Mas Tua!!-22

Mulai dari awal
                                    

"Ini koper bodoh, bukan tas geret."

"Oh. Jadi mau kemana?"

"Mau pergi seminggu, makanya kalau saya bicara tuh dengerin jangan jadi pajangan aja tuh telinga."

Onah mendengus. "Sekalian aja selamanya."

"Kalau kamu mau jadi perawan tua sih nggak apa-apa."

"Mana ada?"

"Ada. Lagian juga kamu gak menarik, si kembar depan kecil, kembar belakang rata. Apa yang mau dibanggakan."

"Belum liat aja sih. Kalau udah liat pasti ketagihan." Tantang Onah.

"Udah ah saya pamit, titip anak saya dan rumah saya. Makanan dikulkas banyak di laci dekat kulkas ada blackcard."

Setelah itu Bagus meninggalkan Onah untuk seminggu lamanya.

Yang mencari dimana dan kemana Dito? Ia masih tidur. Sebab Bagus datang kerumah Onah jam 3 pagi.

Saat ini Onah melanjutkan tidurnya. Berjalan ke kamar tamu yang disediakan Bagus tadi. Onah takjub dengan ukuran kamar tamu dirumah Bagus ini luasnya hampir kaya rumah Onah seluruh nya, pantas saja hartanya tidak akan habis 14 turunan, sultan mah emang beda.

"Masya Allah nikmat benar nih kamar," Syukur Onah. "Apa lagi kamar mas ganteng kali ya, pasti nikmat banget."

Onah membaringkan diri di ranjang empuk itu. Perlahan Onah memejamkan matanya.

"Gue mah yakin pasti tetangga dangdutan juga gak bangun, kasurnya empuk gini." Setelah itu Onah telah memasuki alam mimpi. Entah mimpi indah atau buruk yang pasti Onah lupa berdoa saat memejamkan matanya.

***

Adzan dzuhur telah berkumandang, Bagus gelas sampai di Bandung, ia akan mengisi seminar nanti sekitar jam 2 siang. Selain dosen, Bagus juga bekerja sebagai pengusaha. Banyak pasang mata yang memperhatikan Bagus, ada yang menatap penuh tertarik, kagum, sampai seperti memuja. Bagus sudah biasa akan hal itu.

Drrt drrt drrt

Desi is calling...

"Bagus kok kamu gak main-main ke apartemen ku lagi sih," Rajuk wanita disebrang sana.

"Sibuk."

"Ih Bagus mah. Aku kan nungguin kamu, kenapa gak ada waktu buat aku sih?" Manjanya.

"Berapa?"

"500 juta aja. Aku mau perawatan dan shopping."

Tutt tuut

Bagus mengakhiri telepon nya.

Selalu saja mengincar hartanya. Tapi, Bagus tetap mentransfer wanita itu karena ini untuk yang terakhir kalinya. Bagi Bagus jika sudah meminta pasti akan diwujudkan bahkan menjadi yang terakhir saat berhubungan. Gila saja. Cari uang itu capek, lelah, wanita itu cuma buka selangkangan saja dapat uang, terlalu bodoh.

****

Dito telah berada didapur dan melihat ada beraneka macam masakan. Dirinya bertanya-tanya karena tidak ada Papi nya otomatis meja makan tidak ada masakan, ada beberapa masakan yang tidak asing dan setelah ia mencicipi, Dito tahu siapa yang memasak. Ternyata cara nya perlahan berhasil membuat Onah dan Papinya dekat.

"Ibu?" Panggilnya

Dito berjalan menuju ruang tamu dan melihat televisi menyala. Semakin dekat Dito yakin kalau itu memang Onah.

"Bunah udah lama disini?" Tanyanya melihat Onah sedang nyemil.

"Siapa bunah?"

"Ibu onah," Tangan Dito meraih toples keripik.

"Oh. Udah dari jam 5 disini."

"Lah pagi banget, emang Papi jemput jam berapa?"

"Tiga."

"Heh, udah kayak mau sholat tahajjud tuh abon."

Onah menoleh ketika acara itu iklan. "Abon?"

Dito mengangguk sambil memakan keripik. "Iya kan brewok nya udah kayak abon."

Sontak kalimat Dito membuat Onah tertawa terbahak sampai air liur dan keripik yang di kunyah nya berhamburan.

"Jorok bangat bunah. Bersihin tuh nanti Papi marah kalau ada sisa-sisa noda." Perintah nya. "Dito mau mam dulu."

Onah menghembuskan nafasnya. Tidak anak tidak Papi sama-sama tukang paksa dan tukang perintah.




Tbc

Publish, 22 November 2020

Kritik dan sarannya dongg. Ayolah kasih...

Vote dan komentarnya

Salam sayang

Nur Apni

Mas Tua!! (SELESAI-Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang