuenya"

"Hm, gue balik dulu" Pamitnya, "ganti baju dan istirahat Jungkook!" Terakhir ia melambaikan tangannya seraya berjalan menjauh dari posisi Jungkook berdiri sekarang.

Jungkook memperhatikan pantulan wajahnya di kaca lemari, tersenyum kecut karena baru menyadari ia bahkan tak sempat mengganti pakaian formalnya sehabis pulang dari kampus tadi— maklum pulang tadi, ia langsung menuju dapur dan mulai mencoba memasak meski akhirnya sia-sia.

Lantas ia segera menuju kamarnya, mengganti pakaiannya dan kembali dengan sekeranjang pakaian kotor yang pagi ini tidak sempat di cuci, sebab Jungkook ada kelas pagi dan ia hampir terlambat. Setelah memasukan cucian ke dalam mesin cuci, ia mulai membereskan kekacauan di dapur juga sekeliling ruang makan dan ruang TV. Mengambil penyedot debu dan mengelap beberapa bagian pajangan yang terlihat mulai berdebu— ah, rutinitas seorang Kim Jungkook sebelum hamil dulu dan rutinitas baru bagi Kim Jungkook saat hamil seperti sekarang. Rasanya dua kali lipat melelahkan entah karena apa.

"Tannie, jangan di mainin" Jungkook merebut pelan bekas pengharum ruangan dari si anjing peliharaan yang sejak tadi mengekor kemanapun ia melangkah. "Tannie, duduk! Duduk! Tunggu ya sebentar" Perintahnya kemudian terburu membereskan beberapa sudut ruangan selama si anjing menurut untuk diam.

Jungkook berhenti di ujung anak tangga, melirik kanan dan kirinya berulang kali kemudian bernapas lega setelah hampir 70% pekerjaan rumahnya selesai ia lakukan. Keringat membasahi tubuhnya, tapi ia jelas tak punya waktu untuk duduk barang sejenak saja karena begitu ia ingat masih harus membereskan kamarnya dan meja kerja Taehyung maka ia segera berjalan menuju kamarnya.

"Capek" Keluhnya sesaat setelah mendudukkan diri di kasur, "tapi nggak papa Jung, sedikit lagi" Katanya menyemangati dirinya sendiri dan mulai bergerak membereskan setiap sudut kamar hingga suara benda pecah di lantai satu membuat aktivitasnya terhenti. Jungkook segera berjalan cepat menuruni tangga, tiba-tiba merasa khawatir dengan anjing peliharaannya.

"Yeontan... " Suaranya tercekat di tenggorokan begitu sebuah pecahan gelas berserakan di lantai yang sudah ia bersihkan, "kamu nggak papa? Kok naik-naik ke meja makan sampe jatuhin gelas gini sih?" Tanyanya sambil membawa si anjing menjauh dari tempat tadi.

"Untungnya kamu nggak luka"

Jungkook berjongkok dan mulai memunguti satu persatu pecahan kaca di lantai. Meringis sakit begitu salah satu ujungnya berhasil menambah luka baru di jari-jari tangannya. "Sakit" Ia merengek kecil, tapi tetap tak menghentikan aktivitasnya.

"Nggak papa Kook, jangan cengeng. Ibu sama kak Nari juga dulu pasti gini" Katanya sekali lagi menyemangati dirinya sendiri meski setiap kali mengucapkan kalimatnya terasa menyesakkan di dadanya.









||

Hii..
Aku udah sembuh!!!
Kangen banget :(
Makasih ya buat doa-doa baiknya🥺, maaf karena aku nggak bisa bales satu-satu.
Sehat selalu buat kalian and have fun💜


Love,
Ad💜

Pasusu √ tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang