52. Ini salah Ibu.

1.9K 191 11
                                    













Pasusu













"Jung, besok mau sekalian mampir ketemu ibu?"

Jungkook menghela napas berat––– pertanyaan Taehyung semalam memenuhi kepalanya, lalu ia membuang pandangannya ke sekeliling koridor rumah sakit yang pagi ini terasa lenggang; ia baru saja melakukan check up rutin mengenai perkembangan calon bayinya dan kini sedang menunggu Taehyung yang tengah membeli vitamin sesuai saran dokter. Kehamilannya memasuki usia 13 minggu, dokternya bilang ia sudah memasuki trisemester kedua dan calon bayinya dinyatakan sehat serta berkembang baik seperti umumnya.

Taehyung datang beberapa menit kemudian, membawa kresek kecil yang berisi vitamin untuk Jungkook. Lengannya terulur untuk menggandeng lengan si kesayangannya, keduanya berjalan beriringan menuju parkiran rumah sakit, kemudian menaiki mobil dan menuju destinasi tempat selanjutnya––– rumah ibu.

Jungkook mengiyakan ajakan Taehyung semalam untuk bertemu dengan ibu.

"Jung"

Jungkook mengalihkan pandangannya dari jalanan, menatap Taehyung dengan raut bertanya, "semuanya bakal baik-baik aja" Sebelah tangannya di genggam dengan lembut, Taehyung menoleh sejenak dengan senyumannya guna memberi ketenangan. Sadar betul, bahwa kesayangannya kini tengah diliputi kekhawatiran, pun sama halnya dengan yang ia rasakan.

Rumah Hana terlihat asri dengan taman kecil yang dibuat di halaman bagian depan, ada beberapa tananan hijau dan pohon-pohon kecil yang membuatnya kian teduh, dua ayunan di letakkan di tengah-tengah antara meja dan kursi taman; dulu tempat itu adalah bagian favorite Jungkook, ibu akan duduk di salah satu kursi seraya membaca majalah sedangkan Jungkook dan Hoseok akan bermain ayunan sambil bercengkrama khas anak kecil. Seiring dengan waktu yang berjalan, Hana memperbarui taman kecil itu menjadi lebih indah, alasannya agar Jungkook dan Hoseok semakin betah jika datang berkunjung ke rumah.

Semuanya tampak sama bagi Jungkook, rumah yang kini ada dihadapannya selalu menjadi salah satu tempat pulang paling nyaman. Hanya saja, kali ini rasanya berbeda sebab ia datang dengan perasaan yang begitu asing; ketakutan dan ketidaknyamanan datang bersamaan dengan langkahnya yang semakin mendekati pintu utama. Taehyung berjalan di sampingnya dengan lengan saling menggenggam begitu erat, seakan-akan jika dilepaskan maka baik Jungkook atau Taehyung akan hancur saat itu juga.

"Ibu bilang sudah menunggu di dalam" Taehyung bergumam pelan dengan senyuman hangatnya, bel rumah di tekan dua kali berturut-turut. "Jungkookie, aku sayang kamu" Bisiknya sesaat sebelum pintu di depannya di buka, menampilkan sosok Hana.

"Kalian sudah datang?" Tanyanya sebagai sambutan, keadaan menjadi luar biasa canggung terlebih ketika pandangan Jungkook dan Hana bertemu untuk sesaat. "Ayo masuk, ibu sudah menunggu dari tadi" Hana membukakan pintu rumahnya semakin lebar, menyampingkan badannya guna mempersilahkan dua putranya untuk masuk ke dalam.

"Terimakasih bu" Ujar Taehyung setelahnya.

"Mau minum sesuatu? Ibu juga tadi buatkan cemilan, biar ibu ambilkan ya?"

"Ibu, maaf jadi ngerepotin padahal kita cuman mampir aja" Taehyung berujar lagi, matanya melirik Jungkook yang hanya menundukkan kepalanya. "Biar Taehyung bantu ambilkan, ibu duduk saja" Lalu ia memberi kode dengan senyumannya pada si mertua bahwa ia akan memberi waktu Hana dan Jungkook untuk bicara.

"Jung" Taehyung mengusap permukaan lengan Jungkook, "aku ambil makanan dulu ya" Katanya yang di balas anggukan singkat oleh Jungkook. Lantas Taehyung segera beranjak dari duduknya.

Hening melingkupi, Hana menatap presensi putranya dalam diam––– rasa bersalah merayapi hatinya hingga membuatnya sesak. Keadaan putra tengahnya jelas tidak baik-baik saja, Hana dapat melihat tangan Jungkook yang bergetar meski pelan; Jungkook pasti tengah ketakutan sekarang dan penyebab utamanya adalah Hana sendiri. Suasana kian canggung; Hana tak pernah membayangkan akan secanggung ini berhadapan dengan putranya sendiri.
Lalu ia duduk mendekati Jungkook, mencoba mengukir senyumannya meski air mata sudah berkumpul di pelupuk matanya.

"Kookie" Panggilnya dengan lembut, "kata Taehyung hari ini habis check up ya?" Tanyanya berbasa-basi yang ditanggapi sebuah anggukkan samar oleh Jungkook.

"Keadaan adek bayi gimana?"

"Baik"

"Kalo bundanya, kabarnya gimana?"

"Baik"

Singkat, padat dan jelas. Begitulah jawaban Jungkook. Hana menghela napasnya pelan, ia harus menerima konsekuensi apapun dari perbuatannya termasuk menerima kemarahan Jungkook. Meski rasanya tetap sakit, apalagi sejak awal Jungkook terus berpaling dari tatapannya.

"Jungkook–––"

"Ibu, maaf" Jungkook semakin menundukkan kepalanya, kedua lengannya di kepalkan begitu erat guna menahan gejolak emosinya. "Aku––– aku harusnya bisa jadi lebih baik" Gumamnya putus asa, Hana dibuat cukup terkejut ketika Jungkook justru malah merasa bersalah.

"Tapi, ibu tenang aja. Kak Tae bilang nggak akan ninggalin aku, aku juga akan berusaha pertahanin pernikahan kita biar adek bayi nggak kekurangan kasih sayang orang tuanya, aku juga nggak mau bayiku lahir tanpa ayahnya" Suara Jungkook terdengar bergetar, tangannya bergerak cepat untuk menghapus air matanya dengan kasar secara berulang kali, "maaf, aku janji nggak cengeng lagi" Katanya sambil berusaha mengatur napasnya beberapa kali.

"Ibu, maaf ya. Karena terus-terusan nambahin beban ibu, padahal aku udah besar udah mau punya anak juga tapi masih sering repotin ibu" Jungkook kembali mengambil napasnya, "aku janji setelah ini nggak akan sering-sering nyusahin ibu, tapi kayaknya aku butuh banyak waktu jadi nanti aku belajar dulu ya, bu"

Hana menggelengkan kepalanya, ia sudah tidak sanggup menahan air matanya sendiri. "Jungkookie" Dibawanya Jungkook ke dalam pelukannya. "Ini salah ibu" Katanya di sela-sela tangisannnya.

Hana memaki dirinya sendiri dalam hati sebab perkataannya yang kurang ajar pada malam itu justru membuat putra kesayangannya sampai sesakit sekarang ini. Ia juga merasa gagal menjadi seorang ibu yang baik sekaligus menjaga putranya. Ia terlalu fokus pada trauma yang ia miliki dan justru membuatnya lalai hingga menimbulkan trauma yang baru pada putranya sendiri, tanpa sadar ia menekankan banyak hal pada Jungkook, karena takut bahwa Jungkook menjadi sepertinya dan menutup mata akan fakta bahwa setiap orang itu berbeda, termasuk Kim Taehyung yang menikahi putranya jelas tidak bisa disamakan dengan sosok brengsek yang sudah meninggalkannya beserta luka yang dalam.

"Ini salah ibu! Maaf, maaf" Ujar Hana berulang kali, "Jungkookie" Katanya seraya melepas pelukan, Hana menggenggam tangan dingin Jungkook untuk memberi kehangatan. "Maafin ibu, nak" Lanjutnya lagi.

"Ibu salah karena sudah berpikir kalo Taehyung sama kaya si brengsek itu, ibu salah karena sudah berpikir bahwa jalan hidup kamu akan sama seperti ibu. Padahal, Tuhan gariskan takdir dan jodoh setiap orang dengan berbeda-beda" Ibu mengusap halus pipi Jungkook yang sudah basah, "seharusnya sejak awal, ibu nggak perlu merasa khawatir harus menitipkan kamu pada Taehyung. Sebab, Taehyung mencintai kamu lebih dari semesta dan kamu adalah orang yang tepat untuknya" Lanjutnya lagi.

"Ini salah ibu" Katanya sekali lagi, "sayang, ibu minta maaf atas semua kesalahan ibu, utuk kejadian malam itu, setelahnya dan saat ini, ibu minta maaf. Jungkookie, putranya ibu bukan beban siapapun, kamu nggak pernah ngerepotin siapapun. Jungkook juga bukan anak cengeng dan kekanakan, kamu dewasa bahkan mandiri. Terimakasih sudah menjadi putra terbaik ibu, terimakasih juga sudah menjadi suami terbaiknya Taehyung" Pujian ibu kembali membuat Jungkook menangis, ada rasa bangga sekaligus lega yang perlahan singgah di dadanya.

"Ibu sayang kamu, sayang sekali"

"Aku–––" Jungkook menghela napasnya, "aku juga sayang, ibu" Katanya, Hana tersenyum lebar dengan air mata yang ikut mengaliri pipinya. Ia kembali membawa Jungkook ke dalam pelukannya.

Taehyung yang sejak tadi berada di ambang pintu tersenyum lega, berharap setelah ini hubungan antara ibu dan anak di hadapannya akan jauh lebih baik.







Love
Ad💜


||

Huh, legaaaaa...
Tetap sehat semuanya, have a nice day!

Pasusu √ tk.Where stories live. Discover now