Turn

4.6K 1.2K 743
                                    

Bukannya dilepas malah jadi semakin erat pegangannya pada pergelangan tanganku.

"Dengar! seharusnya aku memberitahumu lebih awal tentang mereka ini, Luce! Mereka yang berniat buruk- jadi setidaknya kau ada bersiap. Mereka sudah lama mengawasimu-"

"Aku sudah tahu-- dan itu bukan salahmu," Tekanku lagi.
"Ini sungguh bukan salahmu! Kau tak perlu me-"

"Lucian please hurry! Lucian!"

Pandangan kami sama-sama jatuh pada layar jam tanganku yang menyambung suara memohon Uncle Cyril.

"You need to move there now!"

Aku balik menatap Kapten Ryan, dan bisa melihat sorot matanya yang jelas takkan mau melepasku keluar.

Karena waktu sudah semain mendesak dan takkan mungkin sekali aku mendorongnya, mau tak mau aku jadi mengeluarkan sedikit kebohongan.
"Aku harus pergi sebentar dulu."
Mulaiku lagi.
"Lagipula Reginald ada diluar sana juga, dia akan khawatir jika aku lama tak kembali-"

Dan benar saja, mendengar nama atasannya dulu membuatnya terbelalak.

"Dia ada diluar sana juga?! Jadi kau dan dia-

"Iya."
Buru-ku.
"Dia diluar sana!"
Aku tersenyum penuh yakin , bahkan menatap matanya lurus-lurus ketika mengucapkan kebohongan.
"Menungguku saat ini bersama banyaak sekali personel tentara lain."

Menunggu , tapi dalam jarak ribuan kilo di sana.

Fokus Kapten berlalu ke jendela di belakangku diikuti wajah tegangnya setidaknya sedikit merileks

Aku melanjutkan.
"Nanti aku akan minta bantuan mereka-"

"Baiklah."
Ia mengangguk-angguk. Ada setitik kelegaan menyusupi matanya.
"Tapi tetap hati-hati ya Luce, jangan sampai kau lengah walau-"

"Iya tentu saja."
Potongku cepat. Tak tega melihat betapa mudah percayanya Kapten terhadap diriku dan kakakku.
"Aku akan berhati-hati."

"Dan kalau bisa,"
Ia meremas pundakku
"Kalau bisa nanti, setelah kita berhasil pergi dari sini, bisakah aku minta waktumu sebentar saja untuk berbicara berdua- hanya sebentar saja-"

"Oke."
Responku cepat sambil melirik layar jam tangan yang menampilkan request settings perubahan telepon biasa jadi Video call dari Uncle.
"Oke baik."

"Lucy-Lucy-"
Panggil Kapten Ryan kembali membuatku balik mendongak padanya.
"Aku berniat untuk menjelaskan sebenarnya apa yang ada di pemikiranku ini tentangmu-"

"Pemikiran?
Aku mengerenyit.
"Pemikiran apa?"

"Perasaan -maksudku perasaanku padamu--walau aku sadar sudah terlambat-"

"Lucian? Are you moving now?"

Kapten jadi terhenti berbicara.

Kami pun hanya terdiam saling berpandangan.

"Please keep your promise to this mission Lucian-"

"Okay- okay Uncle! Aku akan segera bergegas!"
Balasku dengan menggeleng.

Kutatap lagi Kapten Ryan lurus-lurus.
"Aku juga ingin menceritakan banyak hal padamu. Banyak sekali! Dan kau tak perlu sampai request waktu begitu padaku. Kau bebas berbicara padaku kapanpun nanti."

.

.

.

.

.

.

.

.

RED CITY : ANNIHILATION Where stories live. Discover now