37. Ibu Datang

2K 190 13
                                    









Pasusu












Jungkook menghela napasnya cukup berat, berjalan lunglai keluar dari kamar mandi kampus setelah berusaha memuntahkan seluruh isi perutnya yang masih kosong— ia lupa tidak membawa sekotak potongan buah-buahan serta susu pisangnya pagi ini, jadwal mengajar dan pertemuan penting dengan pimpinan univesitasnya membuat ia melewatkan jam makan siangnya. Alhasil beginilah akhirnya, terserang mual-mual ketika sedang dalam proses mengajar— Beruntungnya ini kelas terakhir yang hari ini ia ajar dan juga sedang melakukan diskusi jadi kehadiran Jungkook tidak terlalu mempengaruhi jalannya pembelajaran.

"Anda baik- baik saja Pak Jungkook?" Jungkook menoleh, setengah membungkukkan tubuhnya hormat pada Cha Eunwoo; teman sekaligus partner mengajarnya. "Saya baik, Pak" Katanya diiringi senyuman setulus mungkin yang mana justru membuat Eunwoo menatap semakin khawatir.

"Tapi, wajah anda pucat sekali"

"Oh, mungkin karena saya melewatkan makan siang tadi. Tapi, saya tidak papa. Terimakasih atas perhatian anda, saya permisi dulu"

Setelah membungkuk hormat dan mendapat balasan, ia segera berlalu menuju kelasnya sebab tak ingin ditanyai lebih banyak lagi; terlebih ia harus mulai menghemat tenaganya yang mulai mengikis habis. Mencoba berjalan santai memasuki kelas, Jungkook kembali duduk di depannya dan memperhatikan diskusi yang di lakukan mahasiswa(i) kemudian sibuk ikut menjelaskan diakhir diskusi ketika ada pertanyaan yang dirasa kurang tepat jawabannya sampai kelasnya berakhir.

"... Dan terimakasih"

Setelah membereskan barang-barangnya, ia segera keluar dari kelas, baru setelah itu diikuti mahasiswa(i)nya. Berjalan terburu-buru menuruni lantai 3 menuju ruangannya, Jungkook berusaha sebisa mungkin menahan rasa mual di perutnya yang bergejolak juga pusing yang kini mulai mendera kepalanya.

"Pak Jungkook" Suara Eunwoo kembali menyapa indera pendengarannya, Jungkook menghela napasnya sebelum berbalik dan ukirkan senyuman di wajahnya yang semakin pucat, "saya belikan beberapa susu pisang, semoga ini bisa membantu meredakan sakit anda" Disodorkannya sekresek putih berlogo tempat pembelian minuman tersebut ke arah Jungkook yang terlihat terkejut.

"Saya sering melihat anda meminumnya, jadi mungkin ini yang anda butuhkan"

"Terimakasih Pak Cha"

"Sama-sama. Kalo begitu, saya duluan ya Pak Jungkook"

Jungkook tersenyum sekali lagi dan membalas bungkukkan Eunwoo. Setelah kepergiannya, ia buru-buru membuka salah satu susu pisang yang tadi di belikan Eunwoo, meminumnya dengan rakus seperti orang yang kehausan— dan dalam sekejap, mualnya mereda sesaat setelah satu botol susu pisang tandas.

"Astaga, sayangnya bunda haus sekali ya?" Ia terkekeh kecil, mengusap permukaan kemejanya di bagian perutnya yang masih rata, berjalan sedikit lebih tenang dari sebelumnya. Diam-diam dalam hati ucapkan syukur dan kata terimakasih berulang kali pada Eunwoo yang sudah menolongnya. Mungkin besok ia bisa dengan senang hati memberikan sedikit kue sebagai balasan.

Ia langsung menuju parkiran begitu selesai membawa barang-barangnya, jam sudah menunjukan pukul 16.25 sore dan ia baru sadar bahwa ibunya mengirimkan sebuah pesan begitu ia membuka ponsel tadi. Disana jelas tertulis bahwa ibunya ada di rumah dan tengah menunggu kepulangannya dari 30 menit yang lalu.

Jalanan jauh lebih lengang dari biasanya, jarak kampus dan rumahnya yang lumayan dekat juga memudahkan Jungkook untuk sampai ke rumahnya lebih cepat, ia segera masuk ke dalam rumah begitu pintu rumahnya terbuka menandakan bahwa sudah ada orang di dalam. Yang pertama kali ia temui adalah sosok Ibunya yang tengah bercengkrama dengan sosok Seokjin— ah, pasti kakak iparnya yang membukakan pintu tadi sebab salah satu kunci cadangan rumahnya masih ada di tangan si kakak ipar dari sejak awal di titipkan dulu.

"Ibu" Ia menyapa ramah sambil berjalan mendekat pada sosok wanita yang sudah melahirkannya, "Jungkookie ganti baju dulu sana, ibu akan bereskan beberapa bawaan ibu" Jungkook mengangguk dan menurut setelah mendapat satu pelukan dan satu kecupan di dahinya.

"Kak, makasih ya udah nemenin Ibu" Seokjin mengangguk, "lo nggak papa? Muka lo pucet banget" Tutur Seokjin sesaat setelah Hana pergi meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

"Nggak papa, tadi lupa makan siang doang"

Seokjin berdecak kesal, "jangan diulangi. Inget lo lagi hamil, jadi harus makan yang teratur"

"Iya, ya udah gue ganti baju dulu"

"Gue balik ya? Mau anterin berkas ke kantornya Namjoon" Pamit Seokjin, Jungkook mendengus malas kemudian pilih mengiyakan. "Kalo ada apa-apa bilang ya" Katanya sesaat sebelum keluar dari pintu utama rumah— Jungkook sekali lagi utarakan syukur sebab Tuhan masih baik kirimkan sosok Seokjin sebagai kakak juga sahabat untuknya.

Lantas setelahnya ia segera berjalan masuk, menemukan presensi ibunya yang sibuk memasukkan beberapa kotak makanan ke dalam kulkas. "Seokjin sudah pulang?" Tanyanya tanpa melirik ke arah Jungkook yang hendak menaiki tangga, lelaki itu pilih berbelok dan menghampiri sang ibu.

"Sudah bu"

"Jangan biasain repotin Seokjin, kasian dia juga pasti repot sama anaknya" Katanya, Jungkook mengangkat sebelah alisnya tidak mengerti sebab tidak pernah merasa merepotkan Seokjin terlebih Seokjin juga tak pernah protes jika ia meminta tolong. "Apalagi repotin Yoongi, dia juga pasti sibuk ngurus anak-anaknya. Jadi, sebisa mungkin kamu harus mandiri Jungkook" Si ibu berbalik, memfokuskan perhatiannya pada di putra tengah.

"Jungkookie, ibu cuman nggak mau kamu buat orang lain repot terus jadi nggak punya temen. Dengar, kalo masih bisa sendiri ya lakuin sendiri, jangan bergantung ke orang lain" Suaranya terdengar lembut sekali ditelinga, tapi entah mengapa Jungkook merasa jikalau itu menusuk hatinya. "Oh iya, katanya kamu udah belajar masak ya? Ibu senang dengernya, meski belum bisa terus belajar ya?" Di jawab sebuah anggukan kecil.

"Taehyung pasti senang kalo kamu bisa melayaninya dengan baik, ibu jamin dia nggak akan punya alasan buat ninggalin kamu kalo kamu jadi suami yang seperti dia inginkan. Percaya sama ibu" Ibunya merapatkan badan, memeluknya erat sambil mengusap punggungnya dengan lembut— seharusnya Jungkook merasa hangat bukan sedingin ini. "Ya udah, kamu udah makan belum?"

"Belum bu"

"Ibu siapin makanan ya? Oh makanan yang ini kamu tinggal panasin aja nanti buat kalian makan malam. Sekarang kamu ganti baju terus makan" Setelah itu pelukan di lepas, ibunya sibuk menyiapkan makanan untuknya dan Jungkook segera berjalan menuju kamarnya untuk mengganti pakaian dan mungkin membasuh wajahnya sebab air mata kini tanpa disadari jatuh begitu derasnya.

"Ibu terimakasih" Jungkook kembali setelah 20 menit menghabiskan waktunya di kamar dengan pakaian yang lebih santai, ia kemudian duduk di meja makan. "Selamat makan, dihabiskan soalnya nggak baik buang-buang makanan. Adek bayi juga harus makan banyak biar kuat" Jungkook mengangguk paham.

"Ibu mau kemana?"

"Ibu langsung pulang ya? Soobin dan Areum udah nunggu di rumah dari tadi. Lagian ibu kesini cuman mau ngasih beberapa bekal makanan sekalian nengok keadaan kamu" Setelah membereskan tasnya, ia segera berdiri dari duduknya. "Kamu nggak perlu anter ibu ke luar, nggak papa. Udara juga udah mulai dingin" Katanya saat melihat Jungkook ikut berdiri.

"Jungkookie ingat pesan ibu ya? Jangan nambahin beban dan repotin orang lain, apalagi Taehyung. Dia lagi banyak masalah juga. Ibu nggak mau kejadian waktu itu ke ulang lagi. Ibu sayang kamu" Sebuah kecupan dan pelukan tanda kasih sayang di bubuhkan, si ibu segera pamit pergi setelahnya. Jungkook terdiam memperhatikan makanan di depannya— selera makannya hilang dalam sekejap, tapi sesuai kata ibunya ia tak boleh membuang-buang makanan dan adik bayi harus makan banyak.

Jadi meskipun ia merasa mual sebab makanan yang masuk ke dalam mulutnya, ia tetap memaksakannya meski harus merasa kesakitan seperti sekarang ini. Tidak papa asalkan untuk adik bayi, ia akan melakukan apapun.














||

Hii...
Aku balik lagi dengan cepet nih,
Buat balas keterlambatan kemaren biar ceritanya juga cepet selesai (masih panjang sih sebenernya, itu juga kalo aku kuat beresin cerita ini sampe ratusan chapter wkwkwk)

So, aku harap kalian suka sama part kali ini yaa.

Love,
Ad💜

Pasusu √ tk.Where stories live. Discover now