Reverie

7.6K 1.7K 436
                                    

Mutannya balik buas berhadapan dengan Regi--tapi kenapa dengan Vincent..

Kuturunkan pandangan ke lantai, berusaha cepat mengira-ngira.

Aku tidak mengerti!

Jelas mutannya kemarin tetap menyerang walau ada Vincent juga-

Bukannya ini mutan yang mengejar Pierre-Archibald? Mungkin berbeda-

Tapi-ketika Pierre Archibald berhasil masuk gorong-mutannya kan beralih juga mengejar kami-

Lalu apa yang membuatnya berbeda?!

GRAAAAKH!

"DIAM!DIAM!"
Regi balas meneriaki mutan dengan percuma.
"Makhluk ini takkan berhenti-"
Tekannya menolehi kesekitaran sambil memegangi kacamata night vision yang menggantung di lehernya bersiap ingin memakainya lagi.
"Tinggalkan saja dulu makhluk ini sementara-"

Perhatianku balik pada kacamata night vision dileher Regi.

Bukankah kami kemarin juga terus pakai helm pelindung Uncle Cyril-

Kuliriki Vincent yang masih mengamati mutan itu dalam diam.

"Aku tetap bisa melihat Luce, walau dalam gelap--"

"Oh God-"
Gelengku, teringat ucapannya sendiri sewaktu mati lampu di kapal Aegis.
"Aku mengerti kenapa-"

Archibald disusul Komander Pride serta Komandan Leonid pada akhirnya balik masuk ruangan. Pandangan horror mereka langsung sama-sama jatuh pada jasad Karev dilantai.

"Godpodi! Karev-"
Jerit Komandan kapal ini melesat menghampiri jasad Karev bersama semua tentara bawahannya, sedangkan Komander Pride dengan wajah sama syoknya terhenti ditempatnya matanya tertuju bergantian pada empat tentara 'Aviornya' seakan berkata 'apa lagi yang telah kalian lakukan?!"

Pierre terlihat akan segera menjelaskan sesuatu tapi malah kembali menutup mulut. Regi yang tahu-tahu bergeser ke depanku dan membuka mulutnya.

"It was my fault, Komander."
Akuinya begitu saja sampai membuatku tercengang menatapi belakang kepalanya.
"Tak seharusnya saya meninggalkan mereka dibelakang- Mutan itu menggapai Mr. Karev. Dua Malstroms dan Lucian disini hanya berusaha menolong namun terlambat. Ia tergigit dan berubah hingga saya melancarkan tembakan supaya tak menyerangi mereka- Jadi seluruhnya itu memang salah saya- Bukan dua Maltroms apalagi Lucian-"

"EHM-"
Aku bergeser cepat dari punggung Regi, memperlihatkan diri.
"Bukan salah dia Komander Pride!"
Kuberanikan membantahinya.
"Sebenarnya ini salah saya. Saya yang menyuruhnya pergi duluan-"

"Tidak, itu bukan salah mereka."

Perhatian kami semua jadi pindah ke Pierre.

"Itu-"
Pandangan tertunduknya perlahan menggulir padaku dan Regi. Diplototinya kami sekilas sebelum menjelaskan pada Komander.
"Itu merupakan salahku-juga."
Tambahnya, kedua tangannya mengepal disisi tubuhnya, mencurahkan pengakuan dengan suara tercekat tak ikhlas.
"Aku-Komander-yang masih penasaran ingin melihat mutannya sehingga mereka ikut menemani-"

"Alright, Listen."
Archibald sedang memutar bola matanya keatas ketika Komander memutus.
"RJ, kau tetap tinggal disini, untuk membantu Archibald-"

"Komander! Aku tak perlu bantuan-"

"Stewart! Billy!"
Komander memotong protes Archie dengan tangan menunjuki dua tentara bersenjata Aegis terdekat yang langsung menegakkan diri datang menghampiri.
"Bawa Mr Pierre dan Vincent serta Lucian kembali ke kabin kamar mereka. Pastikan mereka kembali tanpa halangan oleh penumpang lain dikapal! Mengerti?!"

RED CITY : ANNIHILATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang